Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menjejakkan Kaki di Maratua, Pulau Terluar Indonesia

Kompas.com - 27/11/2014, 10:46 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

Menyusut di Era SBY

Direktur Konservasi KKP Agus Darmawan menyebutkan, tahun 2004, pihaknya telah mengusulkan perairan Berau, Pulau Maratua dan area laut salah satunya, untuk menjadi kawasan konservasi. Saat dideklarasikan 2005, luas wilayah konservasi mencapai 1,2 juta hektare. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sempat meluncurkan wilayah konservasi itu tahun 2006.

"Tapi di perjalanan rupanya ada penyesuaian. Tidak semua 1,2 juta hektare itu dijadikan konservasi, pemerintah menyesuaikan dengan kegiatan ekonomi masyarakat setempat yang juga ingin mencari ikan," ujar Agus.

Tahun 2013, luas wilayah konservasi pun menyusut hingga menjadi hanya 285 ribu hektare saja. Penyusutan itu, lanjut Agus, dengan memberikan sosialisasi yang kuat pada masyarakat untuk mencari ikan hanya dengan cara tradisional, bukan menggunakan pukat raksasa, bom atau racun ikan. Dengan demikian, nelayan tetap bisa mencari ikan, kelestarian biota laut tetap terjaga.

Aksebilitas

Segala keindahan itu memang tidak dapat dinikmati dengan mudah dan murah. Akses ke pulau itu cukup sulit dan mahal. Dari Kota Balikpapan, anda harus terbang ke Tanjung Redeb terlebih dahulu dengan waktu tempuh 1 jam. Dari sana, anda dapat langsung ke Pulau Maratua dengan menggunakan speedboat yang disewakan. Anda melewati Sungai Senggah kemudian tembus ke laut Berau.

Di muara, dikabarkan masih terdapat banyak buaya. Jika anda tidak mau berlama-lama di air, dari Tanjung Redeb anda bisa menempuh jalur darat ke Tanjung Batu selama sekitar 2,5 jam. Banyak yang menyewakan mobil di Tanjung Redeb. Dari Tanjung Batu, dilanjutkan ke Pulau Maratua dengan melalui jalur laut. Waktu tempuhnya sekitar 1,5 jam, tergantung cuaca.

Perjalanan Kompas.com dan rombongan di pulau tersebut tidak lama. Hanya sekitar dua jam saja. Kami hanya berfoto dan makan siang sekaligus mengobrol dengan penduduk setempat. Meski hanya menjejakkan kaki, pengalaman di pulau terluar itu sungguh luar biasa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com