Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melangkahkan Kaki di Jejak Peradaban Penang

Kompas.com - 25/11/2014, 15:49 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

BANGUNAN-bangunan tua bergaya Eropa yang berjejer di sepanjang jalan itu membuat pikiran melayang ke Kota Tua di Jakarta. Namun bersihnya jalan, teraturnya bangunan, dan rapinya tembok-tembok penyusun bangunan itu menyadarkan kembali kalau tempat tersebut adalah George Town, Penang, Malaysia.

George Town merupakan ibukota Penang yang terletak di Timur Laut Pulau Penang. Kota yang didirikan pada 1976 merupakan tujuan yang tepat bagi siapa pun yang ingin menikmati perpaduan budaya, seni, sejarah, dan keindahan arsitektur sekaligus.

Kota dengan luas 121 kilometer persegi itu juga dikenal dengan bangunan-bangunan keagamaan yang bersejarah seperti Gereja Saint George, Kuil Teochew, dan Mesjid Kapitan Keling. Atas keunggulannya itu, George Town dinobatkan sebagai Kota Warisan Budaya oleh UNESCO pada tahun 2008.

Saat menapaki kota tersebut, matahari seperti berada di atas kepala. Panas terasa membakar kulit. Kalaupun ada angin yang meniup, itu adalah angin panas nan lembab yang berasal dari lautan yang mengelilingi kota tersebut.

Namun peluh yang terus menetes tak sebanding dengan termanjakannya mata oleh keelokan yang berasal dari bangunan dan jalan-jalan sepanjang George Town. Kaki pun enggan untuk berhenti dan memilih untuk terus menderapkan langkah di jalan mulus dan bersih di George Town.

Bangunan pertama yang mencuri perhatian adalah The Whiteaways Arcade. Bangunan bercat putih gading itu dibangun sejak lebih dari 100 tahun yang lalu. Namun tembok dari bangunan tampak masih sangat kokoh dan terawat.

Kemudian, beberapa langkah dari sana, terlihat bangunan Logan Heritage. Bangunan bercat putih ini dulunya adalah gedung perdagangan bangsa Belanda. Kini bangunan-bangunan yang berada di Beach Street itu masih menjadi pusat bisnis di George Town.

Kebanyakan bangunan di George Town kini telah menjelma menjadi bank. Meski beberapa kali mengalami pemugaran, namun bentuk dan struktur bangunan tetap dipertahankan.

Tak jauh dari bangunan-bangunan dengan sentuhan arsitektur Eropa, di George Town juga memiliki bangunan-bangunan dengan sentuhan Tiongkok. Sebutlah bangunan Goonyin dan beberapa kuil kecil yang tersebar di jalan-jalan di George Town.

Selain itu, ada pula sebuah gang yang terdiri dari beberapa rumah peranakan Tionghoa. Gang tersebut didirikan di atas laut dengan ujung seperti dermaga.

Saat tengah berjalan-jalan santai di gang tersebut, Kompas.com berpapasan dengan banyak turis mancanegara yang juga menikmati lingkungan bersih dengan banyak lentera bertuliskan huruf Tiongkok itu.

Penang dikenal dengan kawasan yang multietnis. Tak hanya Tiongkok, populasi India di George Town juga cukup banyak. Rentetan toko yang menjual kain saree dan busana-busana khas India terlihat di sebuah kawasan bernama Little India.

Menurut Thoy Siew Ping, tourism executive dari Penang Global Tourism, peranakan India yang tinggal di George Town berasal dari budak-budak yang dibawa oleh Bangsa Inggris saat menjajah Malaysia ratusan tahun silam.

Thoy mengatakan, etnis di Penang hidup berdampingan tanpa harus saling mengganggu. Keberagaman itulah yang menjadikan kawasan itu menjadi lebih berwarna dan sarat seni dan budaya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com