Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Olahan Teh dari Mancanegara

Kompas.com - 17/08/2014, 18:17 WIB
Kontributor Travel, Sri Noviyanti

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Banyaknya jenis teh menginspirasi siapa pun pengolahnya untuk menyeduh dengan beraneka cara. Seduhannya tak sederhana dan terbatas pada pemberian air panas pada daun teh kering lalu ditambahkan gula saja. Olahan teh seduh berkembang, bahkan di tiap negara bisa saja berbeda. Lantas apa saja seduhan teh yang berhasil diolah sehingga menjadi populer saat ini?

Teh Tarik dari Malaysia

Sajian teh tarik begitu populer di Indonesia. Tak banyak yang tahu bahwa dalam asal-usulnya olahan teh ini berasal dari Malaysia. Teh tarik merupakan campuran teh hitam bubuk dengan susu kental manis. Cara pembuatannya terbilang unik. Nama teh tarik sendiri berasal dari proses penuangan pada pembuatan teh yang dilakukan dengan cara ditarik, yaitu the dan susu dioper dari satu cangkir ke cangkir lainnya. Cangkir yang dipakai berukuran cukup besar dan berbahan dasar alumunium. Di negara asalnya, teh tarik biasanya diminum bersama hidangan khas seperti nasi lemak, roti canai roti telur dan juga roti tempayan.

Rasa teh tarik yang khas, yaitu manis, wangi dan kental karena susunya bisa dinikmati hangat maupun dingin. Walaupun teh yang dipakai adalah teh hitam, rasanya justru dominan manis hanya saja masih ada rasa sepat yang sedikit tertinggal.

Bila Anda sedang melakukan perjalanan ke Malaysia khususnya Penang, jangan lupa mampir ke kedai teh yang sudah sangat tua dan terkenal untuk mencicipi segelas teh tariknya yang melegenda.

Thai Tea dari Thailand

Seduhan teh dari Thailand dikenal dengan nama Thai Tea. Sajian Thai Tea sekilas mirip teh tarik hanya saja rasanya berbeda. Di negara asalnya, Thai Tea menjadi favorit karena rasanya cocok di lidah. Maka tak heran, kalau di negara lain pun teh yang satu ini menjadi favorit.

Tak seperti teh tarik, Thai Tea merupakan campuran teh hitam dengan bunga lawang, gula dan juga susu evaporasi. Rasa pahit tehnya tak pekat, bahkan cenderung manis. Thai Tea juga nikmat disajikan hangat atau pun dengan es. Kebanyakan orang lebih suka Thai Tea yang disajikan dingin. Lebih nikmat bila diblender bersama es batu.

Di Thailand banyak pedagang kaki lima (PKL) yang menjajakan Thai Tea. Penjajanya dapat mudah ditemukan di mana-mana, terutama di Kota Bangkok. PKL berada di pusat-pusat keramaian Kota Bangkok, trotoar pinggir jalan atau pun di depan obyek-obyek wisata.

Noon Chai dari Kashmir

Wilayah Kashmir terbagi oleh tiga negara: Pakistan, India dan Tiongkok. Di wilayah ini terdapat teh khas yang dinamakan Noon Chai, yaitu teh susu berwarna merah yang memiliki aroma semerbak. Karena warnanya, minuman yang satu ini kerap kali disebut dengan pink tea atau Kashmir Tea. Jangan terkecoh dengan bubuhan nama ‘noon’ di sini karena ‘noon’ adalah bahasa lokal yang berarti garam. Oleh karena itu, banyak orang yang menyebut seduhan teh ini dengan sebutan salt tea.

Unik memang, untuk membuatnya dibutuhkan bubuk teh, susu dan garam yang direbus bersama. Sedangkan warna merah jambu didapat karena penambahan baking soda. Rasa pahit teh berpadu gurih karena susu dan garam begitu terasa dalam seduhan minuman ini.

Kalau tak begitu suka rasa gurihnya, Anda bisa minta ditambahkan sedikit gula. Bisa juga ditambahkan potongan kacang almond, pistachio, sedikit rempah dan kayu manis. Di daerah asalnya, Noon Chai biasa dihidangkan dalam acara-acara istimewa yang memungkinkan mengundang banyak orang, seperti pernikahan ataupun saat kumpul keluarga. Pada dasarnya, sajian teh ini masih jarang dijajakan pada kedai teh di sana.

Teh Rosella dari Lebanon

Awalnya, bunga rosella tumbuh di India bagian barat. saat itu serat rosella digunakan menjadi bahan pembuatan tekstil, dan pada abad 14, sedang daun mudanya bisa dikonsumsi, bunganya dijadikan sirup, dan belakangan ini rosella dapat dijadikan teh. Kemudian seduhan teh rosella yang tenar diadaptasi oleh negara-negara lainnya, termasuk Lebanon. Oleh karena itu, pada penyelenggaraan festival kuliner khas Lebanon biasanya kita menjumpai minuman segar ini.

Saat ini, rosella juga populer di Indonesia.  Bahkan akhir-akhir ini diketahui bahwa teh merah rosella memiliki manfaat yang banyak sekali. Untuk menikmati the rosella tak perlu jauh-jauh ke negara asalnya, karena banyak kedai teh di Indonesia yang menyediakannya. Tanaman rosella memang tumbuh di daerah beriklim tropis.

KOMPAS.com/SRI NOVIYANTI Karkadeh, minuman khas yang terbuat dari rosella
Tak seperti jenis teh lainnya yang memiliki rasa pahit dan getir, rosella bercita rasa masam. Semakin pekat warna merah pada kelopak Rosella, rasanya akan semakin asam dan kandungan antioksidannya semakin banyak. Sayangnya kadar antioksidan dalam kelopak Rosella menjadi berkurang jika dikeringkan dengan proses pemanasan (dipanggang dalam oven). Kadar senyawa berkhasiat yang terkandung dalam kelopak Rosella berada pada tingkat tertinggi jika dikonsumsi dalam keadaan yang masih segar. Maka dianjurkan menyeduhnya dengan kelopak yang masih segar.

Matcha Tea dari Jepang

Berbicara soal Jepang, ada teh khas yang sangat terkenal. Lihat saja, semua restoran yang menawarkan menu Jepang pasti menyediakan Matcha Tea sebagai rekomendasi minumannya. Di Jepang, pohon teh tumbuh pada tempat yang tidak terkena matahari langsung, oleh karena itu, warna daunnya menjadi hijau terang. Dengan proses pengeringan dan penumbukan maka bubuk daun teh tersebut yang kemudian disebut dengan bubuk Matcha Tea. Matcha Tea berkualitas dihargai cukup tinggi karena prosesnya yang tidak sederhana.

Penyeduhan Matcha Tea ini sebenarnya sederhana saja. Pertama-tama bubuk Matcha Tea dalam cangkir dituangkan air mendidih, diaduk rata lalu diamkan dengan menutup cangkir tersebut selama kurang lebih 3 menit. Matcha Tea biasanya memang disajikan tawar begini saja tanpa tambahan gula.

Di Jepang, Anda akan banyak menemui kedai teh ataupun kafe yang menyediakan minuman ini. Kunjungi saja area Yanaka, Nezu, dan Sendagi yang biasa disingkat menjadi Ya-Ne-Sen. Salah satunya adalah kedai “Kanekichien”. Di dalam kedai ini, semerbak wangi teh hijau sangat menenangkan.

Masala Chai dari India

Pertunjukan teatrikal pembuatan Masala Chai sebanding dengan rasanya. Tiap daerah di India memiliki komposisi sendiri untuk minuman khas ini. Namun pada umumnya, Masala Chai terdiri dari teh hitam pekat yang dicampur dengan susu. Bukan itu saja, masih ada tambahan kayu manis, kapulaga, cengkeh, jahe, lada hitam, juga rempah lainnya dalam seduhan.

Aroma rempah begitu tercium dalam sajian satu cangkir Masala Chai, kalau sedang berada di India coba lah mampir ke kawasan pecinan Kolkata, di sana banyak kedai yang menawarkan Masala Chai.

Po Cha dari Tibet

Berbicara soal teh, Tibet juga memiliki teh tradisi. Namanya Po Cha atau dikenal juga dengan sebutan Butter Tea. Anda tidak akan melihat warna pekat hitam teh dalam sajiannya. Po Cha berwarna putih susu. Komposisinya memang unik, karena merupakan campuran dari daun teh, garam dan juga mentega yang diseduh dalam teko. Campuran ini bukan hanya diseduh dengan air hangat biasa, melainkan harus dimasak selama berjam-jam hingga tekstur airnya menjadi kental.

Mungkin bagi yang pertama kali mencoba akan mengerutkan dahi karena rasanya yang aneh. Tetapi warga Tibet begitu menyukai sajian teh tradisi ini karena dianggap berkhasiat dalam menjaga stamina dan  memenuhi kebutuhan kalori pada tubuh.

Sajian Po Cha ini biasa menjadi jamuan tuan rumah saat ada tamu datang. Tamu yang dijamu dengan sajian ini harus menghabiskan tiga cangkir Po Cha, jika tidak, tuan rumah akan merasa terhina dan tamu dianggap sombong.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com