Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Kebo Beraksi di Banyuwangi

Kompas.com - 03/11/2014, 12:15 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis

DENGAN mata terpejam, seorang lelaki paruh baya memejamkan mata dengan mengangkat kedua tangannya ke atas. Dari mulutnya keluar suara geraman dan rintihan seperti meminta sesuatu dengan menggunakan bahasa daerah Using. Tubuhnya dipenuhi dengan lumpur. Lalu dia berlari menuju ke kubangan lumpur dan bergumul bersama rekan-rekannya yang lain dan bertingkah seperti kerbau atau kebo.

"Mereka dalam keadaan kesurupan. Ucapan yang tadi di keluar dari beberapa orang merupakan permintaan hujan karena desa kami memang sedang mengalami kekeringan," kata Sigit Purnomo, Kepala Desa Aliyan, Kecamatan Rogojampi, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur kepada Kompas.com saat ritual Keboan yang digelar Minggu (2/11/2014).

Sigit menjelaskan ritual adat Keboan yang digelar setahun sekali tersebut sudah dilangsungkan selama ratusan tahun oleh warga Desa Aliyan pada bulan Muharam atau bulan Suro dalam kalender Jawa. "Ini merupakan ungkapan rasa syukur masyarakat Desa Aliyan atas hasil panen yang melimpah. Tapi kebetulan bulan ini memang masuk dalam musim kemarau sejak bulan Agustus, September, dan Oktober. Semoga saja hujan segera turun jika tidak petani akan gagal panen," jelasnya.

Desa Aliyan memiliki 5.300 penduduk dengan luas sawah sebanyak 450 hektar. Sayangnya lebih dari 50 persen, sawah yang berada di Desa Aliyan dimiliki oleh orang di luar desa. "Ada yang petani tapi yang banyak ya buruh yang mengelola sawah milik orang lain. Jika musim kemarau seperti ini mereka beralih dari padi ke palawija," ungkapnya.

KOMPAS.COM/IRA RACHMAWATI Tradisi Kebo-keboan di Desa Aliyan, Banyuwangi, Jatim, Minggu (2/11/2014).
Ritual unik ini diawali dengan mendirikan gapura dari bambu yang dihiasi dengan hasil pertanian masyarakat setempat seperti padi, jagung, tebu, dan beraneka macam buah-buahan serta sayuran. Gapura tersebut didirikan di setiap gang yang ada di desa sebagai simbol kesuburan. Selanjutnya mereka menggelar selamatan di empat penjuru desa.

Puncak acara, beberapa lelaki yang ada di Desa Aliyan akan kesurupan dan bertingkah layaknya seperti kerbau. Mereka terbagi dua kelompok, yaitu kelompok timur di wilayah Dusun Krajan, Cempokosari dan Temurejo. Sedangkan untuk kelompok barat masuk wilayah Dusun Sukodono, Kedawung dan Damrejo.

"Saat mereka kesurupan maka mereka akan diarak lengkap dengan pembajak sawah keliling desa oleh para petani serta seorang perempuan cantik sebagai simbol Dewi Sri yang dikenal sebagai Dewi Sri yang menaburkan benih padi sepanjang jalan desa," jelas Sigit Purnomo.

Pada saat akhir acara mereka yang tidak sadar dikumpulkan di halaman Balai Desa Aliyan dan berkubang di lumpur yang telah disediakan. Ada sekitar 80 lelaki yang bertingkah seperti kerbau dan sesekali mengendus ke penonton untuk diberi wewangian seperti dupa, kemenyan dan minyak wangi. Beberapa keluarga membawa timba yang berisi air untuk membersihkan wajah mereka yang kesurupan.

KOMPAS.COM/IRA RACHMAWATI Tradisi Kebo-keboan di Desa Aliyan, Banyuwangi, Jatim, Minggu (2/11/2014).
"Harus disiram air bersih karena takutnya ada lumpur yang masuk ke hidung sehingga mereka tidak bisa bernapas atau lumpur yang masuk ke mata. Itu kan berbahaya. Ini juga sambil mengawal agar tidak nabrak," jelas Sukaryanto, salah satu warga yang mengaku mengawal ayahnya.

"Sejak dulu setiap ada ritual Keboan, bapak selalu kerasukan seperti ini," tambahnya.

Nantinya setelah ritual selesai, maka setiap lelaki yang kerasukan akan digotong pulang oleh keluarganya. "Ya kita gotong ramai-ramai karena mereka sudah nggak kuat apa-apa termasuk jalan pulang ke rumah," pungkasnya.

Kebo-keboan Alas Malang

Bukan hanya Desa Aliyan yang menggelar ritual manusia yang bertingkah seperti kerbau, Desa Alasmalang, Kecamatan Singonjuruh juga menggelar tradisi yang hampir mirip pada hari yang sama Minggu (2/11/2014). Yang membedakan, ritual di Desa Alasmalang sudah berbentuk pertunjukan dan pelaku yang menggunakan kostum kerbau tidak lagi dalam keadaan kesurupan. "Kalau dulu ya mereka kesurupan tapi sudah beberapa tahun terakhir sudah nggak kesurupan. Sudah hanya jadi tontonan. Kesakralannya sudah hilang," jelas Mulud Supriyanto, salah satu warga Desa Alasmalang kepada Kompas.com, di Desa Alasmalang.

Laki-laki yang menjadi kerbau atau dalam bahasa lokal kebo dipilih yang berbadan besar lalu tubuhnya dilumuri lumpur dan oli sehingga berwarna hitam. Lalu mereka akan diarak keliling desa lengkap dengan alat pembajak sawah. Sedangkan di depan seorang perempuan cantik sebagai simbol Dewi Sri membawa benih padi. Sesekali mereka akan menggoda penonton yang melihat dengan menempelkan lumpur yang ada di tubuhnya.

KOMPAS.COM/IRA RACHMAWATI Tradisi Kebo-keboan di Desa Aliyan, Banyuwangi, Jawa Timur.

Setelah tiba di sawah, perempuan yang berperan sebagai Dewi Sri tersebut akan menaburkan benih padi yang akan diperebutkan oleh para petani. Mereka percaya jika mendapatkan benih padi tersebut lalu dicampurkan pada benih padi lainnya hasil panen akan bagus dan melimpah. Keriuhan pun terjadi antara petani yang berebut benih padi dengan "kebo-keboan" yang mengiringi Dewi Sri. Mereka yang bergulat dan bergumul di lumpur menjadi atraksi yang menarik dan menegangkan bagi warga yang menyaksikan. "Setiap tahun pasti ikut berebut benih padi," kata Paidi, petani yang tinggal di Desa Alasmalang.

Sementara itu Yanur Bramuda, Plt Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi kepada Kompas.com mengatakan tradisi kebo-keboan merupakan salah satu ritual unik yang ada di Kabupaten Banyuwangi yang akan segera dimasukkan kedalam salah satu warisan budaya nasional. "Sudah ada gandrung, seblang dan tumpeng sewu yang masuk di warisan budaya nasional. Dan rencananya tahun 2015 nanti ritual kebo-keboan ini akan kami daftarkan sebagai bentuk kepedulian terhadap tradisi yang ada," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com