Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benny M Tundan, Merangkul Sanggar, Lestarikan Budaya Dayak

Kompas.com - 05/05/2014, 18:11 WIB

Dia bersyukur atas pendampingan para seniman di Palangkaraya, seperti Jhonly Pryadi, Thoeseng, Chendana Putra, S Sua, dan Jimmy O Andin. Melalui pendampingan mereka, Benny bisa memiliki keahlian menggarap tari untuk pertunjukan serta tampil di Bali, Jakarta, dan luar negeri.

Pada April 2006, misalnya, dia tampil di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta. Bulan Juli 2006, dia mengikuti Festival Tari Universiti-Universiti Borneo di Sarawak, Malaysia. Pada Maret 2011, Benny bersama tujuh penari lain meraih juara kedua dalam Carnaval International de Victoria di Republik Seychelles.

Komunitas

Tari garapan yang dibuat Benny antara lain tari Hatangku Hakangkalu, tari Mandehen Kapakat, dan tari Kahanjak Atei. Tari Hatangku Hakangkalu berkisah tentang semangat kebersamaan masyarakat adat Dayak di Kalteng dengan mengangkat simbol-simbol aktivitas kehidupan masyarakat.

”Tari Mandehen Kapakat menyimbolkan nilai heroik, keyakinan teguh, dan kepribadian yang kuat. Sementara tari Kahanjak Atei menyimbolkan sukacita dan ungkapan syukur kepada Tuhan,” kata Benny, yang antara lain pernah mengikuti workshop Penataan Tari Tradisi dan Musik Tradisi dari Fakultas Seni Pertunjukan Institut Kesenian Jakarta di Palangkaraya, April 2010.

Selain itu, dia juga membuat komunitas musik daerah dan komunitas kerajinan tangan atau hasta karya dari kulit pohon nyamu. Kerajinan tangan itu berupa miniatur simbol-simbol kegiatan sehari-hari masyarakat Dayak, seperti berladang, mendulang emas, replika pohon batang garing (kehidupan), dan rumah betang. Kerajinan itu dijual dengan harga Rp 50.000-Rp 75.000 per unit.

Dia berharap, dengan kerja sama semua pihak, seni budaya suku Dayak tetap lestari. Harapan itu senada dengan moto Benny dalam berkarya, yakni mamangun betang karuhei tatau menggetu bunu panjang yang artinya bersatu, berpadu, dan bersama menghadapi tantangan untuk membangun kehidupan. (Megandika Wicaksono)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com