"Kami tetap memberikan layanan 'pakuwon' kepada masyarakat yang akan mencari hari baik untuk menggelar hajatan seperti pernikahan, mendirikan rumah, dan lain-lain," kata Sekretaris Komite Museum Radya Pustaka, ST Wiyono kepada wartawan di Solo, Senin (28/4/2014).
Layanan 'pakuwon' (seperti perhitungan perbintangan Jawa) di Museum Radya Pustaka dibuka seminggu dua kali yaitu pada Selasa dan Kamis. "Memang dibuka setiap hari, tetapi karena keterbatasan tenaga sekarang seminggu hanya dibuka dua kali saja," katanya.
Menyinggung mengenai penarikan retribusi dalam layanan 'pakuwon', ia mengatakan, masalah ini belum ada aturannya sehingga sifatnya masih sukarela. "Masalah itu sukarela karena memang belum ada aturannya dan sekarang ini setiap buka ada empat sampai lima orang yang meminta jasa ini," katanya.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Pemkot Surakarta, Eny Tyasni mengatakan soal penarikan retribusi, pihaknya masih belum mengetahui karena belum ada payung hukumnya.
"Coba nanti akan cek dulu mengenai ini bagaimana aturannya yang jelas, agar nanti semua juga enak dan berjalan lancar, baik pengelola maupun yang meminta pelayanan jasa itu," kata Eny.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.