Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/05/2014, 10:54 WIB
EditorI Made Asdhiana
MUNTOK bukan kota kecil biasa. Kota di sisi paling barat Pulau Bangka ini punya sejarah panjang yang pernah mengantar namanya dikenal di seantero mancanegara. Perjalanan ke Muntok adalah menapak tilas kemegahan masa lalu.

Muntok bisa dicapai dalam tiga jam perjalanan darat dari Pangkal Pinang, ibu kota Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Perjalanan menempuh jarak sekitar 135 kilometer antara Pangkal Pinang dan Muntok itu menyuguhkan pemandangan khas Pulau Bangka. Jalan mulus selebar 6 meter, sesekali berkelok, tak banyak menanjak. Di tepi jalan, berjajar kebun kelapa sawit, karet, dan lada, diselingi hutan atau padang bersemak bekas tebangan pepohonan.

Pemandangan kebun itu kerap berganti deretan rumah—sebagian besar tembok—berhalaman luas. Keunikan Bangka adalah ”kolong”, semacam danau bekas galian timah, yang masih terlihat di tepi jalan menuju Muntok. Di kolong yang tak berair jernih itu, ada orang mandi juga mencuci pakaian atau sepeda motor.

KOMPAS/WISNU WIDIANTORO Salah satu sudut Muntok.
Matahari masih bersinar terik ketika kami tiba di Muntok. Pusat keramaian di area Pasar Lama bisa jadi tujuan pertama. Di situ, pasar, masjid, dan kelenteng berdampingan dalam harmoni. Ketua Komunitas Kota Pusaka Muntok Chairul Amri Rani mencatat, Masjid Jami’ dibangun pada 1770 dan direnovasi pada 1883. Sementara Kelenteng Kong Fuk Miau di sebelahnya pun sudah berumur lebih dari 200 tahun.

Dua bangunan tua yang berdampingan itu membuktikan sejarah panjang akulturasi pribumi Melayu, etnis Tiongkok, dan Arab yang sejak mula melatari terbentuknya Kota Muntok. Sejarah Muntok diawali ketika Ratoe Mahmoed Badaroeddin, putra Sultan Palembang, berlindung di Johor karena terlibat sengketa takhta Kesultanan Palembang pada 1714.

Riwajat Poelau Bangka Berhoeboeng dengen Palembang karya Raden Achmad dan Abang Abdul Djalal pada 1925 dan 1939 menyebutkan Mahmoed Badaroeddin menikahi Zamnah, putri bangsawan Melayu-Tiongkok bernama Entji’ Wan Abdul Djabar dari Pulau Siantan. Ketika Mahmoed Badaroeddin menguasai takhta Kesultanan Palembang pada 1724, Zamnah pun jadi permaisuri. Sultan kemudian membangun negeri baru di Muntok, Pulau Bangka, dan menempatkan keluarga besar istrinya dari Siantan di kota baru itu.

KOMPAS/WISNU WIDIANTORO Gedung kantor pusat PT Timah di Muntok, Bangka Barat, Bangka Belitung, yang sekarang dijadikan Museum Timah.
Muntok berikutnya berkembang pesat sebagai kota pelabuhan. Dua komoditas penting, yakni timah dan lada, diperdagangkan dari pelabuhan Muntok hingga ke mancanegara. Muntok juga menjadi ibu kota Karesidenan Bangka-Belitung hingga 1913 ketika ibu kota kemudian dipindahkan ke Pangkal Pinang.

Foto udara

Sejak November 2013, kota ini memiliki etalase yang bisa membawa pengunjung di kota itu sejenak kembali pada kemegahan masa lalu Muntok. Etalase itu adalah Museum Timah Muntok. Bangunan yang disulap menjadi museum ini semula merupakan kantor Banka Tin Winning (BTW), perusahaan tambang timah milik pemerintah kolonial Belanda. Bukan sebatas eksotika arsitekturnya saja yang menawan. Menyusuri satu ruang pamer ke ruang pamer lain di penjuru gedung ini juga memberi pengalaman menarik.

Foto-foto udara jepretan tahun 1931, misalnya, terpampang di museum ini, menunjukkan gedung yang dibangun pada 1915 ini di masa lalu adalah bagian dari kluster Eropa nan megah di Kota Muntok. Sumber lain, The Hybrid Architecture of Colonial Tin Mining Town of Muntok karya Kemas Ridwan Kurniawan (Penerbit Universitas Indonesia, 2013) berdasarkan foto udara koleksi KITLV, Leiden, juga menggambarkan kluster ini begitu indah. Gedung BTW, gedung residen, dan Societeit Concordia dalam kluster itu berpagar Taman Wilhelmina dan Taman Juliana.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Daftar 25 Maskapai Penerbangan Terbaik di Dunia 2023

Daftar 25 Maskapai Penerbangan Terbaik di Dunia 2023

Travel Update
Nonton Indonesia Vs Argentina di GBK, Bisa Sambil Nongkrong di 4 Spot Ini

Nonton Indonesia Vs Argentina di GBK, Bisa Sambil Nongkrong di 4 Spot Ini

Jalan Jalan
Bakal Ada Diskon Harga Tiket Pesawat 40 Persen ke Indonesia Timur

Bakal Ada Diskon Harga Tiket Pesawat 40 Persen ke Indonesia Timur

Travel Update
Lampung Siap Gelar World Surf League Krui Pro 2023

Lampung Siap Gelar World Surf League Krui Pro 2023

Travel Update
Kunjungan Wisman Tahun Ini Capai 53 Persen Angka pada 2022

Kunjungan Wisman Tahun Ini Capai 53 Persen Angka pada 2022

Travel Update
Surakarta dan Depok, Wakil Indonesia di Jejaring Kota Kreatif UNESCO

Surakarta dan Depok, Wakil Indonesia di Jejaring Kota Kreatif UNESCO

Travel Update
10 Tips untuk Perempuan Pendaki Pemula, Mulai dari Medan yang Ringan

10 Tips untuk Perempuan Pendaki Pemula, Mulai dari Medan yang Ringan

Travel Tips
Arca Ganesha yang Hilang di Puncak Gunung Bromo Sudah Diganti Baru

Arca Ganesha yang Hilang di Puncak Gunung Bromo Sudah Diganti Baru

Travel Update
Harga Tiket Terbaru Pendakian Gunung Prau via Dieng Tahun 2023

Harga Tiket Terbaru Pendakian Gunung Prau via Dieng Tahun 2023

Travel Tips
Pengelolaan Candi Borobudur Akan Akomodasi Fungsi Religi dan Wisata

Pengelolaan Candi Borobudur Akan Akomodasi Fungsi Religi dan Wisata

Travel Update
Rute ke Pantai Sadeng dari Wonogiri, Jalannya Sudah Berbeda Jauh

Rute ke Pantai Sadeng dari Wonogiri, Jalannya Sudah Berbeda Jauh

Travel Tips
Jalan-jalan di Kota Solo, Kini Bisa Naik Becak Wisata

Jalan-jalan di Kota Solo, Kini Bisa Naik Becak Wisata

Hotel Story
Daftar 20 Destinasi Wisata Halal Terbaik di Dunia 2023, Ada Indonesia

Daftar 20 Destinasi Wisata Halal Terbaik di Dunia 2023, Ada Indonesia

Travel Update
Pantai Sadeng Gunungkidul yang Unik, Berada di Muara Bengawan Solo Purba

Pantai Sadeng Gunungkidul yang Unik, Berada di Muara Bengawan Solo Purba

Jalan Jalan
Sering Dianggap Lemah, Perempuan Ternyata Tak Kalah Jago dalam Pendakian

Sering Dianggap Lemah, Perempuan Ternyata Tak Kalah Jago dalam Pendakian

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+