Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/11/2014, 16:21 WIB
JARUM jam menunjukkan pukul 8 pagi, sekitar belasan petugas bersiap di dermaga sungai. Mereka sibuk menyiapkan menu sarapan pagi. Makanan yang mereka sajikan bukan untuk manusia, tapi bagi primata asuhan mereka, yaitu orangutan.

Keranjang-keranjang berisi bengkuang, timun dan jagung dinaikkan ke perahu. Setiap hari petugas menyuplai 300 hingga 400 kg makanan bagi orangutan yang ditempatkan di Pulau Kaja dan Pulau Bengamat, di Desa Sei Gohong, Palangkaraya, Kalimantan Tengah.

Tiga perahu kelotok meluncur menyusuri Sungai Rungan dan membelah hutan menuju Pulau Kaja dan Bengamat. Dua pulau yang dikelilingi sungai ini dipilih sebagai tempat pra pelepasliaran bagi orangutan peserta program rehabilitasi, sebelum mereka benar-benar dilepasliarkan ke hutan habitat aslinya.

Para petugas ini berasal dari Yayasan Borneo Orangutan Survival (BOS) Nyaru Menteng yang menjalankan program rehabilitasi dan introduksi orangutan.

“Di Pulau Kaja ada sekitar 49 individu dan di Pulau Bengamat sekitar 139 individu orangutan,” jelas Monterado Friedman, koordinator komunikasi Yayasan BOS Nyaru Menteng.

KOMPAS TV/ANJAS PRAWIOKO Dayu dan petugas orangutan di Nyaru Menteng, Kalimantan Tengah.
Sekitar 20 menit perahu tiba di Pulau Kaja. Petugas turun dan meletakkan keranjang buah di sebuah panggung kayu tempat orangutan makan.

“Buah-buah yuuk...,” teriak pertugas berulangkali.

Kalimat itu untuk memanggil orangutan sebagai petanda makanan sudah datang. Dan benar saja, satu per satu orangutan datang menghampiri dan mereka langsung menyantap makanan yang tersaji.

“Saya lihat mereka seperti sedang berkumpul di warung menikmati makanan, gerak-geriknya sama seperti kita. Kita tidak boleh terlalu dekat dan tidak boleh turun dari perahu,” kata Dayu Hatmanti, host Explore Indonesia yang tayang di Kompas TV, saat mengikuti kegiatan petugas memberi makan orangutan.

Orangutan yang masuk program rehabilitasi adalah orangutan yang terusir dari habitatnya dan kehilangan induknya, akibat kegiatan pembangunan manusia. Hutan banyak dibabat dan dialihfungsikan sebagai perkebunan kelapa sawit. Orangutan yang kehilangan rumah kemudian masuk ke ladang penduduk dan dianggap hama sehingga dibinasakan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com