Inilah Lara Djonggrang, sebuah restoran mewah yang namanya terinspirasi dari cerita legenda Indonesia. Patung Lara Djonggrang terlihat saat pengunjung akan memasuki pintu masuknya.
Ketika masuk, pelayan yang ramah dan berlogat Jawa akan langsung menghampiri. Bila sudah melakukan reservasi mereka akan mengantarkan pengunjung ke meja yang sudah ditandai dengan daun besar segar yang dituliskan nama pemesan. Setelah itu mereka akan memberikan buku menu.
“Tradisi di sini, setelah pengunjung memesan makanan, maka pelayan akan menawarkan diri untuk mengajak pengunjung berkeliling gedung, melakukan perjalanan singkat sambil berkisah mengenai sejarah. ini lah cara mereka menjamu pengunjung saat menunggu makanan siap disajikan. Jadi mau diantar untuk berkeliling?” tawar PR Tuguhotels, Exotic Spas & Restaurants, Rosiany T. Chandra.
Kami memulainya dengan mengunjungi Ruang Soekarno. Ruangan dengan sematan nama Presiden RI pertama tersebut cukup luas. Menurut Sian, Lara Djonggrang memiliki beberapa ruangan pribadi seperti ini yang memungkinkan dapat dipakai saat rapat kecil atau reuni.
“Di belakang ini ada Bar, La Bihzad Lounge namanya,” ujar Sian.
Berbeda sekali dengan suasana di restoran bagian depan. Di sini warna merah dominan, warnanya sedikit mencolok mata.
Sampai di sini, perjalanan belum selesai, masih ada bagian terakhir. Dari bagian belakang ini pengunjung bisa langsung menuju ke luar restoran. Ruangan yang satu ini sepi, tak seperti keadaan depan ataupun bar tadi. Padahal ini adalah ruangan inti.
“Ini ruangan yang lumayan besar ya. Nama nya Lara Djonggrang,” jelas Sian.
Ruang Lara Djonggrang terkesan klasik, warna lampunya kuning, ada patung-patung Lara Djonggrang juga atap yang dihiasi bayang-bayang wayang diatasnya. Selesai perjalanan singkat tadi, rupanya makanan sudah siap disajikan. Di meja sudah ada piring nasi yang tak biasa, nasinya dicetak menyerupai kepala wayang.
“Ini Arjuna, gabungan nasi uduk dan nasi kuning,” tukas Sian.
Lebih Istimewa dengan Menu Istimewa
Dengan varian menu yang beragam, Lara Djonggrang masih punya beragam menu spesial yang bisa dicoba. Misalnya Royal Tugu Dom Dining, akan mengingatkan pengunjung pada kerajaan Majapahit di masa Raja Hayam Wuruk.
Makanan untuk persembahan raja saat itu adalah makanan khas Jawa hingga Bali, sangat beragam dan disajikan dengan segala kemewahan. Pengunjung yang memesan hidangan istimewa ini akan mendapatan serangkaian prosesi. Para pelayan akan melakukan parade dan upacara sederhana yang disertai dengan tarian-tarian tradisional saat mengantarkan pesanan.
Selain itu, menu andalan Lara Djonggrang lainnya ialah menu Pasar Nelayan Kampung Tugu. Menu ini terdiri dari berbagai hidangan laut seperti lobster, ikan bawal, kerang, dan cumi.
“Ada Pasar Satay yang terdiri dari berbagai jenis sate,” tambahnya.
Sate tersebut ditaruh dalam satu tempat panjang. Isinya sate seafood, ayam, sapi, kambing, dan lilit. Sama seperti Royal Tugu Dom Dining, dua menu ini disajikan dengan banyak pelayan tetapi tanpa arak-arakan dan prosesi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.