Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gelap di Goa Pindul, Purnama di Kali Oyo

Kompas.com - 04/11/2014, 15:37 WIB
MENYUSURI gelapnya goa dengan mengambang di air sungai bawah tanah. Melewati dua air terjun, bertemu kunang-kunang, dan disambut malam bulan purnama. Itulah sensasi panorama Goa Pindul di Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Kami berpacu dengan senja menuju Goa Pindul pada awal Oktober lalu. Padahal, menyusuri Goa Pindul butuh waktu sejam. Keluar goa, mungkin hari sudah gelap. ”Tapi, kalau tidak takut dingin dan gelap, kami siap mengantar,” kata Kepala Pemasaran Panca Wisata Daryono (44). Panca Wisata merupakan salah satu penyedia jasa penyusuran Goa Pindul. Di sekitar Goa Pindul memang terdapat beberapa penyedia jasa yang siap dengan pemandu wisata dan peralatan ke Goa Pindul.

Sore itu matahari hampir terbenam. Kami pun lalu berganti pakaian dan mengenakan pelampung dan ban dalam (tube). Daryono menunjuk Harno (45) untuk memandu kami. Pelampung dan ban dalam kami perlukan untuk menyusuri Goa Pindul lantaran goa ini dilintasi sungai bawah tanah. Seluruh dasar goa terendam air sungai dengan kedalaman 5 meter sampai 12 meter.

Kami telentang di atas ban dalam yang sudah dikaitkan satu sama lain, sementara Harno menarik kami sembari berenang. Sepanjang menyusuri goa, Harno menceritakan detail goa. Goa dibagi tiga berdasarkan pencahayaan. Pertama, wilayah terang yang dapat dinikmati dengan mata telanjang. Di sini, pengunjung dapat leluasa melihat keindahan stalaktit dan stalagmit goa dengan jelas. Stalaktit yang bergantungan itu begitu memukau.

Kami lalu memasuki wilayah remang-remang. Harno mulai menyalakan senter untuk mengetahui jalan. Apalagi saat berada di wilayah gelap total, senter itu sangat membantu. Jika tidak ada senter, bisa jadi kami terbentur batu berbentuk tiang dengan diameter 1 meter. Batu itu tak lain adalah pertemuan antara stalaktit dan stalagmit yang menyebabkan lorong menyempit tinggal 1 meter.

Tiba-tiba, Harno mematikan senter. Gelap gulita pun menyelimuti goa. ”Gelap ini hanya sementara. Bayangkan betapa berat ujian saudara kita yang selamanya tak dapat melihat,” kata Harno.

Saya lalu teringat pada cerita Harno sebelum masuk goa. Nama Goa Pindul bermula dari cerita Joko Singlulung mencari ayahnya. Dia menelusuri goa dalam gulita, hingga suatu kali pipi Joko membentur dinding goa. Tercetuslah nama pindul akronim dari pipine kejendul bahasa Jawa yang artinya ’pipinya terantuk’.

Lambat laun kondisi makin terang seiring tarikan Harno. Terlihat lubang di atas kami yang kata Harno itu lubang surga. Saat tengah hari, sinar matahari menerobos lubang itu dan jatuh di permukaan sungai. Sinar yang berpadu dengan uap air menimbulkan efek kabut. Cantik. ”Itu yang kami sebut cahaya surga. Sayang kita tidak dapat menikmatinya karena sudah kesorean,” ujar Harno. Di bawah lubang itu kami mandi. Segar sekali.

Abdul Fatah (42), rekan seperjalanan, mengatakan, Goa Pindul unik lantaran hanya bisa dijelajahi dengan mengapung dan telentang. Dengan posisi itu memungkinkan kita menikmati langit-langit goa. ”Biasanya kalau menyusuri goa, kan, hanya melihat ke bawah atau samping,” kata Fatah.

Kunang-kunang dan rembulan

Petualangan belum rampung. Kami tertarik dengan tantangan untuk river tubing di Kali Oyo. Kali sepanjang 1 kilometer ini berjarak sekitar 1,5 kilometer dari Goa Pindul. Tiba di tepi sungai, suasana gelap gulita. Kami berjalan tertatih menapaki batu-batu sungai nan licin. Air sungai sedang surut dengan kedalaman sekitar 3 meter karena kemarau. Pada musim hujan, kedalaman air sungai bisa mencapai 10 meter.

Setelah mengikat ban dalam satu sama lain seperti di Goa Pindul tadi, kami kembali ditarik Harno menyusuri sungai. Dengan bantuan sinar senter, kami menikmati mengambang di air sungai yang hangat. Sesekali bintang gemintang terlihat di langit.

Di kanan-kiri sungai muncul cahaya kerlap-kerlip. Cahaya-cahaya itu melambung, lalu turun mendekati permukaan air sungai kemudian menghilang di antara semak-semak. Itulah kunang-kunang yang memperindah malam kami.

Jika kunang-kunang bertahan hidup, berarti udara sekitarnya tidak terpolusi. Begitu kata guru di sekolah saya dulu. ”Air Kali Oyo ini juga jernih dan bersih. Bisa untuk air minum,” kata Harno.

KOMPAS/MOHAMMAD HILMI FAIQ Mandi di bawah Air Terjun Pengantin di Kali Oyo.
Di tengah perjalanan, kami bertemu dengan dua air terjun. Warga menamakannya Air Terjun Pengantin. Konon, dahulu kala ada sepasang muda-mudi yang ingin menikah, namun tak mendapat restu orangtua. Mereka lantas mandi dan bertapa di air terjun ini hingga hati orangtua mereka luluh. Mandi di air terjun ini katanya juga memperlancar jodoh. Maka, beberapa rekan saya mandi.

Azan Isya lamat-lamat terdengar dari kejauhan ketika kami hampir sampai di pemberhentian river tubing. Kami dijemput mobil bak terbuka melintasi jalan persawahan. Di tengah jalan, bulan merah bulat muncul di antara dedaunan bambu. Badan kami kedinginan karena basah dan tertiup angin. Tapi hati hangat, sehangat senyum purnama itu.

Menghidupi warga

Wisata Goa Pindul dan paket river tubing Kali Oyo dibuka warga sekitar tahun 2000. Warga berhimpun dan bergotong royong membentuk penyedia jasa yang melayani pengunjung.

Para operator atau pemandu seperti Harno dilatih selama tiga bulan. Mereka kini mengusai kisah Goa Pindul, teknik berenang yang betul, serta pertolongan awal jika terjadi kecelakaan pada pengunjung.

Saat ini terdapat tak kurang dari sembilan penyedia jasa. Sekitar 150 keluarga mendapat nafkah dari berkembangnya penyedia jasa ini. Mereka memasang tarif Rp 35.000 untuk paket susur Goa Pindul dan Rp 45.000 untuk river tubing Kali Oyo. (MOHAMAD HILMI FAIQ)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Travel Update
Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Jalan Jalan
Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Jalan Jalan
 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com