Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramayana dalam Seni Rupa Digital

Kompas.com - 21/06/2014, 16:16 WIB
JAKARTA, KOMPAS — Seniman asal Spanyol, Nonia de la Rosa, menggelar pameran seni rupa digital abstrak yang mengisahkan penggalan-penggalan cerita Ramayana. Nonia mengeksplorasi spirit cinta dalam Ramayana dan mewujudkannya dalam bentuk-bentuk abstrak yang kaya warna.

Nonia memamerkan 25 karya digitalnya di Gedung B Galeri Nasional Indonesia mulai 20 Juni hingga 14 Juli 2014. Semua karyanya merupakan gubahan atas penafsiran personalnya terhadap legenda Ramayana. ”Saat saya membaca buku Ramayana, saya bisa mengingat dan merasakannya melalui cinta. Saya ingin mengajak semua orang untuk juga melihat itu dengan cinta. Saya sangat yakin, cinta itu adalah kekuatan. Maka, saya mewujudkannya melalui bentuk yang saya bisa,” ujar Nonia, Jumat (20/6/2014). Sebelum menekuni seni rupa, Nonia adalah seorang terapis.

Buku yang dimaksud Nonia adalah "Ramayana Kakawin" karangan Soewito Santoso (1980). Ia membaca buku itu di New Delhi saat hendak mempelajari Ramayana. Buku itu sangat menginspirasi dan membawanya ke Indonesia.

Dalam satu penggalan cerita, misalnya, dituliskan, O, angin (Dewa) yang penuh belas kasih dan pertolongan. Kasihanilah aku, yang terpisah dari kekasihku. Tolong kabarkan pada pangeran Raghuttama di pertapaan, bahwa saya di sini, menjadi tawanan iblis.

Penggalan kisah lain: Kesedihan sangat tidak berperasaan, ketika tanpa peringatan menerkam dan menutup kebahagiaan. Namun itulah hidup, penuh kebahagiaan dan kesedihan. Dalam hidup ini, keduanya akan selalu berdampingan.

Maka, karya-karya abstrak yang Nonia buat dengan program di komputernya pun mengisahkan perasaan yang ia eksplorasi. Judul yang ia pilih misalnya ”Chaos and Creation”, ”Star’s Tears”, ”Sentiments Echoed”, ”Anger and Peace: Balance”, ”Sensual Moves”, dan ”Place with No Name”.

Kepala Galeri Nasional Tubagus Andre Sukmana mengatakan, pameran ini merupakan upaya untuk mempresentasikan seni rupa dari sejumlah negara. ”Kami menggelar kerja sama dengan kedutaan-kedutaan besar dan pusat-pusat kebudayaan sejumlah negara,” katanya.

Kurator pameran, Heru Hikayat, mengatakan, seni rupa digital merupakan sesuatu yang baru baginya. Apalagi, karya itu abstrak. Seniman menumpahkan perasaannya lewat komputer, bukan dengan cat dan kanvas. Namun, ia melihat betapa rumit karya Nonia.

”Ia menggambar, tapi pakai komputer, lalu dicetak di kertas yang tidak ada di Indonesia. Jadi, dia cetak di Spanyol,” ujar Heru. (IVV)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com