Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seha, Harmoni Alam Kalbar

Kompas.com - 08/05/2014, 12:33 WIB
KALIMANTAN, termasuk Kalimantan Barat, dikenal dengan keindahan alamnya. Provinsi seluas 1,13 kali Pulau Jawa itu memiliki beragam pesona wisata, salah satunya wisata alam Seha di Dusun Asong Palan, Desa Aur Sampuk, Kecamatan Sengah Temila, Kabupaten Landak.

Kawasan wisata alam Seha seluas sekitar 30.000 hektar. Sebelum tahun 2000, Seha lebih dikenal sebagai lokasi yang angker karena sering menjadi tempat penemuan mayat korban pembunuhan. Kawasan itu juga dipercaya dihuni makhluk halus meski pemandangan hutannya hijau dan rimbun.

Selepas tahun 2000, kawasan Seha mulai sering dikunjungi wisatawan. Tahun 2011, Seha mulai digarap serius menjadi obyek wisata oleh warga sekitar yang sadar akan potensi itu.
Obyek wisata di Seha adalah kawasan Talaga dan Bukit Ramarape.

Air terjun

Untuk menelusuri wilayah Talaga, pengunjung harus berjalan kaki melalui lembah dan tanjakan. Sepanjang jalan juga penuh dengan bebatuan berukuran kecil dan besar.

Di kawasan Talaga terdapat berbagai obyek wisata, seperti Air Terjun Anter dan Malancar. Ketinggian Air Terjun Anter sekitar 5 meter. Air terjun Malancar setinggi sekitar 15 meter. Jalanan untuk mencapai lokasi kedua air terjun itu menanjak, cocok bagi yang suka bertualang. Jarak dari jalan utama Dusun Asong Palan menuju kedua air terjun itu sekitar 4 kilometer.

Obyek wisata lain adalah Goa Jinggan. Goa Jinggan berjarak sekitar 2 kilometer dari jalan utama Dusun Asong Palan dan terletak di puncak Bukit Talaga. Diameter Goa Jinggan lebih kurang 2 meter, sedangkan kedalamannya sekitar 2 kilometer. Goa itu menembus dua bukit dan pintu keluarnya disebut warga sekitar sebagai ”pintu hantu”.

Goa Jinggan pernah digunakan mahasiswa Universitas Tanjungpura, Pontianak, sebagai lokasi panjat tebing pada 2012. Ketinggian goa itu menantang, yakni berkisar 30-50 meter.

Sekitar 1 kilometer dari Goa Jinggan, pengunjung bisa melihat Asahan Ngayau yang sepintas hanya bongkahan batu. Namun, di balik batu itu ada kisah yang membuat hati miris. Konon, pada masa ngayau (mencari kepala sesama subsuku Dayak), batu itu dipakai untuk mengasah senjata yang dipakai untuk memenggal kepala.

Sekitar 1 kilometer dari Asahan Batu ada tangga batu berjumlah tujuh tingkat yang konon menjadi lokasi untuk berdoa oleh warga pada masa lalu. Di puncak tangga ada Tanah Patunuan, tempat membakar jenazah pada zaman dahulu. Pada masa lalu, jenazah harus dibakar agar kepalanya tak diambil oleh ngayau.

Di lokasi itu juga terdapat meriam kecil dari batu dengan panjang sekitar 50 sentimeter dan diameter sekitar 20 sentimeter. Pada masa lalu, meriam itu dipuja oleh warga sekitar. Saat ini, pada bulan Mei, warga masih melakukan ritual terkait meriam itu sebagai warisan, bentuk komunikasi dengan alam semesta.

Di kawasan Talaga juga tersaji buah-buahan khas Kalbar, seperti mentawa (nangka dengan daging buah berwarna oranye) dan durian. Ada juga anggrek hutan Kalimantan dan bunga seperti bunga sakura yang disebut warga sekitar sebagai pengujam. Saat mekar, bunganya berwarna merah kekuningan.

Bukit Ramarape

Lokasi wisata yang kedua adalah kawasan Bukit Ramarape. Di wilayah ini ada kekhasan berupa obyek wisata yang mendaki. Di Bukit Ramarape ada lokasi untuk olahraga off-road.
Tahun 2012 pernah digelar off-road di lokasi itu yang diikuti peserta dari Kalbar dan Jawa. Panjang lintasan off-road sekitar 3 kilometer dengan medan yang terjal yang tidak mudah dilalui.

Di Bukit Ramarape juga terdapat satwa khas Kalbar yang nyaris punah, seperti burung burai, kijang, kancil, landak, dan trenggiling. Selain itu, ada juga monyet, tupai, burung kalincau, dan sempidan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com