Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ragunan Dulu, Kini, dan Nanti...

Kompas.com - 21/09/2014, 10:06 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - "Adek mau lihat gajah," ujar seorang gadis kecil berusia sekitar 6 tahun kepada orangtuanya di depan pintu masuk Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta Selatan. Sambil digandeng kedua orangtuanya, gadis berbaju gaun merah jambu itu melangkah masuk ke Ragunan. Sambil tersenyum dan tertawa.

Taman Margasatwa Ragunan memang sering menjadi tujuan wisata warga Jakarta. Dia bagai hutan hijau di tengah hiruk pikuk kota. Tenang, asri, murah, merupakan alasan-alasan yang kerap dilontarkan pengunjung yang memilih Ragunan sebagai tempat hiburan. Siapa yang menduga? Taman margasatwa itu kini sudah berumur 150 tahun. Kini, Taman Margasatwa Ragunan sudah menjadi salah satu aset kebanggaan Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta. "Sudah selayaknya bila usia 150 tahun dimaknai dan dijadikan tonggak untuk membentuk komitmen Pemprov DKI menjadikan Ragunan berkelas internasional," ujar Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah, di Taman Margasatwa Ragunan, Sabtu (20/9/2014).

Dipelopori Seorang Pelukis

Satu setengah abad yang lalu, seorang pelukis tersohor di Indonesia berbaik hati menyumbangkan lahannya di Jalan Cikini Raya seluas 10 hektar untuk tempat peragaan satwa. Dialah Raden Saleh, menyumbangkn lahannya kepada perhimpunan penyayang flora dan fauna bernama "Culture Vereniging Planten en Direntuin at Batavia".

Dengan nama "Planten en Direntuin", Taman Margasatwa Ragunan diresmikan pada 19 September 1864. Empat tahun setelah merdeka, Cikini dianggap tidak cocok lagi untuk menampung satwa-satwa. Sejak saat itu, mulai lah dibangun Badan Persiapan Pelaksanaan Pembangunan Kebun Binatang. Tujuannya, untuk memindahkan kebun binatang di Cikini ke Ragunan, Pasar Minggu.

Hingga akhirnya, dengan membawa lebih dari 450 satwa dari Cikini, Taman Margasatwa Ragunan resmi dibuka pada 22 Juni 1966 oleh Gubernur Ali Sadikin. Dengan luas taman seluas 140 hektar yang terdiri dari sekitar 2.000 ekor satwa dari 200 spesies dan 19.000 lebih jenis tumbuhan. Hari Sabtu (20/9/2014), pada perayaan ulang tahunnya yang ke-150. Taman Margasatwa Ragunan juga meresmikan patung dada pendirinya, Raden Saleh.

KONTAN/Muradi Ilustrasi: suasana liburan di Ragunan
Diukir selama 3 bulan lebih, patung ini dibuat sebagai tanda jasa bagi salah satu pendiri Taman Margasatwa Ragunan. Patung berwarna coklat kayu itu kini berdiri gagah di tengah-tengah hijaunya suasana Ragunan. "Peresmian Patung Raden Saleh. Perintis Taman Margasatwa Ragunan. Planten en Dierentuin Cikini," sebuah tulisan yang tertera di patung.

Pimpinan Yayasan Arsari Djojohadikusumo yaitu Hashim Djojohadikusumo lah yang meresmikan langsung patung dada itu.

Lebih Diperhatikan Pemerintah

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kini telah berkomitmen untuk lebih memperhatikan Taman Margasatwa Ragunan. Baik kesejahteraan seluruh satwa dan juga pekerja atau karyawan di sana. Seperti saat ini, Pemprov DKI melakukan peningkatan eselon menjadi eselon 2 terhadap 1 orang PNS di Taman Margasatwa Ragunan. Dan juga penaikan jabatan sebagai kepala-kepala dinas. "Ini adalah bentuk apresiasi bagi kawan-kawan yang sudah berkarya di Ragunan," ujar Syaefullah.

Syaefullah mengatakan, saat ini Taman Margasatwa Ragunan sudah berada di bawah Badan Pelayanan Daerah. Peluang untuk mendapat anggaran yang lebih banyak lagi menjadi besar. Selain itu, Pemprov DKI juga akan mengupayakan kepada pihak DPRD demi mendapatkan anggaran itu. Saat ini, Taman Margasatwa Ragunan secara rutin mendapat subsidi sebesar Rp 70 miliar per tahun dari Pemprov DKI. Dengan jumlah ini, Taman Margasatwa Ragunan mampu menarget harga tiket masuk dengan harga yang terhitung murah yaitu Rp 4.500 untuk orang dewasa dan Rp 3.500 untuk anak-anak. "Tiket masuk Ragunan adalah yang paling murah di seluruh dunia," ujar Saefullah.

Ingin Perbaiki Kandang dan Tambah Koleksi

Walau sudah berusia satu setengah abad, Taman Margasatwa Ragunan tetap memerlukan perbaikan-perbaikan. Bagi Kepala Taman Margasatwa Ragunan, Marsiwity Gumay sendiri, masih banyak rencana-rencana yang ingin dilakukannya demi perkembangan Ragunan. "Saya ingin ada perbaikan kandang," ujar wanita yang akrab disapa Wiwid ini.

KOMPAS IMAGES/DHONI SETIAWAN ILUSTRASI - Pengunjung memberi makan unta di Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta Selatan, Minggu (12/9/2010). Pada libur Lebaran ini, banyak warga Ibu Kota mendatangi lokasi wisata maupun tempat hiburan lainnya.
Menurut Wiwid, kandang-kandang satwa di Ragunan ini memang yang paling bagus pada masanya. Namun, sekarang sudah ketinggalan zaman. Wiwid ingin memperbaiki kandang agar para satwa yang tinggal di dalamnya juga nyaman. Selain itu, Wiwid juga ingin menambah koleksi satwa di Ragunan. Namun, bukan memperbanyak populasi. Artinya, dia ingin satwa di Ragunan semakin kaya spesies. Bukan berjumlah banyak tapi dengan spesies yang itu-itu saja. "Karena kita kan bukan beternak," ujarnya.

Jika ada salah satu jenis hewan yang berjumlah banyak di Ragunan, Wiwid ingin menukarnya dengan kebun binatang lain agar mendapat koleksi hewan berbeda. Ada rencana lain yang sedang dipertimbangkan oleh Wiwid sebagai pimpinan. Dia mau Taman Margasatwa Ragunan memiliki program safari night. Dia berharap program itu akan segera terwujud. "Intinya, kesejahteraan satwa harus yang paling utama di Taman Margasatwa Ragunan," tambah Wiwid.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada Parkir dan Resto Nakal yang Beri Harga Tak Wajar di Bantul, Ini Cara Laporkannya

Ada Parkir dan Resto Nakal yang Beri Harga Tak Wajar di Bantul, Ini Cara Laporkannya

Travel Update
Cara ke Jakarta Aquarium Safari di Neo Soho, Naik KRL dan Transjakarta

Cara ke Jakarta Aquarium Safari di Neo Soho, Naik KRL dan Transjakarta

Travel Tips
Tangal Merah dan Cuti Bersama di bulan April 2024, Ada Lebaran

Tangal Merah dan Cuti Bersama di bulan April 2024, Ada Lebaran

Travel Update
Mengenal Kampung Inggris, Belajar Sembari Liburan

Mengenal Kampung Inggris, Belajar Sembari Liburan

Jalan Jalan
Cara ke Pameran Sampul Manusia dari Tangerang naik Transjakarta

Cara ke Pameran Sampul Manusia dari Tangerang naik Transjakarta

Travel Tips
12 Maskapai Ajukan Penerbangan Tambahan Saat Libur Lebaran 2024

12 Maskapai Ajukan Penerbangan Tambahan Saat Libur Lebaran 2024

Travel Update
Jakarta Aquarium Safari Tambah Tiket dan Show Saat Libur Lebaran

Jakarta Aquarium Safari Tambah Tiket dan Show Saat Libur Lebaran

Travel Update
Festival Bunga Tulip Terbesar di Belanda Dibuka untuk Umum

Festival Bunga Tulip Terbesar di Belanda Dibuka untuk Umum

Travel Update
KA Argo Bromo Anggrek Gunakan Kereta Eksekutif New Generation mulai 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Gunakan Kereta Eksekutif New Generation mulai 29 Maret

Travel Update
Taman Asia Afrika, Area Sejarah di Kiara Artha Park di Bandung

Taman Asia Afrika, Area Sejarah di Kiara Artha Park di Bandung

Jalan Jalan
Omah UGM, Cagar Budaya di Kotagede Yogyakarta Bisa untuk Spot Foto

Omah UGM, Cagar Budaya di Kotagede Yogyakarta Bisa untuk Spot Foto

Jalan Jalan
Harga Tiket Jakarta Aquarium Safari Lebaran 2024, Simak Cara Belinya

Harga Tiket Jakarta Aquarium Safari Lebaran 2024, Simak Cara Belinya

Travel Update
Penginapan Tengah Hutan di Bantul Yogyakarta, Tawarkan Kelas Yoga

Penginapan Tengah Hutan di Bantul Yogyakarta, Tawarkan Kelas Yoga

Hotel Story
Cara ke Pameran Sampul Manusia Naik KRL dan Transjakarta

Cara ke Pameran Sampul Manusia Naik KRL dan Transjakarta

Travel Tips
Wisatawan Sudah Bisa Naik ke Atas Candi Borobudur, mulai Rp 150.000

Wisatawan Sudah Bisa Naik ke Atas Candi Borobudur, mulai Rp 150.000

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com