Dinilai keramat
Di sepanjang aliran Sungai Raung yang bermuara ke Sungai Kahayan itu, dulu terdapat sandung, yaitu rumah leluhur dari suku Dayak. Dalam sandung itu ditempatkan kerangka dari jenazah leluhur yang sebelumnya telah dikubur dan kerangkanya diangkat melalui upacara adat, tiwah. Oleh karena itu, lokasi air terjun Batu Mahasur juga dikenal sebagai tempat keramat. Setiap pengunjung harus bersikap dan berlaku sopan. ”Di sini pengunjung tidak boleh berbuat negatif dan berpikir negatif,” kata Tita.
Selain menjadi tempat wisata bagi warga Gunung Mas dan sekitarnya, air terjun Batu Mahasur juga menjadi tempat bermain bagi anak-anak yang tinggal di sekitarnya. Anak-anak itu hampir setiap sore datang ke air terjun tersebut untuk melompat dari ketinggian sekitar 12 meter dengan menggunakan tangga yang tersedia untuk menjangkau sisi atas air terjun.
Meski memiliki keindahan yang menyejukkan, fasilitas pendukung bagi wisatawan masih minim. Misalnya, akses jalan menuju lokasi wisata itu, sepanjang 500 meter, dari tepi jalan raya hanya berupa tanah dan batu. Kondisi itu menyulitkan pengemudi untuk melewatinya karena tanah berbatu itu berlubang akibat tergerus air hujan. Selain itu, beberapa gazebo yang dibangun tahun 2004 oleh pemerintah daerah kini rusak di bagian atap. Kayunya pun mulai lapuk. Toilet juga terbatas.
”Di sini juga belum terjangkau listrik sehingga saat malam tempat ini sangat gelap,” ujar Fitliadi.
Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Gunung Mas, Yokdie, mengatakan, proses pengelolaan Air Terjun Batu Mahasur oleh swasta masih pada urusan administrasi. Dinas Pekerjaan Umum pun diminta memperbaiki jalan menuju obyek wisata itu. (DKA)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.