Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diaspora Karnaval Pendalungan

Kompas.com - 05/07/2014, 12:08 WIB

Membuka mata

Rendra mengakui, JFC membuka mata pengusaha untuk memanfaatkan peluang event karnaval. ”Banyak usaha sampingan dilakukan warga untuk menyambut JFC, termasuk hampir semua kuliner khas Jember laris manis,” papar dia.

Ada sejumlah stok makanan atau kuliner khas Jember, seperti suwar-suwir dan tape, laku terjual. Bahkan, saat pelaksanaan JFC, stok makanan yang memiliki ciri Kabupaten Jember habis dan laku terjual.

Acara tahunan itu menumbuhkan semangat pengusaha muda untuk menciptakan kreasi baru berbisnis supaya laku di pasar. ”Kini mulai bermunculan kaus bertuliskan ’I Love Jember’, aksesori, atau kerajinan berlabel kota tembakau. Sayang kaus dan label JFC menjadi hak paten dari penyelenggara atau manajemen JFC,” tutur Rendra.

David Susilo dari Divisi Riset dan Pengembangan JFC menambahkan, selama dua hari pelaksanaan JFC di Jember tahun 2013 terjadi peredaran uang Rp 3,4 miliar. Di sepanjang jalan untuk peragaan busana terdapat 16 lokasi tempat parkir.

Perparkiran mobil dan motor ini dikelola anak muda di lingkungan RT dan RW. ”Hasil survei kami pada setiap lokasi perparkiran menghasilkan uang Rp 5 juta-Rp 5,5 juta,” ujar David.

Kanan-kiri runway fashion itu dipenuhi dengan ajang promosi dari berbagai produk makanan dan minuman hasil industri rumah tangga, nasional, ataupun multinasional. Begitu juga hunian hotel untuk waktu dua-tiga hari pelaksanaan JFC penuh hingga ke Bondowoso, Banyuwangi, dan Lumajang.

Kreativitas warga untuk mendongkrak ekonomi, menurut tokoh petani dan peternak Jember, Arum Sabil, tidak hanya di sektor industri dan jasa. Justru kabupaten ini bisa diposisikan sebagai daerah yang hampir tidak ada limbah karena sisa dari pertanian, perkebunan, dan pabrik gula diolah warga menjadi pupuk atau pakan ternak.

Kini, kata Arum, mulai banyak petani menciptakan sendiri pupuk atau vitamin untuk tanaman jeruk tebu serta padi untuk meningkatkan produksi dan kualitas. Peternak sapi pun melakukan inseminasi sapi secara mandiri, selain hasilnya lebih baik, biaya juga murah.

”Kota Jember bisa berkembang karena sektor pertanian, peternakan, perkebunan, dan industri kecil dengan memanfaatkan limbah dari sektor lain sangat menggeliat,” kata dia. (Syamsul Hadi & Agnes Swetta Pandia)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com