Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 16/05/2014, 09:23 WIB
|
EditorI Made Asdhiana
MAMASA, KOMPAS.com - Komunitas pabadong atau kelompok seniman yang bertugas mempersembahkan tari dan nyayian kematian untuk menghibur keluarga korban yang berduka di Mamasa, Sulawesi Barat kini makin punah. Untuk mengadakan mabadong sebagai salah satu rangkaian kegiatan rambu solo atau pesta kematian di Mamasa, warga terpaksa menyewa dan dan mendatangkan komunitas pabadong dari Toraja, Sulawesi Selatan.

Puluhan pabadong yang tergabung dalam Komunitas Pabadong Toraja asal Kabupaten Toraja, Sulawesi Selatan ini sedang memainkan tari dan nyanyian kematian yang disebut mabadong di halaman rumah salah satu warga Mamasa, Sulawesi Barat yang tengah menggelar pesta rambu solo atau pesta kematian untuk menghibur para keluraga korban yang tengah berduka karena ditinggalkan salah satu anggota keluarga mereka.

Ritual mabadong menjadi salah satu syarat dan rangkaian kegiatan pesta kematian sebelum jenazah korban dibawa keluarga dan warga kampung secara beramai-ramai ke tempat peristirahatan terakhir. Untuk menggelar ritual mabadong diperlukan minimal 40 pabadong. Setiap gerakan dan ungkapan dalam ritual mabadong ini punya makna tersendiri. Ritual mabadong biasanya ditarikan dan dinyanyikan sambil melingkar dan berpegangan tangan satu sama lain.

Mabadong memiliki makna selain sebagai ungkapan doa bagi jenazah agar rohnya diterima dengan baik di sisi Tuhan, ritual juga bermakna hiburan untuk menguatkan atau meneguhkan hati keluarga korban yang ditinggalkan. Sayangnya ritual pesta kematian kini semakin punah. Di Mamasa, komunitas pabadong kian sulit dicari, kalau pun ada jumlahnya tak seberapa. Itu pun seniman penghibur keluarga berduka ini hanya ditekuni segelintir orang tua. Sementara anak-anak muda yang belakangan makin tidak menggemari nyanyian tradisi dan mereka lebih tertarik dengan kesenian kontemporer.

KOMPAS.COM/JUNAEDI Ritual mabadong atau tari dan nyanyian kematian warga Mamasa, Sulawesi Barat untuk menghibur keluarga korban yang berduka.
Paulus, pembina Komunitas Pabadong asal Kabupaten Toraja, Sulawesi Selatan ini misalnya didatangkan warga Mamasa untuk menghibur keluarga korban yang tengah berduka. “Komunitas kami diundang khusus dari Toraja untuk menggelar ritual mabadong,” ujar Paulus.

Sebelum ritual mabadong digelar dalam setiap pesta kematian atau rambu solo, sejumlah ritual lain seperti adu kerbau diadakan untuk menghibur keluarga korban. Berbagai ritual dimaksudkan agar keluarga korban tak lagi bersedih saat jenazah diantar warga ke tempat peristirahatan terakhir.

Dalam kepercayaan warga Mamasa, meski ditinggalkan orang yang paling dicintai dalam keluarga, namun jenazah mereka harus dilepas keluarga korban dengan penuh suka cita. Tak boleh ada tangis ketika keranda mayat digotong dari rumah duka ke tempat peristirahatan terakhir. Karena alasan itulah berbagai rangkaian ritual pesta kematian termasuk mabadong dan adu kerbau digelar warga agar para keluarga korban yang ditinggalkan bisa tabah dan rela melepas kepergian keluarganya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

4 Tips Ngabuburit di Kota Tua Jakarta, Jangan Datang Terlalu Sore

4 Tips Ngabuburit di Kota Tua Jakarta, Jangan Datang Terlalu Sore

Travel Tips
8 Masjid Tertua di Pulau Jawa, Ada yang Usianya 735 Tahun

8 Masjid Tertua di Pulau Jawa, Ada yang Usianya 735 Tahun

Jalan Jalan
Masjid Al Jabbar Kini Punya Galeri Rasulullah dan Sejarah Islam Nusantara

Masjid Al Jabbar Kini Punya Galeri Rasulullah dan Sejarah Islam Nusantara

Jalan Jalan
Pantai Waso, Tempat Lihat Sunrise yang Anti-Mainstream di Labuan Bajo

Pantai Waso, Tempat Lihat Sunrise yang Anti-Mainstream di Labuan Bajo

Jalan Jalan
Ramadhan 2023, Kunjungan Wisatawan ke Bantul Turun Hampir 85 Persen

Ramadhan 2023, Kunjungan Wisatawan ke Bantul Turun Hampir 85 Persen

Travel Update
Daftar 27 Masjid di 4 Jalur Mudik, Ada Masjid Raya Al-Jabbar

Daftar 27 Masjid di 4 Jalur Mudik, Ada Masjid Raya Al-Jabbar

Travel Update
Kejahatan Jalanan di Yogyakarta Dapat Kurangi Kepercayaan Wisatawan

Kejahatan Jalanan di Yogyakarta Dapat Kurangi Kepercayaan Wisatawan

Travel Update
15 Tempat Ngabuburit Murah di Surabaya, Ada Lokasi Gratis 

15 Tempat Ngabuburit Murah di Surabaya, Ada Lokasi Gratis 

Jalan Jalan
Libur Lebaran 2023, Kemenparekraf Rilis Booklet Mudik Jelajah Masjid

Libur Lebaran 2023, Kemenparekraf Rilis Booklet Mudik Jelajah Masjid

Travel Update
4 Daftar Mudik Gratis untuk Lebaran 2023, Masih Bisa Daftar

4 Daftar Mudik Gratis untuk Lebaran 2023, Masih Bisa Daftar

Travel Tips
Masjid Unik di Surabaya, Bentuknya Menyerupai Kabah

Masjid Unik di Surabaya, Bentuknya Menyerupai Kabah

Jalan Jalan
11 Maskapai Asing Buka Penerbangan Langsung dari 7 Negara ke Indonesia

11 Maskapai Asing Buka Penerbangan Langsung dari 7 Negara ke Indonesia

Travel Update
Larangan ASN Buka Bersama Hanya untuk Kepala Lembaga Pemerintah

Larangan ASN Buka Bersama Hanya untuk Kepala Lembaga Pemerintah

Travel Update
Aktivitas di Festival Munara Beba, Cicip Kuliner Lokal hingga Sasisen

Aktivitas di Festival Munara Beba, Cicip Kuliner Lokal hingga Sasisen

Jalan Jalan
10 Masjid Tertua di Indonesia, Usianya Mencapai Ratusan Tahun 

10 Masjid Tertua di Indonesia, Usianya Mencapai Ratusan Tahun 

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+