Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Solusi untuk Destinasi Wisata agar Tahan Perubahan Iklim

Kompas.com - 06/05/2014, 09:49 WIB
Kontributor Travel, Sri Noviyanti

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com –  Kabar baik untuk industri pariwisata Indonesia memasuki tahun-tahun dengan cuaca dan iklim yang berubah-ubah seperti saat ini. Pasalnya,  sudah ada solusi untuk mengantisipasinya. Proyek Suistainable Tourism through Energy Efficiency with Adaptation and Mitigation Measures (STREAM) atau Pariwisata Berkelanjutan dengan Energi Efisiensi Melalui Kegiatan Adaptasi dan Mitigasi didaulat menjadi jalan keluar untuk destinasi wisata dalam mengantisipasi perubahan iklim. Bekerja sama dengan United Nations World Tourism Organization (UNWTO), Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mulai menjalankan proyek ini.

“Proyek ini adalah bagian dari International Climate Initiative yang didukung oleh Kementerian Jerman untuk lingkungan hidup, konservasi alam, bangunan dan keselamatan nuklir yang mengadopsi pendekatan global dalam mengembangkan pariwisata rendah karbon,” ujar Marcio Favilla, Executive Director for Operational Proggrammes and Institutional Relation dalam konferensi pers di Hotel Sari Pan Pasific, Jakarta, Senin (5/5/2014).

Kawasan wisata Pangandaran, Jawa Barat sejak 2011 hingga April 2014 sudah menjadi model proyek ini. “Masih ingat dengan tsunami di tahun 2006? Dampaknya membuat kawasan wisata Pangandaran rusak dan saat itu kami terima kerja sama atas berjalannya proyek UNWTO tahun 2007 hingga 2010 untuk perbaikan-perbaikan destinasi wisata ini,” ungkap Dirjen Pengembangan Destinasi Wisata, Firmansyah Rahim.

Revitalisasi kawasan wisata ini nyatanya berdampak pada kunjungan wisatawan ke Pangandaran. “Sebelum diperbaiki, kunjungan wisatawan menurun hanya sekitar 250.000 hingga akhirnya data hingga tahun ini ialah 1.500.000 wisatawan yang datang. Tentu saja ini tak lepas dari campur tangan masyarakat lokal dalam menjaga dan menerapkannya. Kalau kami di pemerintah pusat mendukung tapi tak disambut baik tentu menjadi percuma,” kata Firmansyah.

Firmansyah melanjutkan bahwa salah satu pencapaian proyek ini adalah pelaksanaan kegiatan efisiensi energi serta energi terbarukan di hotel dan restoran serta pengembangan perangkat lunak perencanaan rendah karbon yang dapat membantu pengembangan pariwisata rendah karbon di kawasan Pangandaran. Realisasinya meliputi penggantian teknologi lampu CFL dengan LED, pendingin udara berteknologi inverter, penggantian refrigerant pendingin udara dengan refrigerant hidrokarbon, pemasangan sensor pintar dan Solar Water Heater untuk mengganti pemanas air bertenaga listrik dan gas.

“Dalam proyek ini juga dilaksanakan program rehabilitasi secara komprehensif untuk memulihkan ekosistem mangrove dan terumbu karang di Pangandaran. Lebih dari 1.400 fragmen karang dan 38.000 pohon mangrove telah berhasil ditanam dengan tingkat daya tahan hidup yang tinggi,” ujarnya.

Kemenparekraf mengharapkan agar proyek STREAM menjadi percontohan dalam penerapan destinasi rendah karbon serta dapat direplikasikan ke destinasi pariwisata lainnya.

Hal tersebut diamini oleh Marcio Favilla, di mana perubahan iklim bukanlah kejadian sesaat melainkan fenomena yang telah memengaruhi sektor pariwisata. "Melihat hasil yang dicapai oleh STREAM, menjadi jelas bahwa proyek ini adalah contoh yang sangat baik bagaimana pariwisata dapat menjadi sarana efektif untuk menghadapi perubahan iklim, melindungi sumber daya alam sekaligus mengarahkan pengembangan secara inklusif bagi masyarakat lokal dan kerja sama lintas sektor yang baik,” katanya.

Untuk itulah sebagai kelanjutan program pada 2014, STREAM akan melakukan program untuk mendorong perubahan perilaku wisatawan atau tamu hotel agar berlaku ramah lingkungan selama mereka tinggal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com