Tanpa partisipasi warga, terutama warga sekitar Danau Toba, langkah danau itu masuk dalam Jaringan Taman Bumi Global Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan (UNESCO) bakal sulit terwujud.
”Dengan masuk ke jaringan Global Geoparks UNESCO, Kaldera Toba akan selamat bagi generasi mendatang,” ujar Direktur Pengembangan Wisata Minat Khusus, Konvensi, Insentif, dan Even Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Akhyaruddin, dalam diskusi ”Manfaat Geopark Danau Toba” kerja sama Kompas dengan RE Foundation, di Medan, beberapa pekan lalu.
Namun, tanpa partisipasi warga, semua itu bisa mentah kembali. Dalam diskusi muncul fakta bahwa belum pernah tujuh bupati di sekeliling Danau Toba, yakni Samosir, Simalungun, Toba Samosir, Humbang Hasundutan, Karo, Dairi, dan Tapanuli Utara, duduk bersama untuk membahas Danau Toba. Padahal, posisi bupati sangat penting dalam membangun kawasan Danau Toba kembali jaya seperti era 80-90-an. Selain itu, tidak mudah menyatukan visi warga sekeliling danau yang sering terjebak paradigma adat sebagai ”raja”. Sementara kerusakan lingkungan danau kian masif.
Diskusi juga menghadirkan geolog Badan Geologi, Indyo Pratomo; Ketua Tim Percepatan Taman Bumi Kaldera Toba Sabrina, dan puluhan pemerhati Danau Toba di Sumatera Utara dengan moderator Hinca Panjaitan dari RE Foundation.
Ada tiga pilar pembangunan taman bumi global, yaitu aspek perlindungan dan konservasi, pendidikan, dan pengembangan ekonomi lokal. Menurut Akhyaruddin, ada perbedaan mendasar model pengelolaan taman bumi versi Eropa dan Tiongkok.
Eropa menekankan pentingnya perlindungan dan konservasi serta ilmu pengetahuan untuk pembangunan berkelanjutan. Tiongkok serius mengelola geopark demi konservasi dan peningkatan ekonomi warga.
Tiongkok sadar, masuknya taman bumi mereka dalam jaringan taman bumi global atau Global Geoparks Network (GGN) UNESCO akan meningkatkan jumlah wisatawan yang datang ke Tiongkok karena promosi yang dilakukan GGN ke dunia.
Tahun 2000, misalnya, Gunung Yuntaishan di Tiongkok hanya dikunjungi 200.000 wisatawan per tahun dengan devisa 3 juta dollar AS. Setelah menjadi anggota GGN UNESCO tahun 2004, Geopark Yuntaishan dikunjungan 1,25 juta wisatawan per tahun dan meraup devisa 90 juta dollar AS.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.