Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beragam Atraksi Menarik Terkait Kopi di ICF 2014

Kompas.com - 13/10/2014, 13:28 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Ajang tahunan bergengsi Indonesia Coffee Festival (ICF) 2014 kembali digelar pada 17-19 Oktober mendatang di Inna Grand Bali, Sanur. Dipastikan kegiatan ini semakin menarik karena tidak hanya pameran kopi semata, tapi juga diisi beragam atraksi dan lomba terkait kopi yang memanjakan para pengunjung festival.

Yanthi Tambunan, Founder & Chairperson of ICF Steering Committee mengatakan selain pameran, kegiatan utama ICF 2014 adalah business matchmaking, lelang kopi, roasting workshop, brewing workshop, barista championship, coffee spa, kunjungan di kebun kopi Kintamani, dan seni pertunjukan.

“Kegiatan-kegiatan tersebut akan tersaji sepanjang perhelatan festival berlangsung selama tiga hari, jadi pengunjung akan mendapatkan nilai lebih dari sekadar mengunjungi pameran. Bila Anda pecinta kopi jangan lewatkan acara ini,” seru Yanthi Tambunan di Jakarta, Minggu (12/10/2014) malam.

Salah satu kegiatan menarik adalah ICF Specialty Coffee Auction (lelang kopi). ICF Specialty Coffee Auction yaitu kegiatan melelang kopi secara terbuka (Open Cry Auction), biji-biji kopi Indonesia yang terbaik yang telah diseleksi oleh para ahli kopi Indonesia berkualifikasi Q-Graders (ahli tester kopi arabica) dan R-Graders (ahli tester kopi Robusta).

A. Syafrudin, Head Steering Committee Specialty Coffee Auction ICF 2014 mengatakan dari 65 macam sampel kopi yang  di seleksi menjadi 35 macam kopi, yakni Arabica (25 macam), Robusta (5 macam) dan Kopi Luwak (5 macam) yang semuanya  menyandang kualitas “specialty”. Seleksi didasarkan cara olah yang baik dan punya cita rasa yang tinggi serta spesifik dari setiap wilayah tumbuhnya. Juga  memiliki  faktor lain sehingga kopi  tersebut mempunyai nilai “Specialty”.

“Kopi yang dilelang berasal dari enam pulau penghasil kopi Spesialty Indonesia yakni Sumatera, Jawa, Bali, Flores, Sulawesi dan Papua,” jelas Syafrudin yang juga ahli mengetes kopi ini.

KOMPAS.com/SRI NOVIYANTI Kopi racikan Matt Perger, yang ditemui di Jakarta, Selasa (16/9/2014)
Syafrudin menambahkan level kualitas dari kopi yang dilelang nilai “cupping score” harus di atas 83 dan juga  melalui cara proses yang baik dan benar, serta memiliki ciri khas citarasa dari masing masing kopi.

“Kami mengundang para pembeli kopi baik dari dalam dan luar negeri, diharapkan akan terjadi  transaksi  dengan harga yang tinggi dalam lelang tersebut. Selanjutnya  akan diikuti dengan  pesanan yang berkelanjutan antara  pembeli  dengan penghasil kopi di masa yang akan datang,” jelas Syafrudin.

Adanya lelang kopi ini, para pembeli kopi mancanegara akan lebih terinformasi bahwa kopi-kopi terbaik Indonesia sudah semakin banyak dan layak untuk diimpor oleh mereka dalam jumlah yang tersedia. “Diharapkan permintaan kopi Indonesia akan lebih meningkat lagi serta lebih banyak petani kopi bisa lebih sejahtera,” katanya.

Selain itu kegiatan tak kalah menariknya adalah “Bali Roasting Class”. Kegiatan ini bertujuan untuk mendidik calon-calon tukang sangrai kopi (roasters) yang mengikuti kaidah keinginan peminum kopi di seluruh dunia dari tingkat kematangan, tekstur dan juga karakteristik dari masing-masing kopi yang akan disangrai.

“Ini akan sangat menarik karena di mana pun di seluruh dunia yang mempunyai konsumen peminum dan penikmat kopi, Roasting quality dari biji yang disangrai menjadi faktor penentu dalam industri hilir perkopian,” terang Syafrudin.

Syafrudin menjelaskan yang disajikan dalam  ICF Roasting Class nanti adalah pemberian materi, praktik roasting (sangrai) dan cupping, hal tersebut dilakukan berulang-ulang  selama  tiga hari dengan bermacam macam biji kopi yang dipraktikkan secara interaktif.

EKA JUNI ARTAWAN Produk kopi luwak buat oleh–oleh di Yoga Coffee and Luwak Garden di Mengwi, Bali. Berat tiap kemasannya mulai dari 100 gram sampai 200 gram.
“Dengan demikan akan terjadi  transformasi ilmu dari pengajar yakni Dr Jake Hu, Roaster Master kaliber dunia dari Taiwan. Peserta hanya dibatasi maksimal 25 orang untuk menjaga kenyamanan dari kelas yang akan diadakan. Peserta terbuka untuk umum. Saat ini sudah terdaftar  20 orang dari berbagai kota di Indonesia, bahkan ada yang dari Timor Timur dan dari Dubai,” terangnya.

Syafrudin optimistis kegiatan ini akan membawa kopi Indonesia lebih dikenal secara komersial ke mancanegara dan juga penetrasi konsumsi kopi dalam negeri lebih besar lagi.

Diikuti Barista Profesional

ICF 2014 juga menggelar Barista Championship (lomba meracik kopi), yang menarik dari perlombaan ini bagaimana peserta atau barista dengan waktu yang sudah ditentukan membuat dan menyajikan kopi yang terbaik kepada juri, dengan disertai penjelasan mengenai kopi dan rasa dari minuman tersebut.

Tuti Mochtar, anggota Steering Committee ICF 2014 menjelaskan kegiatan ICF Barista Championship mengacu pada WBC (World Barista Championship), yaitu dalam waktu 15 menit seorang peserta atau barista harus bisa membuat dan menyajikan 4 cup espresso, 4 cup cappuccino, dan 4 cup signature drink kreasi peserta kepada 4 Sensory Judges (juri). Pada saat membuat, secara teknik akan dinilai oleh 2 teknikal juri, di mana juri ini akan diawasi oleh Head Judge atau kepala juri.

“Peserta lomba tidak hanya barista dari Indonesia, tetapi juara-juara barista dari Malaysia, Myanmar, Filipina, dan Thailand. Target peserta hanya 20 peserta barista saja, dan peserta asing saat ini yang sudah terdaftar sebanyak 6 barista. Mereka yang bertanding adalah barista profesional,” ujar ahli kopi yang kesehariannya sebagai Dirut PT Santino ini.

KOMPAS.COM/DASPRIANI Y ZAMZAMI Nasruddin Ahmad, Barista dari Le Parte Cafe Coffee, menyajikan salah satu racikannya kepada pengunjung di arena Festival Kopi di Taman Sari Banda Aceh, Jumat (22/11/2013) malam. Puluhan Pemilik kafe dan warung kopi memeriahkan kegiatan ini yang digelar hingga Minggu (24/11/2013).
Tuti menjelaskan level barista Indonesia saat ini sudah sangat meningkat, jauh lebih baik dibandingkan tiga tahun sebelumnya. Secara teknik dan pengetahuan tentang kopi, level barista Indonesia sudah sejajar bahkan ada di atas barista negara-negara ASEAN.

“Sampai saat ini, hanya beberapa sekolah tinggi pariwisata yang memasukkan kurikulum tentang kopi. Padahal profesi barista akan meningkat dan menjadi profesi yang menjanjikan seiring dengan meningkatnya pengetahuan dan konsumsi kopi di Indonesia,” jelas Tuti. (*)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com