Selain kain, rumah tradisional menjadi salah satu obyek menarik. Saat ini, ada 150 rumah tradisional dengan jumlah penghuni sekitar 700 jiwa di kampung itu. Ada lima bentuk bangunan di dalamnya, yakni beruga sekenam yang biasa dipakai sebagai tempat musyawarah memecahkan masalah, sunatan, dan perkawinan; beruga sekebat untuk kegiatan seperti akikah; balai jajar, balai kodong, dan balai tani. Selain itu, ada lumbung yang bentuknya khas.
Rumah orang Sasak umumnya terdiri atas dua ruang. Ruang depan untuk orangtua dan anak, sedangkan ruang belakang untuk dapur, tempat tidur gadis, dan tempat melahirkan. Orang Sasak tidak mengenal lamaran sehingga untuk menikah si pria harus membawa lari si perempuan atau kawin lari. Setelah itu mereka baru memberi tahu orangtua.
Selain dua ruang, rumah tradisional suku Sasak memiliki teras rendah dengan tangga tiga buah. Semua itu memiliki filosofi. Teras rumah yang rendah mengandung maksud agar tamu merunduk. Ada atau tidak pemilik rumah, mereka yang hendak bertamu pasti merunduk. Adapun jumlah anak tangga melambangkan supaya kita semua ingat kepada Yang Maha Kuasa, ingat kepada ibu, dan kepada ayah.
”Perkampungan ini berdiri sejak 1907 dan tahun 1979 sudah menjadi tempat wisata. Dahulu, semua rumah di kawasan ini adalah tradisional. Namun, sebagian kini berubah dengan rumah model baru, yakni mereka yang tinggal di luar kampung. Yang tinggal di dalam kampung Sade ini merupakan generasi kelima belas,” ujar Ariyadi (23), warga setempat.
Warga Sade juga memiliki kebiasaan unik dalam merawat rumah. Mereka memanfaatkan kotoran sapi dan kerbau untuk mengepel lantai secara berkala. Mereka percaya tindakan ini bisa membuat lantai mengilap, tidak lembab, dan menghindarkan dari nyamuk.
Begitulah aktivitas keseharian yang melekat dengan dunia pariwisata menjadi denyut nadi warga Sade yang terus berputar. Kearifan mereka merupakan modal untuk bisa bertahan sekaligus mengikuti perkembangan zaman tanpa meninggalkan tradisi. Abdul Manaf (23), salah satu pemandu wisata, mengatakan, rata-rata pengunjung mencapai 500 orang per hari. Pengunjung ramai waktu libur sekolah atau sekitar bulan Agustus. (Defri Werdiono)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.