Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berlomba dengan Waktu lewat Sport Stacking

Kompas.com - 14/09/2014, 19:42 WIB
Kontributor Travel, Sri Noviyanti

Penulis

Tak tok tak tok tak tok

Sekelompok anak muda sibuk beradu cepat dengan waktu, menata dua belas gelas di atas sebuah mat yang menjadi alas di meja Rumah Makan. Tangannya sungguh lincah, Gelas-gelas tadi disusun dengan pola piramida lalu kembali disusun rapi. Waktu dihitung, siapa cepat dialah pemenangnya.

Inilah sport stacking, olahraga ketangkasan tangan yang belum begitu gaung namanya. Hanya saja belakangan, olahraga satu ini pelan-pelan mulai menampakkan eksistensinya di Indonesia.

Aji Galuh Rakasiwi, salah satu dari yang sibuk malam itu. Bersama teman-temannya kini ia aktif di Indonesia Sport Stacking, sebuah komunitas untuk para stacker (sebutan untuk pemain sport stacking). Tanggung jawabnya, ialah memperkenalkan olahraga yang satu ini kepada publik.

Aji, begitu biasa ia disapa kerap kali bermain dengan gelas-gelas berwarna-warni dengan lubang sebagai tempat keluar masuk udara di bawahnya itu. Merebut perhatian orang yang tak senganja lewat di depannya. “Pada hari Kamis dan Jumat saya bisa ditemui di Food Garden Citra 2 Tangerang atau Dunkin Donuts Karang Tengah. Di sana, saya dan teman-temannya biasa main. Adu cepat dengan waktu,” imbuh Aji.

Pada kesempatan itu, Aji berkisah soal sejarah lahirnya olahraga ini di Indonesia. “Sport Stacking berasal dari Amerika dan Eropa, saya mengenalnya tahun 2009, saat baru masuk ke Indonesia. Dikenalkan oleh orang Singapura yang akan membuat acara internasional, kebetulan saya masih mahasiswa dan mendapat tantangan untuk menekuninya,” ungkap Aji.

Menurut Aji, saat itu dicari delapan stacker untuk diajak sosialisasi olahraga ini, gunanya melatih orang lain lagi yang tertarik. Targetnya adalah anak-anak dan remaja untuk ikut kompetisi Ovaltine Crazy Cups Challenge 2009.

“Dapat waktu seminggu, antusias banget dapat tantangan itu. Setiap hari saya mulai berlatih, cup-cup stacking pun menjad bagian dari kesibukan saya tiap harinya,” kenangnya.

KOMPAS.com/SRI NOVIYANTI Sport Stacking, olahraga ketangkasan tangan yang mulai menampakkan eksistensinya di Indonesia

Untuk bermain sport stacking, selain butuh ketangkasan juga memiliki aturan tersendiri. Stacker menyusun  cup-nya dengan pakem kanan-kiri-kanan. Susun membentuk piramida ke atas (stack up), pastikan tumpukan di bawah tersusun rapat dan rapi agar fondasinya kuat. “Begitu terus sampai dua belas cup tersusun. Format untuk basic adalah 3-6-3 (jumlah susunan cup) lalu kembali disusun seperti semula (stack down). Yang penting saat memegang cup perhatikan jangan di bagian atas dan jangan terlalu kuat karena khawatir cup satu dengan yang lainnya menempel," katanya.

Pada dasarnya, lanjut Aji, bila memegangnya pelan, cup ini tidak akan menempel karena memang sudah didesain khusus. "Lihat deh di bagian bawah ada lubang-lubang. Ini gunanya sebagai tempat sirkulasi udara saat dimainkan tepat di tepi gelas bagian bawah terdapat tulang-tulang gelas yang membuat gelas ini tidak dapat masuk seutuhnya dan mudah saat disusun kembali terakhir,” jelasnya,

Pertama kali mencobanya, Aji mendapatkan waktu 40 detik untuk menyelesaikan permainan ini. Karena terus belajar, didapatlah waktu hingga 12 detik. “Dari situ kebetulan saya terpilih menjadi salah satu dari delapan stacker yang akan melatih anak-anak. Hasilnya, anak didik saya menang, bahkan ada anak didik saya yang juga ikut kejuaran sport stacking internasional,” tambahnya.

Tak terasa waktu berlalu hingga kini. Ia menjad seorang guru olahraga sambil terus mengenalkannya pada khalayak. ”Dilihat dari manfaatnya, selain melatih ketangkasan tangan, olahraga ini juga melatih konsentrasi. Menyeimbangkan kerja otak kiri dan kanan. Yang paling penting juga efekstif sebagai kegiatan positif untuk menghabiskan waktu saat luang,” tukasnya.

Saat ini, Aji sudah mengalami banyak peningkatan. Waktu terbaik yang ia dapatkan pun 7,03 detik. “Ini rekor yang dicapai untuk satu iklan provider. Saat itu saya ditantang untuk membintangi iklan ini dengan bermain sport stacking, akhirnya tercapailah waktu 7,03 detik,” jelasnya.

Lepas dari hal tersebut, Aji tak mau kehilangan inovasi. Saat bermain, ia menciptakan beberapa gaya sebagai cirri khasnya bermain. ”Saya buat variasi, variasi di sini maksudnya bukan cara bermain karena masih harus sama tapi lebih ke gaya saat bermain. Saya sendiri dikenal sebagai freestyler di kalangan stacker,” tuturnya.

Beberapa gaya bermainnya, dinamakan dengan unik. “Baru dua yang berhasil dinamakan, Aji Press dan Aji Twister,” ungkapnya lagi. Aji Press merupakan freestyle dengan menekan cup ke arah bawah sedangkan Aji Twister adalah freestyle dengan membuat cup berputar dari tangan satu ke tangan lainnya. 

Lalu dengan semangatnya, Aji terus berharap banyak orang yang ingin mengenal olahraga ketangkasan tangan ini. sekali waktu ia bermain langsung di hadapan banyak orang, bila tak sempat ia akan mengunggah aksinya sat bermain dalam Youtube. “Kami dari komunitas hingga saat ini berjumlah kurang lebih 30 orang akan membuat sport stacking tetap memiliki eksistensi, karena  sayang, event pertama dan terakhir di Indonesia untuk sport stacking baru yang tahun 2009,” harapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com