Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Senja Melambat di Pantai Paradiso Sabang

Kompas.com - 25/07/2014, 11:40 WIB
JARUM jam menunjukkan pukul 19.00 WIB, tetapi rasanya seperti masih pukul 17.00 WIB. Langit tetap terang, tak ada tanda-tanda malam telah tiba. Sang waktu terasa lambat berputar. Mungkin ia pun tak rela meninggalkan keelokan laut dalam belaian angin sore. Duduk di tepian Pantai Paradiso, mengunyah potongan semangka kuning khas Sabang sembari menanti senja, adalah kenikmatan surgawi yang sayang ditinggalkan.

Pantai Paradiso di Pulau Weh, Sabang, Aceh, menyajikan ketenangan dan kedamaian. Ketenangan terjaga karena Kota Sabang memang hanya dihuni sekitar 35.000 jiwa. Adapun luas Pulau Weh 156 kilometer (km) persegi. Begitu banyaknya pantai indah di Sabang sehingga wisatawan bebas memilih lokasi yang disukai.

Pantai Paradiso terletak di tengah Kota Sabang atau sekitar 6 km dari Pelabuhan Bebas Sabang. Karena berada di tengah kota, pantai ini mudah dijangkau dengan berjalan kaki dari sejumlah penginapan di Jalan Teuku Umar, Kota Sabang. Jika tidak berjalan kaki, wisatawan bisa naik becak motor.

Di pantai ini, setiap sore atau pagi hari, orangtua membawa anaknya untuk sekadar mencari hiburan. Lokasi pantai ini berhadapan persis dengan kawasan Sabang Fair yang ditata menjadi semacam pusat hiburan. Terdapat area permainan anak, wisata kuliner, hingga tanah lapang untuk pertunjukan atau panggung. Jalur di depan pantai pun dibuat dua jalur sebagai antisipasi jika banyak pengunjung.

Di sini, pengunjung tidak bisa berenang atau melakukan aktivitas di bibir pantai. Plengsengan penahan abrasi kokoh melindungi pengunjung dari sapuan ombak. Namun, wisatawan akan terpuaskan hanya dengan menatap Laut Andaman, menikmati belaian bayu, sambil menyantap aneka makanan dan minuman dalam suasana kawasan yang tertata rapi.

Keindahan Sabang bukan hanya di Pantai Paradiso. Masih banyak lokasi yang layak dikunjungi, seperti Pantai Sumur Tiga, Pantai Iboih, dan Kilometer Nol. Tiga lokasi ini adalah lokasi wisata unggulan di Kota Sabang.

Letak Pantai Sumur Tiga tak jauh dari Pantai Paradiso, 4 kilometer dari kota. Pantai ini menjadi favorit karena hamparan pasir putih memanjang dengan pepohonan kelapa menghijau sebagai penghias. Disebut Pantai Sumur Tiga karena di tepian pantai ada tiga sumur air tawar.

Adapun Pantai Iboih berlokasi 23 km arah barat laut Kota Sabang. Jalur ke sana searah dengan wisata Kilometer Nol Indonesia. Meski rute berkelok naik-turun dan kadang agak menyempit, jalanan beraspal mulus.

Di Pantai Iboih, wisatawan dimanjakan dengan pasir putih dan kejernihan bawah laut. Di sini, wisatawan bisa menyelam untuk menikmati keelokan bawah laut. Terdapat bungalo bagi wisatawan yang menginap.

Dari sana, wisatawan bisa melanjutkan petualangan di Pulau Rubiah. Untuk ke sana, kita harus menyewa perahu dari Pantai Iboih. Perjalanan sekitar 15 menit. Biaya sewa perahu sebesar Rp 100.000 dan biaya sewa peralatan selam Rp 40.000 per orang. Biaya ini termasuk murah jika dibandingkan wisata snorkeling di tempat wisata lain.

”Keindahan bawah laut Aceh cukup menarik. Jadi, kita tidak hanya menikmati matahari terbit dan terbenam, tapi juga keindahan bawah laut Sabang yang tidak kalah dengan keelokan Bunaken,” ujar Arie, wisatawan asal Jakarta yang beberapa waktu lalu menyempatkan menyelam di Pulau Rubiah.

Bergerak sejauh 6 km dari Pantai Iboih, wisatawan bisa singgah sebentar menikmati keelokan Kilometer Nol Indonesia. Di sinilah tugu batas nol kilometer Indonesia berdiri. Wisatawan bebas berfoto di depan tugu, membeli aneka suvenir, meneguk kesegaran es kelapa, hingga membuat sertifikat kunjungan ke Kilometer Nol Indonesia.

Promosi

Kota Sabang kini giat berpromosi. Pemerintah Kota Sabang menargetkan tingkat kunjungan wisatawan mencapai 1 juta orang pada 2017. Saat ini, jumlah wisatawan 500.000-700.000 orang per tahun.

”Sabang merupakan daerah perbatasan Indonesia yang sudah ditetapkan presiden menjadi kawasan wisata nasional dan internasional. Kesuksesan pengelolaan Sabang akan menjadi contoh bagi pengelolaan kawasan perbatasan lain. Itu sebabnya, pembangunan Sabang terus diupayakan,” kata Suhatmansyah, Deputi Bidang Pengelolaan Potensi Kawasan Perbatasan Badan Nasional Pengelola Perbatasan, yang saat itu mengunjungi Sabang.

Keinginan pemerintah menjadikan Sabang proyek percontohan pengelolaan kawasan perbatasan membuat pemerintah mengalokasikan dana hingga Rp 50 miliar. Bahkan, pada Oktober 2014, bandara militer Maemun Saleh di Sabang mulai menerima penerbangan sipil Medan-Sabang pergi pulang.

APBD Kota Sabang mencapai Rp 500 miliar dengan pendapatan asli daerah (PAD) Rp 36 miliar. Sebanyak 70 persen dari PAD berasal dari pariwisata. Jadi, kesuksesan pengembangan wisata dinilai akan menjadi kesuksesan Sabang. (Dahlia Irawati)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com