Kemampuan berenang juga mutlak dibutuhkan karena papan selancar berbahan spons ini lebih berfungsi untuk mengangkat tubuh peselancar lebih ke atas sekaligus berfungsi sebagai tameng. Beragam merek riverboard ada di pasaran. Selain papan selancar impor dari Amerika Serikat atau Afrika Selatan, riverboard buatan tangan juga dijual dari produsen di Bandung atau Surabaya. Ketika pertama kali mulai berselancar sungai dibutuhkan modal awal sekitar Rp 5 juta untuk membeli beragam perlengkapan, termasuk papan selancar sungai seharga Rp 2,5 juta.
Waktu paling tepat untuk memulai selancar sungai adalah pagi hari. Pada saat mentari masih belum begitu terik, pengarungan sungai terasa lebih menyenangkan. Segarnya udara berpadu dengan dinginnya air sungai. Peselancar sungai bisa menikmati pengarungan yang menyenangkan selama dua jam pertama dengan jarak tempuh sekitar 6-12 kilometer.
Perhitungan matang ketika berselancar sungai pun dibutuhkan karena hobi ini tergolong olahraga ekstrem. Dibandingkan arung jeram, misalnya, tingkat kesulitan selancar air tergolong lebih abstrak. Peselancar sungai bisa melewati aliran tenang di grade satu hingga grade tersulit seperti air terjun.
”Pernah kebentur batu, sebulan kaki enggak bisa ditekuk. Pernah pula hampir celaka karena terlalu percaya pada orang yang mengantar berselancar. Kehati-hatian itu yang utama,” kata Agra.
Bikin ketagihan
Agra jatuh cinta pada selancar air sejak 2006. Kala itu, ia menonton video pengarungan sungai dari Youtube. Agra lalu mencoba membuat papan selancar, membuat helm pelindung dari helm motor, lalu terjun ke Sungai Citarum dengan panduan tontonan Youtube, plus modal nekat.
”Masih zaman rock n’ roll. Tubuh sampai biru-biru kebentur batu. Kaki pegal karena belum pakai fin. Sensasi riverboarding itu seperti meluncur dengan sepeda gunung, tapi tanpa rem,” tambah Agra.
Berbeda dengan Agra, Lasoen tertarik pada selancar sungai akibat ajakan dari teman-temannya. ”Saya suka karena ekstremnya,” kata Lasoen.
Tantangan pula yang membuat Roni dan anaknya, Rifqi, tertarik menjajal selancar sungai. Hanya butuh tiga kali latihan bagi mereka untuk mulai menguasai riverboarding.
Riverboarding pertama kali dikenal di Kanada pada tahun 1956, kemudian menular ke Perancis pada 1977 dan masuk Amerika Serikat pada tahun 1980-an. Di Indonesia, selancar sungai baru dikenal sekitar tahun 2000, tetapi kini telah menyebar di Aceh, Bali, dan Manado. Pada Mei 2007, pencinta selancar sungai Indonesia bergabung dalam Indonesian Riverboarding Association.
Tak hanya menikmati keindahan sungai lewat selancar, mereka pun turut berjuang demi kelestarian sungai. Bersenang-senang sambil memberi manfaat bagi bumi. (MAWAR KUSUMA)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.