"Sudah ada kesepakatan mengenai harganya. Tiket sekali jalan dipatok Rp 5.000 sedangkan tiket terusan ditetapkan Rp 10.000," kata Ketua Forum Komunikasi Kawasan Alun-Alun Utara (FKKAU) Muhammad Fuad di Yogyakarta, Selasa (25/11/2014).
FKKAU telah menetapkan tiga rute kendaraan wisata tersebut. Kendaraan wisata keraton itu akan memanfaatkan Taman Parkir Ngabean sebagai terminal pemberangkatan dan kedatangan wisatawan.
Rute pertama adalah dari Ngabean menuju ke Keraton Yogyakarta. Rute ini akan melewati Jalan Agus Salim, Kauman, Alun-Alun Utara, Keraton Yogyakarta dan kembali ke Ngabean.
Rute kedua adalah menuju Taman Sari. Kendaraan wisata akan melintasi Jalan Rotowijayan, Ngasem, Sompilan, Taman Sari dan kembali ke Ngabean.
Sedangkan rute ketiga adalah menuju Taman Pintar yang akan melalui Jalan Agus Salim, Kauman, Alun-Alun Utara, Jalan Ibu Ruswo, Jalan Brigjen Katamso, Taman Parkir Senopati, Titik Nol Kilometer dan kembali ke Ngabean.
Selain di Ngabean, sejumlah halte untuk titik naik dan turun penumpang juga sudah disiapkan yaitu di Alun-Alun Utara tepatnya di depan Gedung Persaudaraan Djemaah Haji Indonesia (PDHI), di sekitar Jogja Gallery, Sompilan, Taman Sari dan Taman Pintar. "Wisatawan pun bisa melakukan pembelian tiket di halte-halte itu," katanya.
Kendaraan wisata yang akan digunakan memiliki kapasitas delapan orang. Operator sudah menyiapkan lima unit kendaraan saat uji coba yang rencananya dilakukan mulai Jumat (28/11/2014) atau bersamaan dengan pembukaan Pasar Malam Perayaan Sekaten.
Fuad memaparkan, perizinan kendaraan wisata seperti trayek angkutan juga sudah dimiliki sehingga kendaraan tersebut sudah siap dioperasionalkan. "Hingga akhir tahun ini, akan kami upayakan menambahnya menjadi 10 unit dan pada tahun depan ada tambahan 10 unit lagi," katanya.
Bus pariwisata yang tidak lagi diperbolehkan masuk kawasan benteng Keraton Yogyakarta diharapkan memanfaatkan Taman Parkir Ngabean atau memanfatkan lokasi parkir alternatif seperti XT-Square, Kafe Pyramide di Jalan Parangtritis dan Pasar Niten di Jalan Bantul.
"Jika Ngabean sudah penuh, maka bus bisa melakukan drop off penumpang di Ngabean dan parkir di lokasi parkir alternatif. Kami siap jika mereka membutuhkan pemandu menuju lokasi parkir alternatif itu," katanya.
Kunjungan wisatawan menggunakan kendaraan wisata juga akan berdampak pada bertambahnya waktu kunjungan. "Harapannya, kendaraan wisata itu selalu ada, sehingga jadwal kunjungan yang sudah diatur bisa dijalankan dengan baik," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.