Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bermanja di Pantai Sumur Tiga

Kompas.com - 01/10/2014, 12:25 WIB
ANGIN berembus sepoi-sepoi, nyiur pun melambai dan ombak berkejaran. Di kejauhan, terhampar luas lautan biru nan jernih. Karang di dasar lautan memancarkan warna eksotis ketika terpapar cahaya sang surya. Bagai lukisan, pemandangan Pantai Sumur Tiga, Kota Sabang, Pulau Weh, Aceh, pada siang hari akan memanjakan setiap wisatawan yang datang.

Jika ke Pulau Weh, sempatkan berkunjung ke Pantai Sumur Tiga. Keberadaan pantai ini mudah dijangkau, hanya 10 menit dari pusat Kota Sabang dan 20 menit dari Pelabuhan Balohan, Sabang. Pantai ini berada di kawasan Ie Meule, Kecamatan Sukajaya, Sabang. Wisatawan bisa menggunakan becak motor untuk ke sana.

Pantai Sumur Tiga menawarkan keindahan alam bahari dengan lingkungan yang masih alami. Langitnya yang bersih membuat pantai ini menjadi tempat ideal untuk memandangi keindahan matahari terbit. Apalagi pantai ini berada di sisi timur Pulau Weh. Di sisi lain, sepanjang pinggiran pantai ini masih dipadati pepohonan kelapa, yang meneduhkan pada waktu terik matahari menyengat kulit.

Pantai ini pun menyajikan pasir berwarna putih bersih. Pasir membentang panjang lebih dari 2 kilometer. Konon garis pantai ini yang terpanjang di Pulau Weh. Pantai ini memiliki lebar sekitar 15 meter yang cocok menjadi tempat bermain dan berjemur.

Lautnya tak kalah menawan. Kawasan Pantai Sumur Tiga masih memiliki lautan biru yang jernih. Di kala matahari memancarkan sinar sempurna, hamparan karang berwarna menawan di dasar lautan bisa terlihat jelas.

Kondisi seperti ini membuat pantai ini bisa dikunjungi dan dinikmati dari pagi hingga sore. ”Kealamian dan keindahan kawasan ini memberikan ketenangan. Kami betah berlama-lama di sini,” ujar Pingkan Roeroe, wisatawan asal Jakarta.

Wisatawan lokal dan asing terpikat mendatangi pantai ini silih berganti. Banyak wisatawan yang tak siap dengan pakaian ganti memilih duduk manja ataupun bermain pasir di pinggiran pantai. Namun, banyak pula wisatawan yang tak kuasa menahan hasratnya untuk berenang dan menyelam kendati tak berpakaian renang.

Bagi wisatawan asing atau ekspatriat, pantai ini menjadi surga menyelam ringan (snorkeling). Tanpa sungkan mereka membawa peralatan menyelam sendiri demi menikmati keindahan bawah laut Pantai Sumur Tiga.

Selain menyelam, wisatawan asing pun bisa bermanja membiarkan tubuh tersengat cahaya matahari alias berjemur di pantai ini. Tanpa malu-malu, para wisatawan asing rebahan di atas pasir putih Pantai Sumur Tiga.

Wisatawan lokal dan asing jangan ragu dan takut untuk menyelam dan berjemur di pantai ini. Pantai ini adalah oasis di tengah berlakunya hukum syariat Islam di ”Bumi Serambi Mekkah”. Pantai ini memungkinkan wisatawan bisa menikmati dengan optimal keindahan alam bahari ”Tanah Rencong”.

”Pantai Sumur Tiga menjadi salah satu wilayah bebas bagi wisatawan, khususnya wisatawan asing di Pulau Weh, selain kawasan Pantai Iboih dan Pantai Gapang,” ujar Saifullah, salah seorang warga Sabang.

Tiga sumur

Keunikan lain pantai ini terdapat tiga sumur yang berair tawar. Padahal, sumur ini jaraknya hanya 15 meter dari laut. Tiga sumur menjadi ikon kawasan ini sekaligus menjadi cikal bakal nama pantai.

KOMPAS/ADRIAN FAJRIANSYAH Pantai Sumur Tiga, Sabang, Aceh, Minggu (17/8/2014). Angin berembus sepoi-sepoi, nyiur pun melambai dan ombak berkejaran. Di kejauhan terhampar luas lautan biru nan jernih. Karang di dasar lautan memancarkan warna eksotis ketika terpapar cahaya dari sang surya.
Sumur ini sudah ada sejak zaman Belanda. Di sekitar Pantai Sumur Tiga pun banyak terdapat puing benteng Belanda dan Jepang. ”Inilah kelebihan Pantai Sumur Tiga. Kita bisa menikmati kealamian dan keindahan alamnya sekaligus mengenal jejak sejarah,” kata Saifullah.

Pulau Weh ataupun Sabang menjadi salah satu primadona wisata, terutama wisata bahari di Aceh. Buktinya, merujuk Aceh dalam Angka, jumlah tamu nusantara dan mancanegara ke Sabang meningkat dalam setahun ini, yakni dari 101.746 orang pada 2011 menjadi 206.827 orang tahun 2012. Bahkan, jumlah kunjungan tamu ke Sabang tahun lalu mencakup sekitar 20 persen dari total tamu nusantara dan mancanegara ke Aceh sebanyak 1.055.793 orang pada 2012.

Sektor pariwisata menjadi sumber pemasukan utama bagi Sabang. Terbukti, APBD Sabang mencapai Rp 500 miliar dengan pendapatan asli daerah (PAD) Rp 36 miliar. Sebanyak 70 persen dari PAD berasal dari sektor pariwisata.

Namun, Wali Kota Sabang Zulkifli H Adam mengatakan, itu belum optimal. Paling tidak angka kunjungan tamu nusantara dan mancanegara saat ini masih jauh dari target kunjungan wisatawan sekitar 500.000 orang hingga 1 juta orang pada 2017.

Oleh karena itu, pemerintah setempat akan berusaha keras memperbaiki segala bidang yang mendukung pengembangan sektor pariwisata Sabang. Salah satu yang paling utama adalah membenahi bidang transportasi.

Saat ini, pemerintah setempat berhasil meyakinkan maskapai penerbangan pelat merah, Garuda Indonesia, untuk membuka penerbangan langsung dari Medan, Sumatera Utara, ke Sabang. Bahkan, penerbangan itu akan mulai optimal pada Oktober 2014.

Selain itu, pemerintah setempat membuka peluang selebar- lebarnya bagi investor lokal dan asing untuk menanamkan modalnya di tempat-tempat wisata andalan di Sabang. ”Kami akan terus bersinergi dengan masyarakat setempat untuk bersama-sama membangun sektor pariwisata Sabang,” tutur Zulkifli. (Adrian Fajriansyah)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com