Juliyan Beatrik (21), salah satu wisatawan asal Yogyakarta, mengaku baru pertama kali ini mengetahui dan mencoba wisata alam sekaligus olahraga tersebut. Bahkan dirinya yang tidak suka berenang ternyata sangat menikmati wisata di Kali Pusur tersebut.
“Saya baru tahu kalau ada riverboarding di Klaten dari teman saya. Saya sebenarnya tidak bisa berenang. Namun asyik sekali tadi riverboarding-nya bahkan ingin mencoba lagi di lain waktu,” ucapnya, saat istirahat di rest area, di Klaten, Sabtu (3/5/2014).
Gadis yang menyukai tantangan tersebut mengaku sangat suka ketika berada di aliran sungai yang banyak batunya. Pasalnya, saat riverboarding dia dapat merasakan keseruan di atas papan riverboarding yang dinaikinya. “Seru saat bisa melenggak-lenggok terbawa arus air yang deras,” jelasnya.
Wisata riverboarding tersebut awalnya dari hobi dari salah satu komunitas pecinta alam, Pasmaja. Namun kemudian berlanjut menjadi wisata yang dikomersialkan. Meskipun baru dimulai 2012 lalu, namun berbagai wisatawan dari luar Klaten tidak sedikit yang telah mencobanya.
Tridoyo Suryo Saputro, salah satu pengurus dari wisata tersebut, mengatakan medan riverboarding di Kali Pusur tersebut tepat diperuntukkan bagi pemula. Pasalnya, kedalaman sungai dan tingkat kesulitan medan yang berbatu tidak membahayakan bagi wisatawan yang baru pertama kali mencobanya.
“Mengarungi sungai dengan board (papan) tidak ada yang membosankan. Selain bermain dengan jeram yang menyenangkan, tamu dapat menikmati pemandangan alam sekitar yang mayoritas masih alami,” jelas pria yang akrab dipanggil Doyok itu.
Meski demikian, tempat tujuan wisata yang tergolong baru di Klaten itu belum terjamah oleh pemerintah daerah. Sebagai salah satu pencetus dari wisata tersebut, Doyok mengharapkan pemerintah dapat memperhatikan, terlebih mempromosikan wisata tersebut.
“Setidaknya pemerintah mau ikut memperkenalkan wisata ini meski tergolong baru di Klaten. Kalau dibandingkan Sungai Oyo di Gunungkidul, kurang lebih sama medannya. Kali Pusur ini terbilang cukup jernih, namun akan lebih baik lagi jika sampah-sampah tidak dibuang di sini,” katanya.
Selama mengkomersialkan wisata tersebut secara swadaya, Doyok mengaku lebih banyak melayani tamu dari luar daerah dan bahkan sempat wisatawan asing. “Minimal sekali putaran riverboarding enam sampai sepuluh orang. Mereka akan dikawal tiga sampai empat orang ahlinya,” tambahnya.
Sejumlah peralatan bagi pengunjung juga disediakan sebagai bagian dari keselamatan, seperti helm, pelampung, pelindung kali,dan termasuk board-nya. Jika tertarik untuk mencoba wisata petualangan sekaligus olahraga air ini, bisa mencari informasinya ke alamat twitter di @PasmajaRiverboarding. (oda)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.