Meski baru berumur enam tahun, kabupaten hasil pemekaran dari Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan (Sulsel), ini memiliki potensi wisata unik berupa adat istiadat, seperti upacara pesta pemakaman Rambu Soló dan upacara pernikahan Rambu Tuká, serta destinasi wisata kubur batu Londa di Sanggalangi, Toraja Utara. Untuk menarik kunjungan wisatawan, setiap tahun di Toraja Utara dan Tana Toraja juga digelar dua acara besar, yaitu Toraja Internasional Festival (TIF) dan Lovely December.
”Tahun 2010 lalu, kunjungan wisatawan ke Toraja Utara baru mencapai 10.000-an wisatawan, kemudian pada 2011 meningkat menjadi 40.000-an wisatawan, dan 2012 menjadi 60.000-an wisatawan. Mulai 2013, kunjungan wisatawan ke Toraja Utara melonjak hingga 105.000 wisatawan. Sampai pertengahan 2014, kedatangan wisatawan ke tempat ini sudah mencapai 50.000-an wisatawan dan hingga akhir tahun kami perkirakan bisa mencapai 120.000-an wisatawan,” papar Bupati Toraja Utara FB Sorring, Senin (11/8/2014), sebelum acara Pembukaan TIF 2014 di Toraja Utara, Sulsel.
Menyambut TIF 2014, di Toraja Utara telah disiapkan lebih dari 1.800 kamar hotel bagi wisatawan. Di sejumlah hotel terlihat banyak wisatawan mancanegara yang sengaja singgah beberapa hari untuk menyaksikan upacara adat pesta pemakaman Rambu Soló yang digelar di Desa Nanggala Sangpiak Salu, Kecamatan Nanggala, Toraja Utara.
Upacara adat Rambu Soló
Bertepatan dengan penyelenggaraan TIF 2014, di Desa Nanggala Sangpiak Salu digelar upacara adat Rambu Soló pemakaman almarhum Helena Musu yang meninggal beberapa tahun lalu. Upacara pemakaman digelar selama 10 hari, mulai tanggal 5 hingga 15 Agustus 2014 dengan serangkaian upacara adat.
Selama upacara adat, keluarga almarhum dibantu kerabat dan handai tolan memotong 50 ekor kerbau, ratusan babi, seekor rusa, seekor kambing, dan seekor kuda. ”Seluruh penyelenggaraan acara ini disokong semua keluarga dan masyarakat secara gotong royong. Daging hewan yang dipotong kami bagi-bagi secara merata kepada semua warga,” kata Markus Taso (64), anak kandung Helena Musu.
Hingga saat ini, lebih dari 90 persen warga Toraja Utara masih menjalankan upacara adat pesta pemakaman Rambu Soló untuk memakamkan keluarga mereka. Oleh karena itu, kebutuhan kerbau untuk penyelenggaraan upacara adat ini sangat tinggi, hingga harus mendatangkan ribuan kerbau dari luar daerah setiap tahun.
”Rata-rata dalam setahun didatangkan 6.000 kerbau dari luar daerah, entah itu dari sekitar Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur, Jawa, hingga Sumatera,” ungkap Sorring.
”Program TIF 2014 sengaja dirancang untuk mengembangkan destinasi unggulan wisata baru di luar Bali, yaitu ke Toraja. Untuk memeriahkan pergelaran ini, kami, Kemenparekraf, mengundang beberapa misi kebudayaan dari Eropa, seperti Inggris, Amerika, Afrika, Asia, dan beberapa utusan budaya daerah di Nusantara,” tutur Sapta di sela-sela penyelenggaraan TIF 2014 yang berlangsung pada 11-13 Agustus 2014 di Toraja Utara dan Tana Toraja. (ABK)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.