Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asita Yogya Harapkan Kepastian "Shuttle" Wisata Keraton

Kompas.com - 15/11/2014, 11:49 WIB

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Asosiasi biro perjalanan wisata di Yogyakarta memberikan apresiasi positif terhadap rencana "shuttle" wisata di kawasan Keraton Yogyakarta, namun tetap berharap adanya kepastian ketersediaan kendaraan tersebut untuk membawa wisatawan yang datang.

"Simulasi sudah dilakukan, namun kami berharap Pemerintah Kota Yogyakarta dan operator kendaraan wisata tetap memberikan ruang diskusi bagi kami untuk menyampaikan masukan seperti kepastian ketersediaan kendaraan untuk membawa wisatawan," kata Ketua Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (Asita) DIY Edwin Ismedi Himna di Yogyakarta, Jumat (14/11/2014).

Menurut dia, kepastian ketersediaan kendaraan wisata tersebut perlu menjadi fokus perhatian pemerintah daerah dan operator kendaraan terlebih pada saat puncak kunjungan wisata di Kota Yogyakarta.

Selama ini, lanjut dia, kawasan Keraton Yogyakarta masih menjadi tujuan wisata utama di Kota Yogyakarta sehingga obyek wisata tersebut tidak hanya dikunjungi oleh wisatawan domestik tetapi juga oleh wisatawan asing.

"Banyak wisatawan asing yang menghabiskan waktunya di Yogyakarta usai berkunjung ke Bali, khususnya dari Jepang. Mereka biasanya menghabiskan waktu satu hari di Yogyakarta sehingga masalah waktu menjadi sangat penting," katanya.

Saat simulasi "shutlle" wisata yang dilakukan pekan lalu, waktu tempuh dari Taman Parkir Ngabean menuju Keraton Yogyakarta adalah sekitar empat menit.

"Waktunya cukup. Harapannya, kendaraan wisata ini selalu tersedia sehingga tidak mengganggu jadwal kunjungan wisatawan di Yogyakarta," katanya.

Sementara itu, Sekretaris Forum Komunikasi Kawasan Alun-Alun Utara (FKKAU) Yogyakarta Krisnadi mengatakan, simulasi kendaraan wisata untuk kawasan keraton berjalan cukup baik. Rute kendaraan saat simulasi adalah dari Taman Parkir Ngabean menuju Pagelaran, Keben, Magangan, Taman Sari dan kembali ke Ngabean.

"Waktu tempuh sekitar 20 hingga 30 menit. Ada beberapa titik yang mengalami kepadatan lalu lintas seperti di Jalan Kauman dan Rotowijayan. Tetapi, kendaraan bisa berjalan dengan lancar," katanya.

FKKAU selaku operator kendaraan wisata, lanjut dia, masih melakukan penghitungan potensi wisatawan yang akan memanfaatkan kendaraan wisata tersebut.

"Pada intinya, kami memberikan pilihan moda transportasi saat bus yang digunakan wisatawan sudah tidak diperbolehkan parkir di Alun-Alun Utara seperti yang selama ini terjadi," katanya.

Bus pariwisata hanya diperbolehkan parkir di beberapa lokasi, salah satunya adalah Taman Parkir Ngabean. Wisatawan dapat memilih berbagai moda transportasi yang ada seperti becak, andong atau "shutlle" wisata untuk menuju sejumlah objek wisata di kawasan keraton.

"Kami tawarkan dengan sistem paket wisata ke objek wisata. Saat ini pun, biayanya belum ditetapkan," katanya.

Kendaraan wisata untuk kawasan keraton tersebut rencananya akan diujicobakan secara resmi saat penyelenggaraan Pasar Malam Perayaan Sekaten (PMPS) 2014.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com