Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sensasi Menjelajah di Laut Tiongkok Timur

Kompas.com - 19/05/2014, 12:44 WIB
BUKAN perjalanan yang menjadi tujuan utama, melainkan sensasi menjelajah di lautan samudra yang menjadi impian. Kapal pesiar Diamond Princess, salah satu kapal termewah di dunia, memberi semua pengalaman itu dalam perjalanan 10 hari melintasi Laut Tiongkok Timur.

Hari itu, Kamis (17/4/2014), cuaca di Yokohama, 30 kilometer dari Tokyo, Jepang, sangat bersahabat. Sekitar 1.600 penumpang yang sebagian besar pasangan lanjut usia berdiri antre di Pelabuhan Yokohama guna mendapatkan semacam boarding pass untuk masuk ke dalam kapal Diamond Princess yang menanti sabar di bibir dermaga.

Tersirat raut wajah yang ceria saat penumpang memasuki kapal Diamond Princess. ”Kami ingin mendapatkan pengalaman baru di kapal ini dan saling membahagiakan pasangan,” kata Yuki (65) bersama istrinya sesaat menginjakkan kakinya di kapal pesiar Diamond Princess.

Yuki mengaku sangat terkejut dengan kemewahan kapal Diamond Princess. Kapal ini mirip hotel bintang lima, dilengkapi banyak panggung hiburan, pusat perdagangan, dan berbagai arena permainan, termasuk arena permainan kasino, jakpot, dan alat ketangkasan lainnya. Kapal ini juga dilengkapi tiga kolam renang, ruang teater dengan kapasitas 870 kursi, serta sarana kebugaran dan olahraga.

Kapal yang baru direnovasi dengan biaya 30 juta dollar AS atau sekitar Rp 350 miliar ini terdiri dari 18 lantai (dek), dilengkapi 28 kamar suite, 2 kamar family suite, dan 186 kamar mini suite. Kamar-kamar itu dilengkapi balkon yang sangat privasi. Terdapat pula 522 kamar (kabin) dan 216 kamar yang berpanorama laut.

Yuki dan penumpang lainnya disambut hangat para kru kapal diiringi musik Hawaiian yang sudah disiapkan di dek 7. Sejumlah penumpang terlarut dengan jenis hiburan itu, melepas tas genggamnya dan mengajak pasangannya berdansa bersama di lantai hiburan. Sedikitnya 10 pasangan lanjut usia tak melepas kesempatan ini, langsung berdansa bersama.

Selain musik Hawaiian, di sejumlah dek digelar juga galeri seperti pasar seni dengan lukisan-lukisan eksotik yang bisa langsung dibeli penumpang. Di tempat lain, digelar pula penjualan perhiasan dengan aneka ragam berlian, kamera, arloji, parfum dan barang-barang lainnya dengan merek ternama.

Menjelang malam, kapal siap bertolak meninggalkan Yokohama menuju Okinawa. Langit tanpa terasa makin gelap dan gelombang laut makin terasa. Bersamaan datangnya malam, cahaya lampu di kapal makin mengilau, itu pula pertanda pertunjukan di atas kapal akan dimulai. Kapal Diamond Princess berubah fungsinya menjadi panggung dunia gemerlap. Ada orkestra, ada pula karaoke yang setiap tempat dipenuhi pengunjung. Ada pula pertunjukan jazz dan klub malam.

Buat yang tidak suka dengan hiburan musik, tersedia hiburan alternatif, yakni movies under stars atau bioskop terbuka beratapkan langit dengan bintang-bintang yang benderang. Bersamaan derai ombak saat kapal berjalan, penumpang diputarkan film Gravity dengan bintang Sandra Bullock dan George Clooney. Sebagian penumpang menonton film sambil berendam di kolam air panas, sebagian lainnya merebahkan badannya di kursi malas dengan minuman ringan di dekatnya. Tersedia 12 film yang diputar selama 10 hari pelayaran.

Satu lagi keunikan yang ada di kapal Diamond Princess adalah tersedianya fasilitas mandi bersama ala Jepang yang disebut izumi. Setelah membersihkan diri dengan sabun, lalu mengeringkan badan dengan handuk, pengunjung di tempat ini dipersilakan masuk ke dalam bak berisi air hangat, sambil mengobrol atau bersenda gurau. Fasilitas ini tentu dibedakan untuk pria dan wanita.

Warren Smith, pria asal Afrika Selatan yang menjabat sebagai Cruise Director di kapal ini, menyiapkan anggaran 1,5 juta dollar AS atau sekitar Rp 17 miliar untuk memproduksi program pertunjukan selama dalam pelayaran, termasuk biaya lampu dan kostum artis. Untuk pelayaran di Laut Tiongkok Timur ini, Warren Smith memilih tema bernuansa Hawaii.

Kru Indonesia

Selain hiburan, kapal ini juga memberikan pengalaman kuliner yang menarik. Kapal ini dilengkapi lima restoran yang menyediakan menu internasional secara gratis. Penumpang bisa menikmati restoran ini pada pagi, siang, dan malam hari. Hidangan makanan yang disediakan ala buffet ini menyediakan aneka makanan yang lezat dari berbagai bangsa dan minuman ringan yang menggoda. Namun, nafsu makan harus dapat dikendalikan karena tersedia pula makanan yang masuk kategori tidak halal.

Menu lezat juga tersedia pada lima restoran lainnya, tetapi di restoran tersebut tidak gratis. Restoran Sabatini’s menyediakan aneka makanan Italia, mulai dari pasta hingga lobster yang segar. Setiap orang dikenai pembayaran 25 dollar AS atau sekitar Rp 300.000. Di tempat lainnya, ada Restoran Kai Sushi yang menyediakan berbagai makanan Jepang, sedangkan tiga restoran lainnya menyediakan makanan steik dan grill.

Menariknya lagi, di tempat-tempat kuliner ini mulai sering terdengar sejumlah orang berbahasa Indonesia. Sebagian kru di restoran maupun dapur kapal berasal dari Indonesia. Sebut saja Fikar (26), pemuda asal Bandung ini sudah bekerja di kapal ini selama dua bulan. Banyak kru kapal berasal dari Bali, Solo, Semarang, Bandung, dan Jakarta. Nakhoda Diamond Princess Capt Fabrizio Maresca menyebutkan, dari 1.066 kru yang berasal dari 42 negara, 350 di antaranya berasal dari Indonesia.

”Silakan pilih makanan sepuasnya, Pak. Jangan sungkan minta bantuan saya jika Bapak menginginkan minuman,” ucap Yani (28), wanita pelayan asal Bali. Ia mengaku, banyak pekerja dari Indonesia bekerja di kapal pesiar dengan penghasilan 1.000 dollar AS (sekitar Rp 11,5 juta) per bulan.

Pendapatan itu merupakan penghasilan bersih yang bisa dibawa pulang jika perjanjian kontrak telah selesai karena seluruh kebutuhan hidup di atas kapal telah terpenuhi oleh manajemen kapal.

Tak perlu risau kalau makan terlalu banyak di kapal ini atau gelisah akan kelebihan kolesterol. Di kapal ini juga tersedia area berlari (jogging track) di dek 14. Di tempat ini, banyak penumpang membakar kalori dengan cara berlari, selain berenang. Kapal mewah ini juga menyediakan sarana kebugaran, di antaranya lari statis (treadmill), sepeda statis, dan angkat beban. Apabila tubuh terasa tidak nyaman, Lotus Spa dengan terapis berpengalaman dari Korea dan Filipina juga siap melayani penumpang.

Dalam pelayaran selama 10 hari, mulai dari Yokohama ke Okinawa (Jepang), dilanjutkan ke Hualien, Kaohsiung, Keelung (Taiwan), dan kembali ke Yokohama, penumpang dikenai biaya 1.499 dollar Singapura (sekitar Rp 13.500.000) hingga 9.709 dollar Singapura (sekitar Rp 86.100.000), tergantung dari fasilitas kemewahan yang diinginkan.

Princess Cruises yang mengelola kapal pesiar ini juga merencanakan paket wisata untuk wilayah Indonesia-Singapura. Dengan kapal pesiar lainnya, Sapphire Princess akan melayani pelayaran 10 hari, mulai dari Singapura, Jakarta, Bali (Benoa), Pulau Komodo, Lombok, dan kembali ke Singapura. Paket ini direncanakan akan dimulai 13 Januari 2015. Selain itu, ada pula paket Semenanjung Malaysia-Indonesia dengan 10 hari pelayaran, berangkat dari Singapura pada 8 Desember mendatang menuju Bali (Benoa), Kuala Lumpur (Port Klang), Penang, Phuket dan kembali ke Singapura. Silakan mencoba. (Rusdi Amral)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com