Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagai Mendapatkan Durian Runtuh

Kompas.com - 20/10/2014, 15:33 WIB
PEPATAH bagai mendapat durian runtuh bisa menjadi kenyataan di Serang, Banten. Setidaknya ada pedagang durian mengibarkan nama Durian Jatohan Haji Arif. Ada garansi, jika busuk, durian diganti.

Atmawijaya (37), pengelola Durian Jatohan Haji Arif menyambut setiap pembeli dengan ramah. Selewat sapaan Atmawijaya, pembeli akan disapa puluhan durian di salah satu bangsal. Di penghujung September itu, tamu berbondong-bondong datang. Soma Wijaya (24), pegawai Durian Jatohan, menawarkan durian sambil mengajak pembeli bergurau.

”Ayo, dipilih. Manis-manis semua. Jangan lihat muka yang jual, Bu. Kalau yang jual, pahit,” seloroh Soma kepada seorang ibu yang masih termangu menatap deretan durian.

Tak perlu segan mencicipi durian sebelum menentukan pilihan. Soma akan mendorong konsumen untuk mengetes durian. Tak jarang, Soma membelah pucuk durian, mencuil daging buah dengan ujung pisau, dan menyodorkannya meski pembeli tidak meminta. Begitulah cara Durian Jatohan Haji Arif memanjakan tamu.

Di meja lain, durian yang sudah dikemas tanpa kulit dalam wadah plastik, berjajar di meja. Setiap wadah berisi enam hingga 15 potong daging buah. Harga durian bervariasi mulai Rp 15.000 hingga Rp 125.000 per buah. Ada pula durian spesial seharga Rp 150.000 hingga Rp 300.000, tetapi tidak setiap saat tersedia.

Usai sepakat soal durian dan harganya, pembeli tinggal duduk dan, kurang dari 5 menit durian yang sudah dibelah terhidang. Meski durian tergolong kecil, rasanya tak mengecewakan. Tekstur daging buah sebesar telur ayam kampung itu kenyal. Kandungan air yang rendah membuat daging buah begitu legit dan pulen di ujung lidah.

”Itu daging buah yang manisnya disebut ’pahit’. Soalnya, rasa manis durian begitu pekat dan bisa dibilang kering,” tutur Atmawijaya.

Seperti membuat ketagihan, satu durian terasa belum cukup. Maka durian kedua langsung dicecap. Daging buah yang tebal dengan aroma yang kuat menyeruak, lumat dalam sekejap menyisakan biji yang kecil dan kempis.

Matang pohon

Durian Jatohan Haji Arif hanya menjual durian yang jatuh setelah masak. Durian tidak dipetik tetapi ditunggu hingga matang dan lepas dari dahan. Berdasarkan pengamatan, durian-durian yang berada di kebun di Desa Tamansari, Kecamatan Baros, Kabupaten Serang, misalnya tampak diikat dengan tali rafia. Buah-buah itu menggantung di pohon.

Tinggi pohon bisa mencapai 30 meter, dengan diameter batang sekitar satu meter. Karena itu, jika jatuh, durian tidak menghantam tanah dan rusak. ”Buah menggantung ditahan tali. Sewaktu berusia kira-kira 1,5 bulan, buah sudah diikat. Durian biasanya matang kalau sudah tiga bulan,” ucap Atmawijaya.

Tidak ada satu pun isi durian yang dihidangkan terlihat busuk. Durian itu bahkan bergaransi untuk harga Rp 40.000 atau lebih. Jika tidak enak, kurang manis, atau busuk, buah langsung diganti. ”Satu biji saja busuk, ganti satu durian utuh. Kalau buah ada bagian yang busuk tapi sisanya masih bagus, silakan dimakan. Buah yang baru bonus buat konsumen,” tuturnya.

Jangan ragu pula untuk membawa pulang durian. Tak perlu cemas rasa durian akan berubah dalam perjalanan. Karena itu, Atmawijaya selalu bertanya dulu kepada konsumen. ”Mau makan durian nanti sore, malam, atau besok. Saya pilihkan duriannya. Waktu dimakan nanti, rasanya pasti tak berubah,” katanya.

Atmawijaya memberikan jaminan. Jika rasanya tak sesuai harapan saat tiba di tujuan, durian bisa diganti. Soal kemungkinan dibohongi, Atmawijaya tak mau memikirkan itu. ”Saya percaya kepada konsumen. Tinggal kasih tahu, kapan mau datang lagi. Diwakilkan juga bisa,” ujarnya sambil tertawa.

Jenis-jenis durian yang dijual bervariasi seperti tembaga, petruk, bajul, dan mentega. Selain Banten, durian dipasok dari provinsi-provinsi lain seperti Lampung, Aceh, Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, dan Kalimantan Tengah. Atmawijaya tak menetapkan harga durian berdasarkan varietasnya.

KOMPAS/DWI BAYU RADIUS Sejumlah pengunjung mengobrol sambil bersantap di Durian Jatohan Haji Arif (DJHA), Kabupaten Serang, Banten.
Jika ditanya, jenis durian apa yang harganya Rp 15.000, sebagai contoh, dia tak mau menjawab. Pertimbangannya, buah dijual berdasarkan mutu. ”Bisa saja ukuran durian kecil tapi rasanya legit maka lebih mahal. Sebaliknya, buah cukup besar tapi rasanya tak begitu manis, durian lebih murah,” katanya.

Rumah Durian Jatohan Haji Arif terletak di Jalan Raya Serang-Pandeglang Kilometer (Km) 14, Kabupaten Serang, Banten. Jarak lokasi penjualan sekitar 80 kilometer dari Jakarta. Tempat itu bisa dicapai melalui Tol Tangerang-Merak. Sekeluar pintu tol Serang Timur, arahkan menuju Kabupaten Pandeglang.

Dengan tiga lantai, dan berluas sekitar 2.000 meter persegi, Durian Jatohan Haji Arif bisa menampung 1.000 orang. Di lantai satu tersedia lima dipan dan lantai dua sebanyak 13 dipan. Sementara, di lantai tiga terdapat tempat lesehan dilengkapi meja-meja berkaki rendah. Air mineral gelas dan teh hangat organik disediakan gratis.

Tak perlu khawatir jika datang dengan perut kosong dan hendak makan nasi dengan lauk-pauk lebih dulu. Rumah durian itu menyediakan makanan seperti ayam goreng, pepes ikan mas, tahu, tempe, dan mi ayam atau bakso.

Saat pembeli pulang, Atmajaya selalu mengungkapkan apresiasinya. ”Terima kasih. Banyak rezeki. Panjang umur. Silakan kembali lagi,” katanya. Amin. (Dwi Bayu Radius)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com