Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Food Truck, Mengolah Gaya Santap Baru Kaum Urban

Kompas.com - 04/10/2014, 13:36 WIB
MEREKA menangkap peluang dari gaya bersantap praktis, fleksibel, harga terjangkau, dan sehat. Dengan kemasan khas, mereka menyasar kaum urban yang dinamis. Anak-anak muda ini lalu memboyong ide food truck, yang lebih dahulu populer di Amerika Serikat, ke Jakarta.

Apa laku? Bagi mereka, jika tidak diperjuangkan, peluang akan segera hilang.

Jualan makanan dengan mobil memang tidak asing di Indonesia. Sebagian pedagang sayur, pernak-pernik dapur, pecel, bakso, atau sate sudah menggunakan mobil bak terbuka atau kendaraan roda tiga berkeliling kampung menjajakan dagangan.

Lantas, apa bedanya dengan food truck? Bagi Anar ”Puput” Arsyid (26), satu dari empat pendiri Amerigo, kendaraan dalam food truck memiliki desain khusus dari sisi konstruksi dan rupa. Ada dapur untuk memproses makanan, umumnya menawarkan menu tematis.

Amerigo adalah satu dari beberapa ”merek” yang mengawali tren food truck di ibu kota Jakarta. Amerigo memakai truk Mitsubishi Colt FE 71 L yang memiliki panjang total 5,75
meter untuk membangun dapur bergerak. Kompor, alat pendingin, pemanggang, penggorengan, serta rak dan meja tertata di dapur kendaraan.

Selain Amerigo, ada Loco Mama, Tabanco Coffee, Jakarta Food Truck (JFT), Taco Truck, Food Stop, Retro Gourmet, Street Ramyun, dan lainnya yang menyemarakkan food truck di Jakarta. Mereka muncul sejak akhir tahun lalu dan mayoritas dikelola anak muda.

Menurut Sigit, esensi food truck adalah terus bergerak. Oleh karena itu, kendaraan didesain menjadi dapur sekaligus kios yang bisa berpindah-pindah tempat. ”Beda dengan pedagang yang ada selama ini, kami masih memproses makanan di kendaraan, tak sekadar memajang dan menjualnya,” kata Sigit Adrian Pambudi (25), rekan Puput, sesama pendiri Amerigo, di arena Festival BBQ Jakarta di Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Menu berbeda

Selain praktis, menu yang disajikan food truck umumnya juga spesifik, sesuai dengan tema yang diusung pengelola. Amerigo menawarkan menu dari sejumlah penjuru dunia, seperti nasi ayam biryani dari India, beef burger dari Amerika, japchae dari Korea, dan poutine dari Perancis. Loco Mama, food truck yang digagas Griselda Valentina dan rekan, menawarkan menu khas Meksiko, seperti burrito, nacho, quesadilla, dan mexican s’mores. Pembeli bebas memilih sambal dan topping untuk menu utama dengan harga bervariasi Rp 20.000 hingga Rp 40.000.

KOMPAS/PRIYOMBODO Deretan food truck yang mangkal di La Piazza, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Kamis (18/9/2014). Bisnis kuliner dengan menggunakan mobil atau truk yang dapat berpindah-pindah tempat jualan tengah menjadi tren di Jakarta.
Beda dengan Amerigo, Loco Mama memakai mobil antik produksi tahun 1941 untuk mempertegas tema. Loco Mama biasa mangkal di Jalan Kemang Raya, tetapi kerap berkeliling Jakarta. Adapun Felix DJ (34), pemilik Tabanco Coffe, spesifik menawarkan kopi-kopi Indonesia di atas Volkswagen (VW) Combie. Felix mengolah dan menyajikan kopi toraja, papua, mandeling, dan jawa dengan merek Tabanco.

”Indonesia sangat kaya akan kopi. Saya ingin mengenalkannya dengan cara ini,” kata Felix.

Tawaran berbeda disodorkan Street Ramyun yang mangkal di kawasan Tebet, Jakarta Selatan. Street Ramyun khusus menjajakan masakan khas Korea. Sementara bus merah menyala Rumah Sosis dari Bandung setia menunggu pelanggannya di pinggir jalan raya kawasan Rawa Buntu di Bumi Serpong Damai, Tangerang Selatan.

Peluang

Usaha food truck butuh modal hingga ratusan juta rupiah. Alokasi terbesar untuk pembelian kendaraan dan konstruksi dapur. Namun, peluang bukan berarti tertutup bagi pemula. Puput dan kawan-kawan, misalnya, berjuang mendapatkan modal hingga Rp 700 juta dari investor melalui proposal usaha. Mereka membuat detail rencana dan target periodik.

Hasilnya, Amerigo bisa meraup omzet Rp 134 juta pada bulan pertama. ”Meski tinggi, pencapaian itu belum sesuai dengan harapan. Sebab, jam operasi lebih pendek dari rencana,” kata Puput yang pada Senin-Jumat biasa mangkal di Pasar Santa, Jakarta Selatan.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Travel Tips
Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Travel Update
Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Travel Update
4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

Travel Tips
Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Jalan Jalan
4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

Travel Tips
Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Travel Update
Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Jalan Jalan
Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Jalan Jalan
 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com