KOMPAS.com - Bandung yang dahulu asri karena hutannya, kini sudah beralih menjadi pusat perbelanjaan. Tak heran, Bandung dikenal sebagai surganya belanja di Jawa Barat bagi sebagian besar wisatawan.
Namun siapa sangka, di tengah hiruk pikuknya Bandung, masih ada sisi keasrian yang tersisa di tengah kota ini. Jika Anda sedang berwisata ke daerah Dago Pakar, Bandung, cobalah berkunjung sejenak ke Taman Hutan Raya Ir. H Juanda untuk merasakan keasrian dari paru-paru Kota Bandung ini.
Taman Hutan Raya Ir. H. Juanda ini merupakan kawasan konservasi dengan jenis pohon pinus yang mendominasi kawasan tersebut. Letaknya di daerah aliran sungai (DAS) Cikapundung dan di DAS Cikawari. Sehingga Taman Hutan Raya Ir. H Juanda ini juga merupakan tempat penampungan cadangan air untuk Kota Bandung dan sekitarnya.
Untuk masuk ke Taman Hutan Raya ini, wisatawan domestik harus merogoh kocek sebesar Rp 10.000. Sementara wisatawan asing dikenakan tarif Rp 75.000. Selain sebagai tempat wisata, taman ini sering dijadikan tempat untuk kegiatan foto komersil dan foto pre-wedding. Untuk melakukan kegiatan foto komersil tersebut, pengunjung harus membayar biaya tambahan sebesar Rp 200.000.
Taman Hutan Raya Ir. H Juanda yang berada di daerah cekungan Bandung ini juga menyajikan keindahan lain selain pepohonan. Pengunjung bisa menikmati keindahan Curug Dago dan Curug Omas. Selain itu bisa berwisata sejarah di Goa Belanda dan Goa Jepang yang lokasinya masih berada di wilayah Taman Hutan Raya Ir. H Juanda tersebut.
Dua air terjun
Taman ini berada di cekungan serta dilintasi Sungai Cikapundung dan Sungai Cikawari yang membentuk dua buah air terjun (curug) yaitu Curug Dago dan Curug Omas. Curug Dago yang berasal dari hasil aliran Sungai Cikapundung memiliki ketinggian kurang lebih 15 meter. Di Curug Dago ini terdapat dua buah batu prasasti yang merupakan peninggalan Kerajaan Thailand di Indonesia.
Sedangkan Curug Omas yang memiliki ketinggian dua kali lipat dari Curug Dago berasal dari aliran Sungai Cikawari. Di atas air terjun ini terbentang sebuah jembatan. Pengunjung bisa merasakan sensasi ketegangan ketika menyeberangi air terjun tersebut.
Gua penuh bersejarah
Di zaman penjajahan Jepang dan Belanda, daerah Dago Pakar menjadi sebuah basis perlindungan yang aman bagi pasukan dari kedua negara tersebut. Awal sejarah terbentuknya Goa Belanda ini pada tahun 1941 pada masa Perang Dunia II.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.