Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Unik, Tradisi "Poka Kaba" di Lembah Kampung Bumbu

Kompas.com - 07/11/2014, 08:31 WIB
Kontributor Manggarai, Markus Makur

Penulis

Kelima, ritual” Ela Pantek”, ritual mengundang leluhur untuk masuk di rumah adat gendang. Keenam, ritual “Barong Rapu”, ritual meminta leluhur di pekuburan untuk sama-sama menyaksikan upacara adat di kampung tersebut dan dilaksanakan pada malam hari. Ketujuh, ritual Ela Wee, ritual mengundang seluruh warga Kampung dan sekitarnya untuk sama-sama menyaksikan dan memeriahkan ritual “Poka Kaba Congko Lokap” pada esok harinya. Lalu, kedelapan, puncaknya dari berbagai rangkaian upacara adalah Ritual “Poka Kaba Congko Lokap”, ritual membunuh seekor hewan kurban kerbau di tengah-tengah kampung.

Selanjutnya, ritual Congko Laca, ritual membersihkan rumah adat dan halaman kampung dari berbagai kotoran hewan atau membersihkan sisa-sisa kotoran hewan yang ada di dalam rumah maupun di sekitar rumah. Ini merupakan ritual penutup dengan dilambangkan seekor ayam jantan berwarna putih.

Hironimus Nawang, Budayawan Manggarai Raya, menjelaskan, tradisi “Poka Kaba Congko Lokap” merupakan tradisi yang diwariskan leluhur di Manggarai Raya dengan usia ribuan tahun dan masih dipertahankan dan diupacarakan di berbagai kampung di wilayah Manggarai Raya setelah rumah adat gendang selesai dibangun. Tradisi ini wajib dilaksanakan oleh warga suku, kampung dan komunitas sosial pasca rumah adat Gendang selesai dibangun.

KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Ritual Poka Kaba Congko Lokap di Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur.
Bahkan, upacara ini juga dilaksanakan saat meresmikan Kantor Bupati Manggarai Timur 2013 lalu. Dan juga pada peresmian Kantor Bupati Manggarai dan Manggarai Barat beberapa tahun lalu. Apabila rumah adat gendang sudah selesai dibangun dan tidak melaksanakannya maka leluhur akan memberikan teguran kepada warga suku dan warga kampung dengan berbagai bentuk. Bahkan, tandanya dalam mimpi, dalam pekerjaan dan dalam sekolah.

“Orang Manggarai Raya sangat dekat alam dan Sang Pencipta. Bahasa lokal Manggarai “Gendang Onen Lingko Peang” sebagai persatuan antara alam dan manusia. Jadi tradisi Poka Kaba Congko Lokap wajib diupacarakan di berbagai kampung di wilayah Manggarai Raya,” jelasnya.

Pastor Servulus Isak, SVD yang berasal dari kampung itu, menjelaskan, rumah adat Gendang bagi masyarakat Manggarai Raya adalah rumah persatuan dan persaudaraan yang sangat mendalam. Banyak manfaat Rumah adat Gendang bagi warga Manggarai Raya, di antara rumah itu sebagai tempat menyelesaikan persoalan adat, persoalan sosial kemasyarakatan.

KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Ritual memberi makan leluhur pada tradisi Poka Kaba Congko Lokap di Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur.
Pastor Servulus, mengatakan, sesama warga masyarakat saling mendidik berkaitan dengan kebijaksanaan dan kearifan-kearifan budaya yang positif yang diwariskan leluhur yang sudah meninggal dunia. Bahkan nilai-nilai budaya masyarakat Manggarai Raya dapat dipelajari dalam rumah adat gendang seperti tatacara ritual “Poka Kaba Congko Lokap” dan ritual-ritual lainnya.

“Ritual Poka Kaba Congko Lokap tidak ada di tempat lain di seluruh dunia dan hanya adat di kebudayaan orang Manggarai Raya. Saya minta generasi muda yang lahir di zaman global ini harus mempelajari budaya yang terus dipertahankan sepanjang masa ini,” jelasnya.

Pastor Servulus menjelaskan, berkat dari berbagai upacara adat di Kampung Bumbu Pupung sudah melahirkan 17 pastor yang tersebar di Keuskupan Ruteng, di Jakarta maupun menjadi misionaris di luar negeri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tips untuk Kembali ke Rutinitas Kerja Setelah Libur Panjang

Tips untuk Kembali ke Rutinitas Kerja Setelah Libur Panjang

Travel Tips
Pantai Jadi Tempat Wisata Terfavorit di Pulau Jawa Selama Lebaran 2024

Pantai Jadi Tempat Wisata Terfavorit di Pulau Jawa Selama Lebaran 2024

Travel Update
Kemenparekraf Tanggapi Turis Indonesia yang Rusak Pohon Sakura di Jepang

Kemenparekraf Tanggapi Turis Indonesia yang Rusak Pohon Sakura di Jepang

Travel Update
Aktivis Mogok Makan di Spanyol, Bentuk Protes Pembangunan Pariwisata

Aktivis Mogok Makan di Spanyol, Bentuk Protes Pembangunan Pariwisata

Travel Update
5 Tempat Wisata Dekat Masjid Al-Jabbar, Ada Mal dan Tempat Piknik

5 Tempat Wisata Dekat Masjid Al-Jabbar, Ada Mal dan Tempat Piknik

Jalan Jalan
5 Syarat Mendaki Gunung Rinjani, Pastikan Bawa E-Ticket

5 Syarat Mendaki Gunung Rinjani, Pastikan Bawa E-Ticket

Travel Tips
3 Tips Ikut Open Trip Pendakian Gunung Rinjani biar Tidak Zonk

3 Tips Ikut Open Trip Pendakian Gunung Rinjani biar Tidak Zonk

Travel Tips
Korban Open Trip, 105 Orang Gagal Mendaki Gunung Rinjani

Korban Open Trip, 105 Orang Gagal Mendaki Gunung Rinjani

Travel Update
Libur Lebaran 2024 Berakhir, Kunjungan Wisata di Gunungkidul Lampaui Target

Libur Lebaran 2024 Berakhir, Kunjungan Wisata di Gunungkidul Lampaui Target

Travel Update
Iran Serang Israel, Ini 8 Imbauan KBRI Teheran untuk WNI di Iran

Iran Serang Israel, Ini 8 Imbauan KBRI Teheran untuk WNI di Iran

Travel Update
Penerbangan ke Israel Terganggu akibat Serangan Iran

Penerbangan ke Israel Terganggu akibat Serangan Iran

Travel Update
Pesona Curug Sewu di Kendal, Air Terjun Bertingkat Tiga Jawa Tengah

Pesona Curug Sewu di Kendal, Air Terjun Bertingkat Tiga Jawa Tengah

Jalan Jalan
Iran Serang Israel, WNI di Beberapa Negara Timur Tengah Diminta Waspada dan Lapor ke Kemenlu

Iran Serang Israel, WNI di Beberapa Negara Timur Tengah Diminta Waspada dan Lapor ke Kemenlu

Travel Update
4 Villa Sekitar Tawangmangu Wonder Park Karanganyar, mulai Rp 600.000

4 Villa Sekitar Tawangmangu Wonder Park Karanganyar, mulai Rp 600.000

Hotel Story
Beri Makan Rusa di Rumah Dinas Wali Kota Pangkalpinang, Simak Aturan Pakannya

Beri Makan Rusa di Rumah Dinas Wali Kota Pangkalpinang, Simak Aturan Pakannya

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com