Terkait pemasaran, perajin memang masih menjual produknya secara lokal. Mereka memiliki ruang pamer khusus di rumah masing-masing, atau menitipkan produknya di toko suvenir dan Pasar Datah Manuah, Palangkaraya. ”Kami terbantu dengan ada pameran, seperti Kalteng Expo setiap Mei, serta ajakan dari Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi untuk pameran di luar daerah. Namun, kami berharap ada sentra kerajinan yang ramai,” kata Esly. Pasar Datah Manuah sebagai sentra kerajinan dinilai terlalu sepi serta tidak sebanding dengan biaya sewa dan listrik Rp 320.000 per bulan.
Produk unggulan
Gubernur Kalteng Agustin Teras Narang saat membuka Kalteng Expo 2014 menuturkan, anyaman rotan merupakan produk unggulan. ”Kualitas dan desain perlu terus ditingkatkan. Keterampilan perajin pun perlu terus dikembangkan agar anyaman rotan dapat bersaing, terlebih dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015,” kata dia, kala itu.
Wakil Wali Kota Palangkaraya Mofit Saptono menambahkan, anyaman rotan merupakan usaha kerajinan yang terus didukung Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi Kota Palangkaraya yang bekerja sama dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. ”Melalui dinas itu, pemerintah memberikan pelatihan dan pembinaan bagi perajin untuk meningkatkan kualitas. Pemerintah mendukung pemasaran melalui pameran,” kata dia.
Kepala Bidang Industri Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi Kota Palangkaraya Syofiardi mengatakan, pemerintah kota menyiapkan dana sekitar Rp 150 juta untuk mendukung pameran dan pembinaan.
Namun, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Palangkaraya Afendie mengakui Palangkaraya belum punya destinasi wisata unggulan. ”Kami sedang mempersiapkan kawasan Plamboyan Kahayan River Front jadi destinasi wisata unggulan sebagai tempat panggung terbuka untuk pentas pertunjukan kesenian tradisional Dayak, sentra penjualan cendera mata kerajinan, dan wisata kuliner,” ucapnya.
Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Palangkaraya Gundik Gohong menilai, anyaman rotan sebagai bentuk usaha ekonomi kreatif berdampak pada peningkatan aktivitas ekonomi kota. ”Rotan dan karet adalah dua komoditas paling familier di Kalteng yang jadi penyangga ekonomi keluarga dan masyarakat,” papar dia.
Dengan adanya kerajinan anyaman rotan, petani rotan mempunyai pasar yang jelas untuk menjual rotannya. Petani tak hanya menjadi penerima harga. Biasanya, kata Gundik, harga rotan dan karet tergantung pada harga di dunia. Namun, dengan adanya perajin anyaman rotan, harga rotan di pasar relatif tetap atau minimal tidak turun dipengaruhi harga dunia. ”Selain itu, anyaman rotan merupakan karya seni yang pantas dihargai tinggi karena hasil keterampilan tangan dan orang yang memakainya bisa merasa puas juga bangga,” ucap Gundik. (Megandika Wicaksono)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.