Dalam lomba, ada beberapa kriteria penting perlu diperhatikan peserta dalam menyajikan masakan khas bali. Selain mampu menguasai keakuratan resep, peserta lomba yang diikuti oleh hotel di Bali ini, juga dituntut untuk bisa mengelola hidangan secara profesional mengacu pada alat tradisional yang digunakan.
"Dengan adanya lomba seperti ini, paling tidak masyarakat luas tahu. Mereka mampu membuat masakan khas Bali mendekati dari kriteria penting seperti keakuratan resep," kata Komang Adi Arsana, Ketua ICA Bali.
Selain mengolah masakan dengan menggunakan seragam adat madya Bali, mereka juga bisa memperkenalkan alat tradisional yang diganakan seperti "blakas" (pisau besar) dan "talenan" atau papan kayu untuk mencincang rempah-rempah.
Sementara, di sesi lain dilombakan juga bagaimana membuat "bumbu gede" yakni bumbu khas Bali yang banyak ditemui di hotel.
Penilaian lomba dilakukan oleh para sesepuh ICA Bali. Tiga orang juri memberikan penilaian meliputi rasa, persiapan, kreatifitas, tradisi serta sanitasi. Hasil masakan yang dilombakan kemudian dilelang setelah proses penilaian usai hari itu juga.
Olahan bali yang dikemas dalam konsep tradisi "mebat" menyedot banyak pengunjung di hajatan Nusa Dua Fiesta tahun ini. Mebat dalam tradisi bali merupakan kegiatan mengolah masakan yang kerap dilakukan di banjar–banjar dalam kegiatan sebuah acara keagamaan. Ini menjadi salah satu kekayaan tradisi khasanah budaya nusantara.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.