Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kuliner Khas untuk Semua

Kompas.com - 22/09/2014, 10:06 WIB
AWALNYA tidak pernah terpikirkan di benak Sofie Mulyapatera Eman bahwa hobinya memasak akan menjadi gantungan hidup bagi banyak orang dan semakin mewarnai khazanah kuliner Nusantara.

Sofie adalah pengusaha Restoran Beautika, yaitu restoran masakan Manado yang kini menjadi rujukan pencinta kuliner di dalam negeri dan luar negeri.

Restoran Beautika lahir dan besar di Jakarta. Saat ini ada tiga Restoran Beautika di Jakarta, yaitu di Jalan Hang Lekir, Jalan Abdul Muis Tanah Abang, dan kawasan Sudirman Central Business District (SCBD).

Ada sekitar 70 menu masakan Manado di restoran tersebut. Satu keunikan Restoran Beautika ini adalah bisa dikonsumsi oleh semua orang atau memberi jaminan halal pada setiap masakannya. Masakan Manado dengan menu aslinya menggunakan daging babi kini diganti dengan daging ayam sehingga bisa disantap semua pihak.

Meski baru buka pada 1997, Restoran Beautika sudah memiliki pelanggan tetap. Pencinta masakan Restoran Beautika mulai dari masyarakat biasa hingga pejabat negara, bahkan orang nomor satu di negeri ini.

Banyaknya penikmat masakan Manado di Restoran Beautika membuat restoran ini minimal harus menyediakan cabai rawit hingga 100 kilogram per hari. Restoran ini juga memborong belasan jenis rempah-rempah mencapai puluhan kilogram.

Tidak ketinggalan juga, restoran harus membeli minimal 10 macam ikan segar langsung dari kampung halaman Sofie di Amurang, Kabupaten Minahasa Selatan, Sulawesi Utara.

”Rupanya banyak juga orang bukan asli Manado yang menyukai masakan Manado. Bangga juga kalau masakan Manado bisa disukai banyak orang bukan asal Manado. Memang kelebihan kami salah satunya adalah masakan kami halal sehingga bisa dimakan semua orang,” ujar Sofie saat ditemui beberapa waktu lalu di Amurang dalam rangkaian Kompas Jelajah Sepeda Manado-Makassar 2014, beberapa waktu lalu.

Terus bertambahnya pelanggan Restoran Beautika membuat restoran semakin berkembang. Alhasil, kebutuhan akan tenaga kerja pun terus bertambah dari waktu ke waktu. Dari awalnya Sofie memasak sendiri menu permintaan pelanggan kini ia sudah memiliki 40 koki yang dibawanya langsung dari Amurang.

Jumlah pekerja di Restoran Beautika saat ini sudah 300-an orang. Sebanyak 60 persen dari mereka diboyong Sofie dari kampung halamannya di Amurang. Sisanya berasal dari Jawa.

”Memang ada koki yang memasak, tetapi tetap semua menu dan resepnya dari saya. Kualitas rasa masakan sangat kami utamakan. Bahkan, kualitas proses memasak hingga tempat makan pun harus diperhatikan. Jika pelanggan restoran sempat kecewa, kami akan ditinggalkan,” ujar perempuan kelahiran Amurang, 28 Agustus 1954, tersebut.

Kantin

Sofie bercerita, awalnya kehadiran Restoran Beautika tidak secara khusus didirikan untuk menjadi restoran. Pada 1996, Beautika sebenarnya adalah nama salon kecantikan. Pada saat itu, Sofie ingin mencari kesibukan seusai perusahaan mobil tempatnya bekerja selama 20 tahun meredup karena krisis moneter dan akhirnya tutup total pada 1997.

”Salon Beautika saat itu berjalan baru tiga bulan. Lama-kelamaan para pelanggan salon pun bertanya kalau ingin makan di mana. Lalu, saya tawari makanan Manado ringan buatan saya, seperti tinutuan (bubur manado), rujak, pisang goreng, dan mi ikan cakalang. Rupanya mereka senang dan akhirnya terus berkembang dari mulut ke mulut,” ujar istri dari Henk Mulyapatera tersebut.

Banyaknya peminat masakan Manado membuat Sofie meminta suaminya menyiapkan kantin makan di garasi rumah mereka di Jalan Hang Lekir, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Saat itu, tahun 1997, dibuatkan kantin mini berukuran 5 meter x 6 meter.

Namun, semakin lama pelanggan yang datang ke salon Beautika semakin banyak. Tujuannya justru lebih banyak yang membeli makanan di kantin daripada yang pergi ke salon. Selanjutnya, Beautika pun semakin berkembang menjadi restoran dengan pelanggan yang kian banyak. Hingga kini sudah ada tiga Restoran Beautika di Jakarta.

”Yang membuat Restoran Beautika menarik banyak nasabah salah satunya karena kami berani melakukan modifikasi menu. Misalnya, menu asal babi woku, kami ganti dengan ayam woku. Intinya kami ingin semua orang bisa makan masakan Manado,” ujar Sofie. Omzet restoran masakan Manado Beautika ini bisa mencapai Rp 100 juta-Rp 200 juta per hari.

Sofie berharap, masakan Manado semakin dikenal luas di dalam dan luar negeri. Itu sebabnya, ia juga memodifikasi menu dengan pilihan rasa pedas dan tidak pedas.

”Kami memberikan pilihan pada konsumen. Bagi mereka yang ingin merasakan masakan Manado, tetapi tidak ingin merasa pedas, kami siapkan masakan Manado tidak pedas (padahal masakan Manado ciri khasnya adalah berbumbu pedas),” kata Sofie.

Meski nama Restoran Beautika sudah sangat dikenal, ibu dari Kartika ini terus berinovasi. Tujuannya satu, dia ingin semakin memopulerkan masakan Manado seluas mungkin. Bahkan, kini ia sedang beruji coba membuat bumbu instan masakan Manado khas Beautika. Tujuannya agar pelanggannya di luar Jakarta pun bisa menikmati masakan Manado ala Beautika. Sebuah kiat berinovasi yang pantas dicontoh. (Dahlia Irawati/Gregorius Magnus Finesso)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com