Selain sibuk promosi, ia rajin berkeliling kampung-kampung di Belitung. Demi menarik warga untuk berdiskusi soal pariwisata, ia kerap membawa minuman dan camilan.
Lewat berbagai diskusi itu, dia menyampaikan beberapa hal, misalnya pariwisata adalah harapan baru Belitung. Meski demikian, tak mudah mengajak orang percaya dengan hal yang relatif baru.
”Sampai sekarang saya masih sering menjelaskan, bagaimana alur uang dari pelancong kepada semua orang di Belitung. Banyak orang percaya, hanya pemandu wisata, pemilik restoran, atau hotel yang dapat uang dari wisatawan,” ujar dia.
Padahal, uang itu pada akhirnya mengalir kepada petani, nelayan, hingga buruh angkut di pasar. ”Restoran butuh ikan, sayur, dan bahan makanan lain. Dari mana dapatnya kalau bukan beli dari petani dan nelayan Belitung? Itu yang selalu saya sampaikan kepada kawan-kawan di sini,” kata dia.
Setelah semakin banyak orang mau terlibat dalam pariwisata, Levi lalu melatih sebagian orang Belitung agar terampil menghadapi pelancong. Pelatihan itu gratis.
Pelatihan terutama diberikan kepada pengelola warung, pengemudi mobil sewa, dan pelayan restoran. Mereka dilatih cara melayani pelancong agar betah dan puas memakai jasa mereka.
”Bisnis pariwisata itu mengandalkan kesan konsumen. Kalau kesan mereka bagus, pelancong akan menyebarkan ke lingkungan sekitarnya,” ujar dia.
Soal kesan negatif, hal itu memang kerap diterima Levi saat memulai bisnis. Banyak pelancong mengeluhkan pelayanan yang kurang sopan. Pedagang yang menyajikan makanan tanpa memakai baju, pengemudi berpakaian lusuh, hingga pelayan yang sulit tersenyum.
Jika protes itu dibiarkan, pariwisata Belitung yang baru menggeliat bisa mati. Oleh karena itu, dia berinisiatif melatih mereka yang terlibat dalam bisnis pariwisata.
”Sekarang tak ada lagi pedagang makanan di Belitung yang melayani tamu hanya dengan kaus dalam. Pengemudi juga memakai kemeja.”
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.