Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menjaga Kekayaan Sorowako

Kompas.com - 19/11/2014, 10:04 WIB
INDONESIA dikenal sebagai negara kepulauan yang memiliki kekayaan, sumber daya alam yang sangat luar biasa.  Baik di laut maupun di darat. Pemanfaatan sumber daya alam diperkenankan selama tidak merusak lingkungan, menjaga kelestariannya dan yang pasti harus bisa memberikan manfaat yang besar bagi bangsa dan negara.

Tapi sayangnya,  kita masih sering mendengar cerita sedih dari masyarakat yang tinggal di sebuah tempat yang memiliki kekayaan alam yang melimpah.  Hal ini biasanya terjadi karena sumber daya alam diekploitasi sehingga menjadi komonitas yang bernilai ekonomi tinggi tapi tidak mampu mensejahterakan daerah dan masyarakatnya.

Kali ini, Explore Indonesia bertandang ke sebuah tempat yang bernama Sorowako. Kabarnya di desa yang terletak di Kecamatan Nuha, Provinsi Sulawesi Selatan ini menyimpan sumber daya alam mineral berlimpah dan sudah diekplorasi bertahun-tahun.

ARSIP KOMPAS TV Penebangan liar untuk membuka lahan kebun lada di Towuti, Sulawesi Selatan.
Pada tahun 1901 warga negara Belanda bernama Kryut menemukan bijih nikel di pegunungan Verbeek, yang mengitari Desa Sorowako. Ahli geologi Inco Limited, Flat Eles, pada tahun 1937 kemudian melakukan penelitian tentang endapan nikel tersebut.

Baru di tahun 1968, perusahaan INCO resmi melakukan kontrak kerja selama tiga puluh tahun.  Kemudian tahun 2006 Inco diakuisisi oleh PT Vale hingga sekarang.

PT Vale adalah sebuah perusahaan pertambangan nikel paling besar di Indonesia yang berlokasi di Desa Sorowako. Selama lebih dari 60 tahun, perusahaan tambang nikel tersebut mampu menyulap Sorowako yang terisolir, menjadi sebuah desa yang mampu menggerakan roda perekonomiannya hingga sejahtera seperti saat ini.

ARSIP KOMPAS TV Lada asal Sulawesi Selatan dikenal berkualitas tinggi, ukuran lebih besar dan harum.
Sebagai bukti,  secara kasat mata, tim Explore Indonesia melihat terpenuhinya kebutuhan infrastruktur seperti sarana transporttasi, listrik dan telekomunikasi. Sandang dan pangan mudah didapat. Sementara kebutuhan papan, seperti rumah-rumah permanen mendominasi pemukiman warga desa.

Untuk pemenuhan kebutuhan listrik saja, PT Vale membangun tiga pembangkit listrik tenaga air. Yang hasilnya tak hanya untuk kepentingan perusahaaan tetapi juga seluruh Kabupaten Nuha, Provinsi Sulawesi Selatan.

Tambang Nikel vs Kelestarian alam

“Mengambil hanya yang diperlukan,” begitu kata Direktur External Communcation PT Vale Indonesia Tbk saat ditanya Dayu Hatmanti, host Explore Indonesia mengenai proses penambangan bijih nikel. Artinya, dalam proses penambangan, mereka tidak mengeruk keseluruhan tanah melainkan memilahnya hingga mendapatkan yang mereka inginkan dan mengembalikan ke posisi awal tanah yang tidak lagi memiliki kandungan mineral.

Meski tak sesempurna kondisi awal, namun, berbagai upaya dikerahkan guna mengembalikan alam Sorowako menjadi serupa awalnya. Sebutannya adalah  reklamasi lahan. Beberapa tahapan reklamasi lahan yang telah dikerjakan perusahaan tambang tersebut. Mulai dari pengurukan lahan yang selama ini dikeruk, mengembalikan unsur hara tanah agar dapat  tanaman dapat tumbuh dan subur serta penanaman kembali tumbuhan-tumbuhan epidemi Sorowako.

ARSIP KOMPAS TV Kebun lada nan subur, sumber pundi-pundi kemasyhuran masyarakat Sulawesi Selatan.
Hingga saat in, sejumlah hutan hasil penanaman kembali dengan usia pohon lebih dari usia dua puluh tahunan telah tumbuh subur dan asri.

Masyarakat Mandiri

Perusahaan yang bertanggung jawab, harusnya tak hanya meninggalkan lahan reklamasi namun juga mampu  mempersiapkan masyarakat daerah agar mandiri pascakontrakkerja.  

Perlahan tapi pasti, PT Vale telah mempersiapkan masyarakat mandiri dengan memanfaatkan lahan mereka dengan berkebun lada.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com