Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menikmati Sore hingga Malam di Belitung

Kompas.com - 22/05/2014, 08:54 WIB

Pelancong bertumpu pada ban dalam bekas truk lalu mengapung di sungai. Air sungai yang jernih dengan arus pelan akan menghanyutkan pelancong. ”Ini kebalikan dari arung jeram walau sama-sama di sungai. Tidak ada pemicu adrenalin di sini karena yang ditawarkan adalah bersantai mengikuti arus air sambil melihat hutan dari sungai,” ujar Budi.

Kopi dan timah

Selepas berbasah-basah di sungai, kopi hangat dan ubi goreng siap menyambut pengunjung. Belitung memang terkenal dengan tradisi kopi. Kedai-kedai kopi di Belitung begitu tersohor. Bahkan, sejumlah kedai ada sejak beberapa dekade dan punya pelanggan yang sama dalam periode panjang.

Kedai kopi di Belitung tidak sekadar menjadi tempat menyeruput minuman panas. Di sana masyarakat dari berbagai lapisan bertemu dan bercengkerama. Banyak urusan, swasta ataupun pemerintahan, diselesaikan di antara tegukan kopi.

”Tamu-tamu saya justru senang nongkrong di kedai kopi seperti ini. Hampir semua orang di kedai saling mengenal. Tidak sibuk sendiri-sendiri seperti di kedai kopi kota besar,” ujar Agus.

Kedai kopi di Belitung memang sejak lama menjadi oase atau paling tidak tempat peristirahatan dan hiburan. Hal itu tidak lepas dari sejarah kedai yang berdiri bersamaan dengan penambangan timah di Belitung.

”Dulu, pekerja-pekerja tambang timah mampir ke kedai sebelum dan setelah kerja. Sebelum kerja, mereka mampir untuk sarapan. Selepas kerja, mereka mampir untuk melepas lelah sambil berbagi cerita dengan berbagai orang,” kata Agus.

Penambangan timah skala besar, NV Billiton Maatshcappij dan PN Timah, memang sudah lama berhenti. Namun, tradisi minum kopi di kedai tidak luntur dari Belitung. ”Sisa-sisa penambangan timah dalam skala besar sekarang menjadi salah satu alternatif wisata di Belitung,” ujar Agus. Jadi, banyak pilihan di Belitung. (Kris Razianto Mada)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com