Meski tidak mengerti lirik lagu berbahasa Manado yang mengiringi tarian tersebut, namun turis asal Negeri Sakura ini tampak menikmati gerakan tari poco-poco yang dinilai gerakannya menyehatkan tubuh.
Puluhan turis Jepang tersebut tampak larut menikmati tarian poco-poco yang dipandu instruktur lokal, hingga Minggu (26/10/2014) dinihari. Meski gerah dan berpeluh keringat, mereka menikmati tari poco-poco tersebut.
Keiichi Yoshino, salah seorang turis Jepang memberi apresiasi positif terhadap tradisi dan karya kebudayaan Indonesia seperti tari poco-poco yang populer tidak hanya di Indonesia tapi juga hingga mancanegara. “Saya bersimpati dengan beragam kebudayaan khas Indonesia dan ini adalah bagian dari kecintaan saya kepada budaya Indonesia,” ujar Keiichi Yoshino.
Gerakan dasar tari poco-poco relatif cukup mudah diikuti. Gerakan tari poco-poco adalah dua langkah kecil ke kanan, kembali ke tempat, lalu mundur satu atau dua langkah ke belakang, kemudian maju ke depan sambil berputar. Begitu seterusnya, gerakan tersebut diulang-ulang. Prinsipnya adalah memutar tubuh ke seluruh penjuru mata angin lalu kembali ke tempat semula.
Belakangan tarian poco-poco ternyata juga mulai populer ke berbagai negara seperti Swedia, Belanda, Jerman bahkan Jepang. Terbukti turis asal Jepang di Polewali Mandar ini misalnya termasuk terpikat dengan tari poco-poco.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.