Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sepotong Surga dari Lombok Timur

Kompas.com - 28/10/2014, 14:12 WIB
SEGARIS warna putih berkilau dari kejauhan ditimpa cahaya matahari siang. Air laut berwarna kehijauan menyajikan kontras yang indah. Laju perahu yang kian pelan, dan sepotong surga terpampang di depan mata.

Kian lama, garis warna putih itu kian lebar, membentuk gundukan yang semakin besar. Kami buru-buru melompat dari perahu, menjejak pasir yang memanggil-manggil untuk segera dipijak.

Pasir putih itu terasa sangat lembut hingga lesak ke dalam menahan berat tubuh kami dan meninggalkan jejak kaki di antara serpihan terumbu karang mati. Dari sana, sejauh mata memandang, hanyalah laut biru menghampar tiada batas.

Debur ombak yang pecah dan mencipta buih di sisi luar gundukan pasir menjadi hiburan di tengah alam yang sunyi. Meski hanya berupa gundukan pasir putih tanpa tumbuhan dan pepohonan, pulau kecil ini tetap terlihat begitu indah.

Penduduk setempat menyebut gundukan pasir putih itu sebagai Gili Pasir atau Gili Kapal. Gili Pasir atau Gili Kapal merupakan salah satu gili di kawasan Gili Lampu atau Gili Kondo yang masuk wilayah Kecamatan Sambelia, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat.

Kawasan ini disebut Gili Lampu karena terdapat mercusuar yang lampunya berkedap-kedip di malam hari. Nama Gili Kapal atau Gili Pasir dipilih karena saat air laut surut, bentuk pulau itu menyerupai kapal kecil. Disebut pula Gili Pasir karena hanya berupa gundukan pasir.

KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN Panorama di Gili Kondo di Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat.
Kawasan Gili Lampu bisa dijangkau dari Pelabuhan Gili Lampu di Sambelia. Disewakan banyak perahu bermotor dengan tarif cukup terjangkau untuk menuju pulau-pulau ini. Selain Gili Pasir, terdapat pula Gili Petagan, Gili Bidara, dan Gili Kondo.

Gili Pasir kerap dimanfaatkan nelayan untuk memancing. Siang itu, ada 10 nelayan dari Desa Wanasaba, Lombok Timur, yang mencari ikan dengan pancing. Hasil tangkapan berupa ikan barakuda tampak tergolek di atas pasir, masih di dalam jaring masing-masing. Bau khas ikan segar pun meruap di udara.

Untuk memancing, para nelayan hanya perlu berjalan beberapa puluh meter saja menjauhi pantai. Mereka tampak berjejer sambil menunggu umpannya berhasil menjerat ikan. Aktivitas itu terlihat menarik, tetapi sebenarnya merusak lingkungan karena menginjak-injak terumbu karang di sekitar Gili Pasir.

Bakau

Sebelum menginjak Gili Pasir, perahu kami sempat mendekat ke Gili Petagan. Berbeda dengan Gili Pasir yang tidak ditumbuhi pepohonan, Gili Petagan dipenuhi tanaman bakau. Dari kejauhan, Gili Petagan terlihat seperti garis putih dengan gerumbul atau semak-semak hijau yang seolah terapung-apung di tengah air laut kehijauan.

Di sekitar Gili Petagan, banyak sekali titik bagi para pencinta keindahan alam bawah laut. Banyak penggemar snorkeling dan menyelam yang menikmati keindahan alam bawah laut di Gili Petagan. Air yang jernih membuat jarak pandang tidak terlalu jauh, hanya sekitar 7 meter. Namun, untuk diving, ada kedalaman hingga 20 meter.

KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN Snorkeling di Gili Bidara, Lombok Timur, Nusa Tenggara Timur.
Adi, pengemudi perahu yang kami sewa, menuturkan, kondisi terumbu karang di Gili Petagan masih relatif baik. Hanya sebagian kecil saja yang rusak karena diinjak para wisatawan yang kelelahan karena terlalu lama di air. ”Makanya kami juga selalu mengingatkan agar saat snorkeling atau menyelam, mereka tidak sampai menginjak terumbu karang,” kata Adi.

Sayang, pengelola kawasan Gili Lampu belum memiliki perahu dengan lantai kaca agar wisatawan juga dapat menikmati terumbu karang yang indah di sana. Puas menikmati terumbu karang di beberapa titik perairan dangkal di Gili Petagan, perahu kami melaju menuju Gili Bidara. Gradasi warna menunjukkan variasi kedalaman laut yang menggoda mata untuk tetap melepas pandang ke laut lepas.

Pasir merah

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Travel Update
5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com