Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keunikan Ritual Kapu Agu Naka di Bumi Flores

Kompas.com - 12/11/2014, 14:12 WIB
Kontributor Manggarai, Markus Makur

Penulis

Lalu, warga mencari alternatif dengan meminta orang pintar dari kampung tetangga. Lalu, orang pintar melihat tanda-tanda itu bahwa warga Kampung Paang Lembor dari keturunan leluhur mereka lupa melaksanakan ritual “Kapu Agu Naka” atau ritual ucapan bersyukur sebagaimana yang dipesan leluhur zaman dulu.

Setelah mendengar saran dari orang pintar, tetua adat di Kampung Lembor menggelar ritual kecil di rumah adat Gendang Paang Lembor dan sepakat menggelar ritual besar yakni “Kapu Agu Naka”. Setelah upacara kecil di rumah adat gendang Paang Lembor, sejumlah warga yang sakit perlahan-lahan sembuh. Keturunan dari Empo Tok, jelas Benediktus, berkembang sampai di Kampung Kilor, Kampung Bangka Maring, Kampung Lingko Wae dan Paang Lembor sendiri. Paang Lembor sebagai pusatnya.

Benediktus menjelaskan, berkat dari doa para leluhur itu, berbagai pekerjaan yang dilakukan keturunannya selalu berhasil dalam sekolah, sehat, usaha pertanian berjalan lancar dan hasil panen padi berlimpah. Bahkan, rahmat itu menghasilkan tujuh orang sudah doktor. “Kami bangga ritual ini disaksikan oleh seorang Konsulat Australia di Bali saat berkunjung ke Pulau Flores,” ucapnya.

Seorang putra Paang Lembor, Dr Agustinus Bandur kepada Kompas.com di Kampung itu pada Juli 2014 menjelaskan, ada pesan dari Empo Tok dengan kata-kata seperti ini: “Eme Beka agu Buar, neka Ghemong Naring mori agu ngaran kudut kapu agu naka” yang artinya: "Kalau keturunan berkembang biak, jangan lupa mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa sebagai pemberi hidup."

KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Konsulat Australia memakai pakaian adat Manggarai Raya di Kampung Paang Lembor, Nusa Tenggara Timur pada Juli 2014.
Bandur menjelaskan, permohonan dari leluhur di Kampung Paang Lembor direstui Tuhan Yang Maha Kuasa sehingga keturunannya berkembang biak. “Saat acara ini digelar, saya undang Kedutaan Australia di Jakarta. Lalu, mereka mengutus seorang Konsulat Australia di Bali,” jelasnya.

Pada ritual itu ada tahap-tahap yang dilalui di antaranya, berdoa di kuburan leluhur, Barong Wae, upacara adat di mata air sampai puncak pada Paki Kaba atau bunuh kerbau yang berwarna belang-belang.

Menurut Bandur, di Kecamatan Lembor memiliki tempat wisata yang menarik, di antara persawahan Lodok atau persawahan berbentuk Sarang Laba-Laba, Istana Ular, hamparan persawahan Lembor, serta ritual-ritual adat yang masih sangat unik.

KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Keindahan pegunungan di Flores Barat, Nusa Tenggara Timur.
Untuk menuju ke wilayah Lembor tidak terlalu sulit karena berada di jalan Lintas Transflores Maumere-Labuan Bajo. Dari Labuan Bajo ditempuh dalam waktu 2 jam dengan kendaraan roda empat. Paang Lembor memiliki arti. "Paang" artinya pintu gerbang sedang "Lembor" adalah nama sebuah kecamatan. Jadi Paang Lembor adalah perbatasan antara Kabupaten Manggarai dengan Kabupaten Manggarai Barat.

“Banyak potensi wisata yang harus dikembangkan dan dipromosikan ke dunia luar sehingga wisatawan dapat menyaksikan ritual-ritual adat orang Manggarai Raya,” kata Bandur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com