"Nusa Tenggara Timur memiliki potensi budaya dan alam. Konsep ke depan untuk NTT adalah ecotourism (ekowisata)," tutur Alexander baru-baru ini di Jakarta, kepada Kompas Travel.
Ia menuturkan pariwisata yang berbasis masyarakat salah satu programnya adalah pengembangan desa wisata. Sejak tahun 2012, lanjutnya, pemerintah provinsi menganggarkan Rp 50 juta per desa untuk pengembangan desa wisata.
"Kami targetnya setiap tahun itu 50 desa. Program ini sejak 2012 sampai 2018," katanya.
Alexander juga menjelaskan pentingnya pelestarian alam NTT sebagai daya tarik pariwisata. Potensi alam untuk wisata yang dimiliki NTT, jelas Alex, mulai dari Pulau Komodo, Kelimutu, banyaknya titik penyelaman yang tersebar di NTT seperti di Riung (Ngada), Pulau Kepa di Alor, sampai Teluk Maumere di Maumere.
"Ini merupakan aset pariwisata bahari, karena NTT adalah kepulauan, banyak pulau besar dan kecil tersebar," tutur Alexander.
Tambahan lagi, lanjut Alexander, adalah potensi budaya. Di NTT banyak tradisi unik seperti penangkapan ikan paus di Lembata. Lalu suku-suku tradisional yang masih hidup sesuai tradisi nenek moyang seperti Wae Rebo di Manggarai. Ada pula tradisi Pasola di Sumba.
Untuk akomodasi, Alexander menganggap pentingnya pengembangan homestay di NTT. "Hampir semua kabupaten punya hotel, tinggal kelasnya saja. Kebanyakan hotel melati," tambah Alexander.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.