Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harum Banyuwangi Menyebar ke Mancanegara

Kompas.com - 20/08/2014, 16:21 WIB
KOMPAS.com - Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia. Jumlah pulaunya lebih dari 17 ribu dan panjang garis pantai mencapai 81 ribu kilometer, membentang dari Sabang hingga Merauke. Tak heran jika sebagian besar wilayah Indonesia adalah kawasan pesisir. Sebuah kawasan dengan sumber daya yang sangat tinggi nilai ekonomisnya.

Salah satu contohnya adalah Banyuwangi. Panjang garis pantai kabupaten yang berada paling ujung timur Pulau Jawa ini sekitar 175 kilometer. Dengan potensi besarnya, Banyuwangi konsisten menjadi penghasil ikan laut terbesar setelah Bagan Siapiapi. Dan bahkan, hingga kini masih terus mendominasi hasil perikanan di Indonesia, baik perikanan tangkap maupun industri perikanan lainnya.

Menurut legenda, Banyuwangi berasal dari kisah tragis pasangan suami istri Raden Banterang dan Putri Sritanjung Sari. Sang Putri tewas di tangan sang suami, Raden Banterang karena merasa sangsi dengan janin yang dikandung istrinya. Namun sayang, tuduhan tak terbukti. Dan sesuai sumpah sang Putri, air sungai akan menebarkan keharuman jika ia berkata benar.  

Itulah asal kata Banyuwangi. Dalam bahasa Indonesia, berarti air yang menebar keharuman. Namun di masa sekarang, keharuman itu tidaklah harfiah seperti semerbak bunga setaman, melainkan  kemashyuran karena kekayaan alam di kabupaten terluas di Jawa Timur, bahkan Pulau Jawa.

ARSIP KOMPAS TV Hasil tangkapan nelayan Grajagan, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
Dayu Hatmanti beserta tim Explore Indonesia mendatangi pantai Grajagan. Selain Muncar, kawasan pesisir seperti Grajagan ini, merupakan salah satu daerah penyuplai ikan bagi Jawa Timur dan wilayah sekitarnya. Kami sengaja datang ke sana untuk melihat bagaimana masyarakat pesisir memanfaatkan laut.

Grajagan

Pantai Grajagan terletak sekitar 52 kilometer sebelah Selatan kota Banyuwangi. Wilayahnya, juga menjadi bagian dari Taman Nasional Alas Purwo, dengan luas area sekitar 300 kilometer persegi. Teluk Grajagan berbatasan langsung dengan Selat Bali. Hal ini jelas menguntungkan, sebab membuat laut Grajagan melimpah dengan potensi perikanan.

Dayu Hatmanti mengawali perjalanan ini dengan mendatangi pasar ikan di pantai Grajagan. Sejak sebelum matahari terbit, aktivitas pasar sudah dimulai. Hanya saja, situasinya berbeda dengan pasar pada umumnya. Tak ada tenda ataupun kios. Tak ada pula meja-meja atau lapak khas pasar.

Yang ada hanyalah sekumpulan buruh angkut di tepi pantai. Sekilas, seperti itulah rupa pasar ikan di wilayah Grajagan. Rombongan ibu-ibu dengan baskom atau ember sibuk bercengkerama sambil menunggu kapal-kapal berlabuh. Sedang bapak-bapak, berdiri menanti di pinggir pantai. Tak jelas mana si penjual atau pembeli.

ARSIP KOMPAS TV Dayu Hatmanti membantu warga mencari kerang bambu di pantai Grajagan, Banyuwangi, Jawa Timur.
Saat sebuah kapal berukuran sedang datang, semua obrolan terhenti. Mereka segera mendekati kapal, menyodorkan ember atau baskom. Sayangnya, tak semua hasil tangkapan dijual kepada warga. Sebagian besar  meluncur ke gudang-gudang penyimpanan, untuk selanjutnnya dikirim ke pabrik-pabrik pengolahan yang berada di sekitaran jawa timur.

Pergi Melaut

Nelayan di setiap daerah memiliki teknik tersendiri dalam menangkap ikan. Begitupun dengan nelayan Grajagan. Berbekal izin dari sang kapten, Dayu Hatmanti memberanikan diri untuk melaut, bersama sekitar dua puluhan nelayan. Mulai dari sore hari  mereka berangkat mencari ikan di sekitaran teluk Grajagan.

Nelayan Grajagan menggunakan beberapa jenis kapal untuk melaut. Yang berukuran paling kecil disebut jukung. Kapasitasnya, hanya cukup memuat tiga sampai enam orang saja. Kapal yang kami tumpangi disebut ijo-ijo. Panjangnya mencapai 12 meter, dengan lebar sekitar 3 meter. Kapal ini sanggup mengangkut hingga 30 orang. Dan daya tampung tangkapannya mencapai dua ton.

Nama ijo-ijo sendiri berasal dari banyak versi. Ada yang mengaitkannya dengan warna pada badan kapal. Tak sedikit pula yang merujuknya pada jenis dan warna jaring yang digunakan yakni jenis purse seine dengan panjang sekitar 200 meter dan lebar mencapai puluhan meter. Di bagian bawahnya terdapat kantong kecil yang berfungsi menampung ikan atau tangkapan yang terperangkap.

Untuk mengatasi keterbatasan cahaya di malam hari, nelayan Grajagan menggunakan alat yang disebut pela. Sembari menunggu pela terombang-ambing, sebagian kru kapal mengisi waktu dengan berbagai kesibukan, salah satunya dengan memancing.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Travel Update
5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

Travel Tips
Turis China Jatuh ke Jurang Kawah Ijen, Sandiaga: Wisatawan agar Dipandu dan Mengikuti Peraturan

Turis China Jatuh ke Jurang Kawah Ijen, Sandiaga: Wisatawan agar Dipandu dan Mengikuti Peraturan

Travel Update
8 Kesalahan Saat Liburan Berkelompok, Awas Bisa Cekcok

8 Kesalahan Saat Liburan Berkelompok, Awas Bisa Cekcok

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com