Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/07/2014, 10:37 WIB
EditorI Made Asdhiana
MENYUSURI sela-sela rumah warga Kampung Sade, Desa Rembitan, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, bagaikan menelusuri sebuah labirin. Di kiri kanan berdiri rumah tradisional suku Sasak dengan dinding anyaman bambu dan atap alang-alang. Bagian teras rumah dimanfaatkan sebagai gerai untuk memajang aneka kain tenun buatan tangan.

Jarum jam menunjuk lepas pukul 10.00 Wita, beberapa saat lalu. Namun, matahari masih redup menyinari Sade akibat terhalang mendung. Kesibukan mencolok tampak di beruga, semacam balai tradisional mirip gazebo yang berada di belakang area parkir, tepat di pinggir jalan utama Sengkol-Kuta di NTB.

Puluhan warga berbagai usia berkumpul. Sebagian menikmati sajian nasi dengan sayur kedelai yang hanya diberi bumbu asam dan garam, sebagian sibuk membuat kulit ketupat, dan sisanya memasak di tungku kayu. Saat itu, sebagian warga Sade tengah mempersiapkan tradisi ngenguris atau ngurisan, sebuah ritual memotong rambut pertama bayi yang baru lahir.

Puncak acara ngenguris sendiri dilaksanakan keesokan harinya di makam leluhur. Masyarakat Sasak di Sade masih teguh memegang tradisi. Dan, kegiatan itu dilaksanakan secara gotong royong dari awal hingga usai. ”Ayo, siapa pun boleh datang dan ikut menikmati,” ujar seorang warga sambil menyodorkan sepiring nasi.

Sementara itu semakin siang wisatawan yang datang ke Sade silih berganti, terutama wisatawan lokal. Mereka tiba dalam kelompok kecil dan langsung disambut oleh pemandu yang notabene merupakan pemuda setempat. Mengenakan sarung dan ikat kepala, mereka ramah menjelaskan kondisi sosial dan sejarah perkembangan kampung mereka.

Seusai mendapat penjelasan singkat di halaman beruga sekanam, wisatawan langsung diajak menyusuri perkampungan. Wisatawan memang bukan hal baru di mata orang Sade, termasuk anak-anak. Mereka fasih merayu wisatawan agar membeli cendera mata, mulai dari gelang, kalung, gantungan kunci, hingga tentu saja kain tenun buatan orangtuanya.

KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA Suku Sasak di Desa Sade, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. Warga Desa Sade menjajakan kain tenun khas Lombok kepada wisatawan yang berkunjung ke kampung tradisional tersebut.
Orang Sade memang beruntung. Selama ini, tenun dan pariwisata telah menjadi sumber penghasilan utama, selain bertani. Di musim pancaroba seperti sekarang, lahan banyak ditanami kedelai dan palawija. Sambil menunggu tanaman panen, otomatis penghasilan dari berjualan kain tenun dan pendukungnya yang menjadi andalan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

Semua menenun

”Semua warga di sini menenun meskipun mereka punya lahan. Rata-rata lahan di sini sempit. Saya sendiri belajar menenun sejak kecil, saat berumur 10 tahun,” ujar Naya’an (40), yang tengah menyelesaikan sebuah songket di depan rumahnya. Perempuan Sasak bisa menghabiskan waktu satu bulan untuk menenun songket. Sementara untuk ukuran yang lebih kecil, seperti taplak meja atau sajadah, hanya membutuhkan waktu satu minggu.

Tenun Sasak memiliki banyak motif, di antaranya sabuk antang, subhanala, tapok kemolo, dan ragi genep. Namun, dalam perkembangannya, saat ini ada beberapa produk buatan luar desa yang dijual di Sade, seperti tas. Bahan tas berasal dari tenun karya warga Sade. Oleh karena tidak ada mesin jahit, kain itu dijahit di luar. Semua produk dihargai bervariasi, mulai puluhan sampai ratusan ribu, tergantung jenis dan ukuran.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Sering Dianggap Lemah, Perempuan Ternyata Tak Kalah Jago dalam Pendakian

Sering Dianggap Lemah, Perempuan Ternyata Tak Kalah Jago dalam Pendakian

Travel Update
Cara ke GBK Naik Bus Transjakarta, Bisa dari Arah Tangerang

Cara ke GBK Naik Bus Transjakarta, Bisa dari Arah Tangerang

Travel Tips
Sandiaga Ajak Wisatawan Berkunjung ke Gunungkidul yang Kaya Keindahan Alam

Sandiaga Ajak Wisatawan Berkunjung ke Gunungkidul yang Kaya Keindahan Alam

Travel Update
10 Tempat Wisata Dekat GBK, Ada yang Tinggal Jalan Kaki

10 Tempat Wisata Dekat GBK, Ada yang Tinggal Jalan Kaki

Jalan Jalan
Pengalaman Ikut Menerbangkan Lampion Waisak di Candi Borobudur

Pengalaman Ikut Menerbangkan Lampion Waisak di Candi Borobudur

Jalan Jalan
AirAsia Terbang dari Jakarta ke Perth, Harga Tiket mulai Rp 1,3 Juta

AirAsia Terbang dari Jakarta ke Perth, Harga Tiket mulai Rp 1,3 Juta

Travel Update
Pertandingan Indonesia Vs Argentina Digelar di Stadion GBK, Ini Rutenya

Pertandingan Indonesia Vs Argentina Digelar di Stadion GBK, Ini Rutenya

Travel Tips
Produk Ludes Terjual di INDOFEST 2023, dari Kompor hingga Produk Anak

Produk Ludes Terjual di INDOFEST 2023, dari Kompor hingga Produk Anak

Travel Update
Panduan Wisata Edutainment Dirgantara Indonesia: Harga Tiket, Jam Buka, dan Aktivitas

Panduan Wisata Edutainment Dirgantara Indonesia: Harga Tiket, Jam Buka, dan Aktivitas

Jalan Jalan
Desa Wisata Sidowarno Klaten, Punya Ciri Khas Wayang Kulit Kerbau

Desa Wisata Sidowarno Klaten, Punya Ciri Khas Wayang Kulit Kerbau

Jalan Jalan
Gedung Kuno Perpustakaan Daerah Bangka Tengah Ditetapkan Jadi Cagar Budaya

Gedung Kuno Perpustakaan Daerah Bangka Tengah Ditetapkan Jadi Cagar Budaya

Travel Update
4 Tips Wisata ke Edutainment Dirgantara Indonesia, Pesan Tiket Online 

4 Tips Wisata ke Edutainment Dirgantara Indonesia, Pesan Tiket Online 

Jalan Jalan
Intip Detik-detik Pelepasan Lampion Waisak di Candi Borobudur

Intip Detik-detik Pelepasan Lampion Waisak di Candi Borobudur

Travel Update
6 Tempat Wisata Alam di Pangandaran, Selain Pantai

6 Tempat Wisata Alam di Pangandaran, Selain Pantai

Jalan Jalan
Hari Terakhir INDOFEST 2023, Pengunjung Borong dan Antre Lama

Hari Terakhir INDOFEST 2023, Pengunjung Borong dan Antre Lama

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+