Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Amboi Panoramanya, Setengah Mati Jalannya

Kompas.com - 12/11/2014, 16:54 WIB

Honor Mulyadi sebesar Rp 100.000 per hari. Namun, dia kerap menerima keluhan dari wisatawan mengenai buruknya infrastruktur. Jika infrastruktur mulus, kunjungan itu diyakini meningkat menjadi delapan rombongan per bulan.

Selepas Kecamatan Labuan (Pandeglang) menuju Kecamatan Sumur, sebagian jalan rusak. Kondisi jalan semakin parah menjelang Kampung Paniis. Jalan berbatu dengan lebar sekitar 4 meter. Saat berpapasan dengan sepeda motor saja, pengemudi mobil harus bersusah payah mengendalikan kendaraannya agar tak bersenggolan.

Potensi wisata

Asep (25), pegawai Ciputih Beach Resort, Desa Kertamukti, Kecamatan Sumur, mengungkapkan, jalan menuju penginapannya hanya berupa jalur berbatu-batu. Kendaraan harus melaju pelan-pelan atau dengan kecepatan sekitar 20 km per jam saja. Padahal, banyak wisatawan yang mengagumi keindahan Pantai Ciputih.

Di Kecamatan Sumur terdapat desa-desa dengan potensi wisata, seperti Sumberjaya, Tamanjaya, dan Kertamukti. Sumberjaya adalah lokasi perahu bertolak ke Pulau Peucang. Sementara di Tamanjaya, para wisatawan biasa berkeliling dengan kapal untuk menikmati laut yang masih bersih dan menanam terumbu karang.

Dalam pertemuan media yang diselenggarakan pengelola Tol Tangerang-Merak, PT Marga Mandalasakti (MMS), di Tangerang, Banten, pertengahan Juni lalu, terungkap, infrastruktur yang buruk menyebabkan banyaknya obyek daya tarik wisata (ODTW) di Banten tak bisa dikembangkan. Banten memiliki 204 ODTW.

”Hanya 100 ODTW yang berpotensi untuk dikembangkan. Sebagian besar ODTW yang tak berpotensi berada di Banten selatan,” kata Presiden Direktur PT MMS Wiwiek D Santoso.

Diskusi bertema ”Memotret Dinamika Masyarakat dan Pemerintahan di Provinsi Banten” hasil kerja sama harian Kompas dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten di Serang, akhir September lalu, membahas ketimpangan infrastruktur Banten utara dan selatan.

Pelaksana Tugas Gubernur Banten Rano Karno mengakui, pembangunan di Banten utara lebih pesat. Semua kawasan industri di Banten utara memicu pengadaan infrastruktur terpusat di wilayah itu. Di Banten terdapat delapan program strategis nasional yang umumnya dilaksanakan di utara.

Berdasarkan data Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Banten, paling tidak 163 km jalan di Banten selatan rusak. Di wilayah itu terdapat 347 km jalan provinsi, dengan 145 km di antaranya rusak. Adapun panjang jalan nasional di Banten selatan 128 km, dengan 18 km di antaranya rusak.

KOMPAS IMAGES/FIKRIA HIDAYAT Masjid di Kampung Lor di Kecamatan Labuan, Pandeglang, Banten, Sabtu (20/10/2011). Kampung ini sempat selamat dari sapuan tsunami letusan Gunung Krakatau 1883.
”Semua jalan provinsi (ditargetkan) sudah dalam kondisi baik pada 2016. Alokasi dana konstruksi perbaikan jalan Rp 1,1 triliun,” ujar Kepala Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Banten M Husni.

Menurut Husni, Pemprov Banten ingin memperbaiki semua infrastruktur, termasuk di Banten selatan, untuk menunjang sektor pariwisata. Namun, perbaikan dilakukan secara bertahap, seperti di jalur Saketi (Pandeglang) hingga Malingping (Lebak) dengan panjang jalan rusak mencapai 50 km.

”Total panjang jalan penghubung dari Banten tengah ke selatan itu 61 km. Perbaikan direncanakan selesai sebelum akhir tahun 2014 dengan anggaran Rp 322 miliar,” katanya. (Dwi Bayu Radius)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com