Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Lari, Gunung, dan Wisata Dipersatukan

Kompas.com - 22/10/2014, 10:44 WIB
Ni Luh Made Pertiwi F

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com - Belakangan, olahraga lari menjadi tren dan bagian dari gaya hidup masyarakat urban. Seperti halnya beberapa tahun yang lalu saat olahraga bersepeda naik daun di kalangan penduduk perkotaan.

Tak sekedar tren yang menyehatkan, olahraga lari pun "dikawinkan" dengan wisata. Sudah banyak destinasi yang menyelenggarakan acara lari sekaligus mempromosikan sebuah daerah tujuan wisata. Berbagai acara lomba lari mulai dari sekadar fun run sampai lari maraton pun digelar.

Sebagai gambaran, salah satu acara lari maraton yang mendunia dan berasal dari Indonesia adalah Jakarta Marathon. Seperti diungkapkan Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Yanti Sukamdani, tahun lalu Jakarta Marathon bisa mendatangkan sekitar 10.000 peserta ke Jakarta.

"Tahun ini sekitar 15.000 peserta. Itu hotel di Jakarta apa cukup untuk menampung peserta," ungkap Yanti dalam sebuah jumpa pers di Jakarta, awal bulan ini.

Sekarang, setelah berjamurnya lari di tengah perkotaan seperti fun run maupun lari maraton, berkembang pula lari trail atau lari di jalur pegunungan. Layaknya hiking, bedanya ini berlari. Di Indonesia sendiri sudah banyak acara lari trail diadakan. Namun, untuk acara lomba lari ultra yaitu lari trail dengan jarak lebih dari 50 kilometer masih jarang.

Di Indonesia misalnya ada tiga lomba lari ultra yang masuk kualifikasi Ultra Trail Du Mont Blanc (UTMB). Hal ini berarti ketiga lomba lari ini sudah masuk lomba lari internasional. Pelari yang bisa mencapai titik finis sesuai aturan, akan mendapatkan point sebagai syarat untuk bisa mengikuti UMTB.

"Kalau Bromo-Tengger-Semeru, ada empat kategori, yang 102 kilometer itu mendapatkan 3 poin dan 170 km dapat 4 poin. Rinjani 52 km dapat dua poin. Kalau MesaStila jarak 60 km dapat 2 poin," ungkap Hendra Wijaya dari Trail Runners Indonesia, saat ditemui di Magelang, Senin (13/10/2014).

KOMPAS.com/Ni Luh Made Pertiwi F. Peserta lari MesaStila Challenge Ultra 2014 memasuki Stasiun Bedono, Magelang, Jawa Tengah, Minggu (12/10/2014).
MesaStila merupakan sebuah resor di Magelang yang rutin mengadakan acara lari bertajuk MesaStila Challenge. Tahun ini, ada penambahan kategori yaitu lari ultra dengan jarak 60 km. Tak tanggung-tanggung, ada empat gunung yang dilewati, yaitu Gunung Andong dengan tinggi 1767 meter, Gunung Merbabu tinggi 3145 meter, Gunung Telomoyo tinggi 1916 meter, Gunung Gilipetung tinggi 1450 meter.

Pada pukul 22.00, Sabtu (11/10/2014), peserta lari ultra pun memulai perjalanannya dari MesaStila. Rute pertama adalah Gunung Andong yang menanjak Kemudian, rute berikutnya adalah Gunung Merbabu. Di gunung ini, beberapa peserta lari bisa menikmati matahari terbit di puncak Gunung Merbabu. Baru kemudian di Gunung Telomoyo dan Gunung Gilipetung.

"Dari 80 peserta, yang tidak jadi ikut, tidak start ada 4 orang. Yang finish di bawah 17 jam ada 12 orang," ungkap Hendra.

Sebenarnya tercatat 6 peserta perempuan untuk kategori ultra tersebut. Namun sayang tidak ada yang tercatat sebagai pemenang. Sementara kategori ultra untuk laki-laki, ketiga pemenang berasal dari Indonesia yaitu Arief Wismoyono di peringkat pertama, Muhammad Wirawan Abdul Reza di peringkat kedua, dan Christ Paul di peringkat ketiga.

"Thomas Zachary dari Amerika (Serikat) masuk di urutan keempat. Dia pemenang saat Rinjani ultra kemarin (Agustus 2014)," ungkap Hendra.

Panorama gunung dampingi pelari

Panitia MesaStila Challenge 2014 sendiri memperkirakan waktu tempuh yang dihabiskan pelari 60 km sekitar 12 jam. Arief Wismoyono sebagai peringkat pertama berhasil menempuh waktu selama 12 jam, 58 menit, 07 detik.

Hal ini sesuai dengan perkiraan panitia, jika lari dimulai pukup 10 malam, maka pelari kemungkinan akan berada di puncak Gunung Merbabu tepat saat matahari terbit. Arief salah satunya, ia mengaku sempat menikmati momen matahari terbit di puncak.

KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO Pelari mendaki Gunung Merbabu saat mengikuti lomba lari ultra 60K MesaStila Challenge Ultra 2014 di Magelang, Jawa Tengah, Minggu (10/10/2014). Tak tanggung-tanggung para pelari ini melewati empat gunung yaitu Andong, Merbabu, Telomoyo, dan Gilipetung.
Sementara itu, Zachary, satu dari banyak pelari asing yang mengikuti lomba lari tersebut, menuturkan Gunung Andong menjadi tantangan tersendiri karena konturnya yang cenderung terus menanjak.  "Tetapi bedanya, di sini saat lari saya melewati rumah-rumah penduduk, perkampungan," ungkapnya.

Beberapa pelari lain juga menyebutkan keindahan panorama di gunung yang mereka lewati. Tak sedikit dari mereka yang bertekad untuk mengikuti kembali lomba lari tersebut. Apalagi rencananya, tahun depan tantangan akan bertambah, yaitu melalui lima gunung.

"Tahun depan, ultra akan tambah gunung jadi 5, yaitu Merapi," ungkap ungkap General Manager MesaStila Isa Ismail Rauf saat ditemui Kompas.com di MesaStila, Magelang, Sabtu (11/10/2014).

Jika Anda penggemar lari, tak salahnya mengikuti lomba lari ini sekaligus menikmati wisata khas Magelang. Catat, tahun depan akan diselenggarakan pada tanggal 3 Oktober 2015.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com