Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melepas Rindu pada Solo di Angkringan Pak Djo

Kompas.com - 22/04/2014, 08:50 WIB
Kontributor Travel, Sri Noviyanti

Penulis

KOMPAS.com - Ratna Minakawati, malam itu terlihat sibuk. Mimi, biasa ia disapa tengah menunggu pengunjung selesai mengisi piring kosong dengan sate-sate lauk yang ditata di sisi depan warungnya, tepat dekat pintu masuk. Sate usus, ceker, kikil, telur puyuh, sosis beserta goreng-gorengan tempe dan tahu tersedia di sana tak lupa mereka memilih nasi yang akan disantap.

Biasanya tak lama, pengunjung selesai mengisi penuh piringnya, lalu piring itu diberikan padanya untuk dihangatkan di atas tungku arang. Tak lama, ia kembali menyambangi meja-meja tempat pengunjung menunggu. Sambil lahap menikmati sajian Angkringan Pak Djo, pengunjung biasanya sedikit terlibat obrolan ringan dengan Mimi, tentunya dengan bahasa Jawa. Perawakan wanita Solo yang sedikit pendiam dan malu-malu melekat pada dirinya. Tutur katanya sopan.

Begitulah kesibukan Mimi sehari-hari, separuh harinya selalu habis di warung ini, Angkringan Pak Djo. Sejak dibuka tiga bulan lalu, tempat ini memang menjadi salah satu tempat favorit warga di kawasan Citra Grand Cibubur. Tempat yang nyaman serta menu yang variatif membuat para pengunjung senang jajan dan menghabiskan waktu di sini.

Jangan terkecoh dulu dengan namanya. Pak Djo, menurut Mimi, berasal dari nama ayahnya yang telah lama meninggal dunia. “Untuk mengenang saja, toh namanya Jawa sekali kan? Tepat untuk angkringan,” ucapnya tersipu.

KOMPAS.COM/SRI NOVIYANTI Angkringan Pak Djo
Mimi sengaja membuat angkringan ini sedikit berbeda dengan angkringan pada umumnya yang berbentuk gerobak, tempat yang sempit, lampu yang remang serta tikar lesehan. Ia memberi kelas pada angkringannya. Angkringan Pak Djo luas, cukup mendapat terang cahaya lampu, meja dan bangku tertata rapi, sedang lesehan masih ada tetapi dilengkapi dengan bantalan duduk berukuran dua kali dua jengkal yang cukup membuat nyaman.

Di sudut belakang ada zona bermain anak di mana disediakan beberapa mainan seperti congklak serta ayunan rotan berbentuk kuda serta meja dan kursi berukuran kecil untuk anak. Selain itu angkringan ini sudah difalisitasi wifi.

“Orang biasanya yang datang ke sini keluarga, memang tak seperti angkringan biasanya yang banyak anak muda. Mereka ke sini biasanya karena rindu dengan Solo. Ini bukan kata saya, tapi kata mereka,” ujar Mimi malam itu.

Mimi mengaku, dirinya seperti sengaja membawa Solo ke Jakarta melalui angkringan miliknya. “Bukan becanda, beberapa bahan baku makanan dan minuman memang saya datangkan langsung dari Solo,” ujarnya pelan.

Ia izin beberapa saat, lalu kembali dengan dua piring berisi sate kikil dan sosis kriwil. Ini lah menu favorit di sini. “Harus dicoba, pengunjung bilang kikil saya KW 1,” ucapnya sambil memberi senyum.

KOMPAS.COM/SRI NOVIYANTI Angkringan Pak Djo.
Maksud KW 1 adalah kikil didatangkan langsung dari Solo. “Ini asli sapi Solo, beda sama sapi sini yang kikilnya seperti kulit tepatnya karet yang agak keras. Kikil Solo lebih lembut, pengunjung saya tahu itu,” ujarnya.

Selanjutnya sosis kriwil, bentuknya menyerupai gorengan. Dadar gulung dari dengan isi daging dibalut kembali dengan tepung yang renyah. Sosis seperti ini menurut Mimi hanya ada di Solo.

Tak hanya dua makanan tadi, makanan kecil yang sengaja dijadikan menu tambahan di tiap meja juga didatangkan langsung dari Solo. Mimi menyebutnya ikan asin layur. Sedang minumannya, Mimi menawarkan syaa untuk mencoba the yang lagi-lagi ia datangkan dari kota yang dikenal dengan pusatnya budaya Jawa tersebut.

“Beberapa makanan ini susah kalau dicari di sini, mungkin memang adanya hanya di Solo. Itulah mengapa alasan pengunjung kalau ke sini adalah karena rindu dengan Solo. Selain asli dari sana bagaimanapun saya harus mempertahankan rasanya juga agar konsisten,” terangnya.

Untuk segala kenyamanan dan makanan yang lezat di Angkringan Pak Djo ini, ternyata Mimi tak mematok harga mahal. “Harganya masih standar angkringan, lauk yang paling mahal ya kikil ini Rp 12.000,” ujarnya lagi.

KOMPAS.COM/SRI NOVIYANTI Mainan anak-anak di Angkringan Pak Djo.
Selain nyaman, tempatnya menyenangkan, juga ramah di kantong. Apalagi, Angkringan Pak Djo tak hanya buka di malam hari. Angkringan sudah buka pukul tujuh pagi, dengan menu yang berbeda.

“Untuk pagi kita sediakan kupat sayur dan nasi liwet, lalu tutup pukul dua. Nah jam lima kita buka lagi dengan menu utama nasi kucing. Silakan saja datang, siang malam kalau rindu dengan Solo, kami siap mengajak Anda ke Solo dengan merasakan menu di angkringan ini,” katanya.

Malam semakin panjang, sedang angkringan semakin ramai padahal di luar masih gerimis. Sisa hujan sejak siang ternyata tak membuat Angkringan Pak Djo sepi pelanggan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com