Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Segar Sedap dari Gorontalo

Kompas.com - 01/07/2014, 09:15 WIB
MASAKAN Gorontalo mungkin tergolong tidak kompleks dalam hal penggunaan rempah dan cara pengolahannya. Meski begitu, rupanya kesederhanaan bumbu justru menjadi kekuatannya. Sederhana, tapi segar dan sedap.

Kepedulian pada masakan Nusantara terus bertumbuh ditandai dengan kemunculan sejumlah lembaga dan komunitas pegiat kuliner Indonesia di sejumlah kota seperti di Jakarta. Salah satunya adalah Yayasan Omar Niode, yang beberapa waktu lalu menggelar Food Revolution Day-Local Culinary Delicacy dengan tema kuliner Gorontalo.

Food Revolution Day merupakan kampanye yang dipelopori oleh Jamie Oliver Foundation yang didirikan oleh chef selebritas kondang asal Inggris, Jamie Oliver. Kampanye yang digagas Jamie itu berupaya menekankan pentingnya memelihara tradisi memasak makanan lokal dengan baik sejak dari awal. Tak hanya itu, salah satu misinya juga membiasakan anak-anak sejak dini untuk terbiasa memasak yang pada akhirnya berkontribusi positif pada gaya hidup sehat.

Hingga tahun 2013, kegiatan Food Revolution Day telah digelar di 660 kota di 74 negara di dunia. Semangat mencintai masakan lokal, di tengah gencarnya homogenisasi selera melalui korporasi masakan siap saji, memang tengah bergema di sejumlah negara. Bagaimanapun, memelihara masakan lokal berarti memelihara pula tradisi budaya masyarakat yang majemuk di muka bumi.

Di Jakarta, pergelaran Food Revolution Day diisi dengan pengenalan masakan Gorontalo dari Pulau Sulawesi. Gorontalo merupakan provinsi ke-32 di Indonesia, yang 13 tahun lalu masih bergabung dengan Provinsi Sulawesi Utara. Provinsi yang diapit dua perairan—Teluk Tomini dan Laut Sulawesi—ini tentunya akrab dengan ragam masakan yang berbasis laut.

KOMPAS/LASTI KURNIA Binthe Biluhuta
Beberapa masakan Gorontalo yang akan diperkenalkan dan dinikmati bersama di Minggu siang itu mulai dari binthe biluhuta, sate belanga, ayam panggang iloni, bilenthango, ihutilinanga, nasi kuning, sampai pencuci mulut tobu’u. Semua masakan siang itu dimasak oleh seorang kontributor Biko Mointi, perempuan asal Gorontalo yang tinggal di Jakarta.

Sebagai pembukaan, seluruh undangan diperlihatkan cara membuat binthe biluhuta alias jagung siram, salah satu masakan yang cukup tersohor di Gorontalo. Bahan-bahannya sederhana saja, yakni bahan inti berupa jagung yang dipipil. Jagung memang salah satu hasil bumi unggulan di Gorontalo. Tanaman yang tumbuh subur di tanah Gorontalo itu sejatinya juga merupakan makanan pokok penduduk Gorontalo selain nasi.

Biko kemudian menerangkan bahan-bahan lain selain jagung pipil, yakni kelapa muda parut kasar, udang, cabai merah, bawang merah, daun bawang, kemangi, bawang goreng, garam, tomat, dan jeruk nipis.

Setelah menjerang air di panci, Biko kemudian memasukkan jagung pipil, kelapa parut, cabai dan bawang merah yang telah dihaluskan, udang, garam, potongan tomat, dan kemudian daun kemangi yang cukup banyak. Setelah udang matang, jadi sudah masakan yang disebut binthe biluhuta ini.

Menurut Biko, binthe biluhuta bisa diperlakukan sebagai makanan pembuka seperti sup, tetapi bisa juga sebagai makanan utama karena mengandung pipilan jagung yang banyak sebagai sumber karbohidrat. Aroma harum dari daun kemangi menyeruak kuat dari sajian ini. Parutan kelapa muda menyumbangkan rasa gurih di sela-sela gigitan udang. Sebelum dinikmati, kita bisa menaburinya dengan bawang goreng dan perasan jeruk nipis. Sungguh segar dan sedap.

KOMPAS/LASTI KURNIA Iloni
Biko mengatakan, akan lebih baik dan lezat jika jagung yang digunakan untuk binthe biluhuta ini adalah jagung lokal yang banyak mengandung pati, bukan jagung manis yang memenuhi pasaran saat ini. ”Di Gorontalo, biasanya jagung pipil ini sebelumnya dimasak dahulu dengan kapur sirih sehingga menjadi lebih empuk dan pulen rasanya,” kata Biko.

Ihutilinanga

Gorontalo sebenarnya juga memiliki varietas jagung lokal berukuran kecil yang disebut binthe kiki. Namun, sayangnya jagung varietas lokal itu tak dikembangkan dengan gencar sehingga tenggelam di antara banjirnya jagung hibrida yang budidayanya membutuhkan pupuk kimia dan pestisida.

Selain binthe biluhuta, sajian lain yang tak kalah sedap siang itu adalah ihutilinanga, yakni berupa terung goreng dengan telur kocok. Masakan ini sebenarnya hanyalah terung yang diiris memanjang dan digoreng lalu disiram tumisan bumbu, santan, dan dicampur telur kocok. Kualitas terung yang baik cukup menentukan kelezatan masakan. Terung terasa masih pulen dan tidak terlalu layu.

Hidangan lain yang juga menggugah selera adalah bilenthango, yakni ikan yang digoreng dengan borehan bumbu. Ikan yang digunakan bisa berupa ikan laut ataupun ikan air tawar. Ikan yang telah dibersihkan kemudian dibelah pipih. Pada bagian dalam ikan ini kemudian diborehkan bumbu halus yang hanya berupa cabai merah, tomat, kemiri, dan bawang merah. Ikan yang telah dibalur bumbu halus itu kemudian digoreng dengan wajan datar tanpa harus dibolak balik. Oleh karena itu, untuk mencegah gosong, landasan wajan datar dapat dilapisi dengan daun pisang.

Sebagai penutup, pilihan kami siang itu adalah kue tradisional tobu’u, yakni kue kukus dari tepung beras bercampur santan dengan gula kelapa. Kue manis ini yang diwadahi daun pisang terasa lembut dan gurih. Aroma pandan sayup-sayup tercium di setiap gigitan. Karena teksturnya yang lembut, cara menikmatinya dengan disendok seperti menikmati puding.

KOMPAS/LASTI KURNIA Ihutili-nanga
Selain tobu’u, kami juga disodori camilan kue kering yang sangat identik dengan Gorontalo. Kue-kue ini dijuluki kue karawo yang merujuk pada sulam kerawang atau karawo, kerajinan tekstil khas Gorontalo. Kue-kue kering mungil ini setiap kepingnya berhiaskan lukisan bunga-bungaan berwarna-warni dari gula icing.

Meski belum terlalu populer di luar wilayahnya, masakan Gorontalo bisa dipastikan mudah akrab di lidah orang Indonesia pada umumnya. Sebab, ada dua karakter sajian Gorontalo yang menjadi kuncinya, yakni pedas dan gurih. (Sarie Febriane)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com