"Dengan penutupan ini jelas akan berpengaruh terhadap angka kunjungan wisman khususnya dari Australia," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Kadisbudpar) NTB, M Nasir di Mataram, Senin (6/10/2014).
Namun, menurut Nasir, meskipun penutupan rute penerbangan Perth-Lombok tersebut berdampak pada penurunan jumlah wisman secara nasional, hal tersebut tidak akan berpengaruh pada target angka kunjungan wisatawan ke NTB. "Tidak ada revisi angka kunjungan wisatawan ke NTB meski ada penutupan rute Perth-Lombok oleh Jetstar," katanya.
Pasalnya, lanjut Nasir, potensi pariwisata NTB masih bisa ditutupi atau disiasati dengan kunjungan wisatawan nusantara yang datang ke NTB, mengingat banyaknya agenda meeting, incentive, convention dan exhibition (MICE) dan sejumlah festival yang diselenggarakan di Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa. "Jadi kami tidak terlalu khawatir dengan hal itu," ujarnya.
Kepastian penutupan rute tersebut diperoleh setelah manajemen Jetstar yang diwakili Scot Donner melakukan pertemuan dengan jajaran Pemprov NTB bersama para pelaku wisata dan asosiasi wisata yang dipimpin langsung Wakil Gubernur H Muhammad Amin.
"Benar pihak Jestar telah memastikan menutup rute penerbangan Perth-Lombok mulai 16 Oktober, karena di internal mereka mengalami kesulitan keuangan," kata Asisten Ekonomi dan Pembangunan Setda NTB, H Lalu Gita Aryadi.
"Jadi tidak benar keterangan sepihak dari Jetstar yang menyatakan bahwa mereka menutup rute penerbangan karena selalu merugi, dengan alasan penumpang yang datang dari Australia penuh, namun yang balik dari Lombok sedikit. Justru antara yang datang dan balik itu berimbang," tegas mantan Kadisbudpar NTB itu.
Berdasarkan data PT Angkasa Pura I selaku pengelola Bandara Internasional Lombok (BIL), sejak Jetstar beroperasi pada September 2013 sampai September 2014, tingkat keterisian penumpang berimbang.
"Artinya, keterangan yang diberikan sepihak dari Jestar itu terbantahkan. Sementara permintaan Jetstar kepada Pemprov NTB untuk mengganti seluruh kerugian sebesar Rp 40 miliar yang mereka alami, dengan alasan telah berkontribusi mendatangkan wisatawan dan memberikan keuntungan Rp 200 miliar kepada Indonesia, jelas tidak bisa dipenuhi," ujarnya.
Meski demikian, lanjut Gita, Pemprov NTB sebetulnya sudah berusaha agar manajemen Jetstar tidak menutup rute penerbangan Lombok-Perth mengingat jumlah wisatawan asal Australia ke Lombok cukup tinggi dan sebagai penyumbang angka kunjungan wisman secara nasional.
Salah satu usaha yang dilakukan Pemprov NTB untuk menahan Jetstar tidak menutup rute penerbangan, yakni dengan mendukung dan membantu Jetstar mengalokasikan anggaran sebesar Rp 1 miliar sebagai bentuk kerja sama promosi pariwisata melalui perluasan basis pasar.
Namun ternyata pihak manajemen tetap ingin menutup rute tersebut dengan alasan selalu merugi.
Kendati begitu, terkait penutupan rute penerbangan oleh Jetstar, Pemprov NTB tidak merasa risau karena sudah ada tiga maskapai penerbangan yang akan mengambil rute tersebut, yakni Garuda Indonesia, AirAsia dan Virgin Air.
"Saat ini mereka sedang melakukan penjajakan, bahkan Garuda Indonesia dan AirAsia yang paling serius mengambil alih rute penerbangan tersebut," tambah Gita Aryadi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.